Ditto 10

120 23 3
                                    

Pertunjukan Teater berlangsung meriah, diakhiri dengan rosie menerima karangan bunga dari banyak pihak dan tentu saja teriakan limchu yang menggelegar di ruang pertunjukan.

"pulang dengan apa bi? " tanya Woo

"taksi kak, aku harus mengantarkan limchu ke RS dan sepertinya akan menginap" jawab woobi yang langsung dijawab dengan gelengan oleh limchu

"kamu kan aku ajak nginap karena tidak ada yang mengantar pulang, kalau ada kak woo ya kamu diantar pulang sama kak woo lah pastinya, tapi nanti setelah dari RS ya" ujar limchu seraya mengerlingkan matanya, beruntung kak woo tidak sadar.

"yasudah kalau gitu, itu ada taksi, ayo naik"
Dan woo pun menghentikan salah satu taksi untuk mereka tumpangi.



Sepanjang perjalanan suasana awkward sangat terasa, beruntung jarak rumah sakit dan gedung kesenian tidak begitu jauh, sehingga mereka tidak terjebak dalam suasana ini terlalu lama.






"kak woo terimakasih ya, hati-hati menemani woobi pulangnya" ucap limchu setelah mereka sampai di depan rumah sakit.

"aku antar ke atas dulu chu" ajak woobi khawatir

"hush, sana, kamu selalu begitu padaku, berlebihan, padahal aku sudah oke-oke saja-

Lagian lift baru itu sepertinya cukup membantuku" ujar limchu terkekeh

Woobi menghela nafas "yasudah, aku sama kak woo pulang ya" yang dibalas dengan anggukan limchu dan langsung meninggalkan mereka untuk menuju ruang inapnya.

📻




Mereka memutuskan untuk berjalan kaki, suasana kota ini di tahun 1997 masih asri dan belum banyak kendaraan, lagipula jarak rumah sakit dan kontrakan woobi terlalu sayang untuk dihamburkan dengan membayar taksi lagi, lebih efisien jalan kaki.

Quality time nya dapet, pdkt-an dapet, obrolan pun semakin menyenangkan.



"gimana main Radio Qc? " tanya woo buka suara

"sudah mulai mengerti kak, karena teman Komunikasi ku ketua komunitas radio itu" jawab woobi

"Hyuk? "

"hahaha bukan kak, entahlah agak membingungkan" ujar woobi

"aku dan dia sama-sama memutuskan untuk menjaga privasi, dia bahkan tidak tahu namaku, dan aku juga tidak tahu namanya" lanjutnya

.
Woo disamping woobi hanya manggut-manggut tanda bingung dan mengerti bersamaan.










Kembali keterdiaman di malam sunyi menambah jauh perjalanan mereka.



Sampai akhirnya woobi yang masih asyik melihat lampu-lampu taman di malam hari dikejutkan dengan tangan kokoh dingin yang tenggelam di sekeliling jarinya.




Ia terkesiap dan berhenti sesaat, membuat woo yang sedang berjalan ikut terhenti.

"kak"

"iya, kenapa? " tanya woo semakin menggenggam erat tangan woobi, pipinya memerah menjalar ke telinga.






Bukan hanya woobi yang deg-degan, woo pun bahkan tak bisa menghilangkan rasa gugupnya.


"boleh kan?" lanjut woo. Kenapa setelah melakukan baru meminta izin kak?


Woobi hanya mengangguk dan membalas genggaman itu dengan lembut.

"cuaca sangat dingin hari ini, semoga genggaman tanganku bisa menyalurkan rasa hangat" gombal woo.

"jangan menggoda begitu kak" tangan woobi yang bebas langsung menggeplak lengan woo pelan.



Woo hanya terkekeh, tawa yang sampai ke matanya, poin ini sesungguhnya yang membuat woobi semakin jatuh cinta dengan pria di sampingnya itu.

Sampai akhirnya mereka di depan kontrakan woobi. Genggaman tangan mereka harusnya terlepas, tapi justru mereka hanya terdiam tidak ada yang bergerak.













Hingga lima menit berikutnya akhirnya woobi melepaskan genggaman tangan tersebut, berat sesungguhnya mengakhiri waktu kebersamaan dengan kak woo.

Tapi malam semakin larut dan woo masih harus meneruskan perjalanan menuju kontrakannya yang sesungguhnya berlawanan arah dengan kontrakan woobi.

"terimakasih kak, hati-hati dijalan" ujar woobi kemudian.

"langsung tidur ya, sudah cukup larut untuk mengerjakan tugas kalau ada. Besok kan hari minggu, gunakan juga untuk istirahat" kata woo yang dibalas anggukan woobi.

Woobi melambaikan tangannya dan membuka pagar rumah, masih ditunggu oleh woo sampai ia masuk ke dalam rumah. Belum sampai ia di depan pintu, woo kembali memanggilnya











"kwon Eunbi" woobi menoleh terkejut.

Kejutan apalagi ini, ia belum pernah mendengar kak woo memanggil namanya dengan nama lengkap.


Hal ini karena sifat jurusan arsitektur selama ospek, yaitu harus memiliki nama panggung, entah untuk apa tujuannya, katanya untuk nama desain.

Tapi memang pada akhirnya nama panggung yang menjadi panggilan sehari-hari, bahkan sampai dosen pun memanggil nama panggung.



Ia membalikkan badan dan melihat woo melambaikan tangan seraya menyerukan kata "selamat malam" tanpa suara, hanya gerakan bibir.

Melihat itu ia langsung berlari menuju pintu rumah dan bergegas masuk, sebelum ia menjadi agar-agar di depan kak woo.

Kwon eunbi

Kwon

Eun

Bi.

Selamat malam.

"aaarrrrgggghhhhh" teriak eunbi tak peduli teman-teman kontrakannya yang memandanginya dengan tatapan bingung, dan langsung berlari ke kamarnya.







Hari ini akan di tatto di ingatannya, tak akan pernah dilupakan, setua apapun dan sepikun apapun dirinya kelak. Itu janjinya. Janji kwon eunbi.

📻

📻

📻

📻

📻

📻

📻


Halloha semuanya,
Seperti biasa tak pernah bosan mengingatkan, kalau menemukan di tagar boleh di vote dan di baca ya. Ill appreciate all your feedback, whatever it is.


Sampai jumpa di next chapter of sky of love.

Oh ia, sudah ada satu nama terungkap di tahun 1997, Kwon Eunbi as Woobi arsitektur.

See you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

See you

Best regards
Xolovelymadam.

Sky Of Love || Kim YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang