Octavi Silasveta cewek cantik yang punya darah korea dari sang nenek ini, sengaja traveling sendirian ke korea selatan untuk liburan. Untuk pertama kali nya Octa pergi sendiri ke Korea. Gaya gayaan baru juga dua kali ke Korea itu juga karena ada aca...
*** Aku mengerjap sebentar. Sedikit demi sedikit sinat mentari mulai mengusik tidurku. Entah berapa lama aku tidur. Ketika kulihat pintu bagasi mobil yang ku tumpangi mulai terbuka perlahan.
"Nuguseyo...!!!!" Dan suaranya bertambah tinggi nadanya.
Aku mulai panik sekarang, takut itu perasaan ku sekarang. Semakin mempererat pelukan pada tubuhku sendiri. Meringkuk seperti janin, aku memeluk kedua lututku. Menenggelam kan kepalaku di kedua lututku. Menangis sesenggukan.
"Mii..mianhae(maafkan aku)" Aku menjawab terbata di sela tangisku. Aku masih menunduk.
"Mianhae.. duwajuseyo (tolong aku)" aku memberanikan mendongakan kepalaku. Menatap sosok pemilik mobil yang kutumpangi. Air mata masih mengalir deras di pipiku.
"Ne.. jangan takut padaku. Siapa namamu?" Tanya Oppa cute di depanku ini. Mungkin dia iba padaku.
"Octa"
"Octa, apa kamu tersesat? Bisa ceritakan alasanmu tidur di bagasiku?" Oppa cute ini bertanya dengan muka menelisik ke arahku.
"Maaf, aku sembunyi dari perampok. Semua barangku hilang..hiks hiks. Aku hanya ingin berlibur disini hikss.. tapi semua barangku hilang.!!" Tu kan aku nangis lagi.
"Baiklah, aku akan menolongmu. Tinggal lah disini. Aku juga sedang butuh asisten. Kamu tau aku bukan orang kaya. Jadi hanya ini yang bisa aku bantu. Lagi pula kamu sepertinya lumayan bisa bahasa korea" Uchhh si Oppa ini udah cute, baik, senyumnya menawan tapi sayang agak gemulai.
"Gumawo.."
"Ayo turunlah. Keadaanmu sungguh buruk" Ajak si Oppa cute ini padaku.
Aku beranjak turun dari bagasi mobil. Mengikuti Oppa cute ini masuk ke rumahnya. Sederhana tapi nyaman.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebenernya ini sebuah keberuntungan atau kesialan yang tak berujung. Sekarang aku disini dengan keadaan yang bisa di bilang memprihatinkan. Gimana bisa di bilang baik coba, rambut acak acakan, sepatu cuma sebelah, baju udah lecek.
Dan aku tak tau ini di rumah siapa sekarang. Aku sedang menunggu seseorang untuk kembali kesini. Aku hanya disuruh untuk duduk diam di sini. Mau tak mau aku harus menurut. Mau gimana lagi coba. Aku juga butuh pertolongan sekarang.
