"Hyung?"
"V, ini serius?"
"Kapan? Kenapa? Bagaimana bisa?"
"Nikah? Astaga .. ahh kepalaku sakit"
Mataku mengerjap kaget, pandanganku masih gelap tapi suara suara terdengar ricuh membuatku menyalakan lampu tidur.
"Terus yang sepupumu waktu itu sebenarnya istrimu?"
Suara itu lagi,segera duduk mengancing piyama sambil berjalan. Membuka dengan keras pintu, kakiku berjalan cepat menuju sumber suara. Seketika mematung, bukan hanya aku yang mematung tapi semua orang yang ada disitu, pas didepan foto pernikahanku dan orang itu Bangtan, Boy Band Group yang sedang dimasa masa emasnya.
Kakiku lemas mencoba meraih pegangan ditiang tangga. Semua menatapku tak percaya, hingga kulihat suamiku Taehyung berjalan mendekat. Mata kami saling menatap, seakan akan dia menyalurkan sesuatu yang menyuruhku untuk tenang.
Lengan dingin itu terasa dilenganku, menggenggamku erat menarikku untuk berdiri tegak.
"Masuk, ganti baju" seketika kusadar piyamaku transparan. Tapi kakiku lemas tidak bisa diajak kontrol untuk bergerak, menatapnya memelas. Memekik tertahan ketika lengan itu tiba tiba dibawah lututku dan melayanglah aku diudara. Digendongnya diriku, kuarahkan pandanganku kearahnya.
Satu persatu anak tangga dinaikinya membuatku mengeratkan peganganku dilehernya, takut jatuh. Kakinya terlihat membuka pintu dengan perlahan didudukkanku diatas tempat tidur.
Aku hanya terdiam, tidak mengerti dengan ini. Kenapa ada Taehyung dirumah? Padahal lima hari yang lalu masih berada di Amerika. Tapi yang aku herankan dia tidak sendirian, tapi bersama personil Bangtan .
"Pakai ini"
Saking tidak berdayanya diriku, sampai aku tidak tau kalau Taehyung sudah membuka lemari dan mencarikanku pakaian yang pantas. Sepotong kaos lengan panjang warna putih dan celana panjang warna hitam.
Ragu ragu kumembuka baju disini, kutatapnya seketika dia berbalik. Dengan segera kubuka baju dan kupakainya. Tak lupa rambutku kusisir dengan jemari seadanya.
"Kenapa oppa disini?" Taehyung berbalik menunduk menatap tubuhku setelah berganti baju, dia tersenyum sedikit dengan mata yang sedikit memerah entah itu mengantuk atau apa?
"Jujur, aku ingin jujur saja. Mereka juga keluargaku, walau kejujuran ini terlambat tapi aku punya harapan yang besar dengan kejadian ini. Kamu dihadapanku, bukan hanya aku yang melindungimu tapi akan mereka juga." Jawabnya.
"Aku takut" cicitku.
"Tenang, kalau perlu ada yang mesti dihukum, itu adalah aku"
"Malah hal itu yang aku takutkan" segera melepaskan jemarinya dan memalingkan wajah.
"Hei,, Jen lihat aku"
Telapak tangan menarikku kedepan, kulihat dia tersenyum manis.
"Satu kunci : tanggung jawab. Apapun itu yang akan terjadi, mau yang baik atau buruk sekalipun, walau aku dicaci makipun tidak apa. Yang jelas kamu tak terluka, kamu bahagia, aku adalah tamengmu, biar aku yang rusak. Cukup kamu diam dan peluk aku jika aku jatuh"
Sial, air mataku jatuh mendengarnya. Kenapa dia mesti jadi pria romantis begini, padahal dia orang yang egois, pemarah, suka mengatur dan semua hal menjengkelkan melekat pada dirinya. Tapi malam ini, satu hal yang kulihat dia bagaikan Anugrah Tuhan dimana aku akan bernaung, berlindung pada dia seorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Husband -Taennie
FanfictionHEI... KALIAN KALIAN YANG DILUAR SANA APA YANG KALIAN LIHAT DARINYA? ASTGA, KALAU KALIAN TAU ,,,, ahh,, sudahlah, biar aku saja yang rasakan