NABI IBRAHIM A.S

2.2K 189 2
                                    

Nabi Ibrahim ialah seorang nabi yang dilahirkan di tengah-tengah masyarakat jahiliyah yang musyrik dan kafir. Beliau adalah anak Azar yang masih keturunan Sam bin Nuh. Nabi Ibrahim dilahirkan pada tahun 2295 sebelum Masehi, di negeri Mausul.

Ayah beliau adalah seorang pembuat patung berhala dan beliau sendiri sangat membenci berhala-berhala itu. Ayah beliau memiliki seorang anak yang masih kecil bernama Ibrahim yang Allah karuniakan kepada sang anak tersebut hikmah dan kecerdasan sejak kecil. Beliau lahir pada zaman kerajaan Raja Namrud yang mengaku dirinya sebagai Tuhan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
Dan sesungguhnya telah Kami anugerahkan kepada Ibrahim hidayah kebenaran sebelumnya, dan Kami mengetahui (keadaan)nya.” (QS. Al Anbiyaa’: 51)

• Kisah Nabi Ibrahim dan Raja Namrud

Berlanjut ketika beliau yang masih bayi harus diasingkan karena raja Namrud yang memerintahkan semua orang untuk membunuh semua bayi laki-laki di negerinya.

Karena takut dirinya akan tumbang oleh seorang lelaki yang diutus Allah SWT. Sehingga guna menyelamatkan diri dan juga tahtanya, ia pun menyuruh semua warga untuk membunuh semua bayi laki-laki yang ada.

Namun atas izin Allah SWT, Nabi Ibrahim selamat dan setelah beliau dewasa dan dapat berpikir manakah Tuhan yang patut untuk disembah.

Sampai akhirnya dirinya kembali ke tengah masyarakat dan melihat semua orang seperti gila pada patung.

Hampir setiap rumah dan tempat-tempat umum dipenuhi patung berhala agar dapat menyembah setiap waktu. 

Saat usianya semakin dewasa, mulailah ia memikirkan siapakah Tuhan yang berhak disembah, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan petunjuk kepadanya sehingga dia dapat mengenal Allah, Tuhannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga menjadikannya sebagai Nabi dan Rasul kepada kaumnya untuk mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya, mengeluarkan mereka dari menyembah patung dan berhala menuju penyembahan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga menurunkan suhuf (lembaran) kepada Nabi Ibrahim yang di dalamnya terdapat adab, nasihat, dan hukum-hukum agar beliau menunjuki kaumnya, mengajarkan kepada mereka dasar-dasar agama, serta menasihati mereka untuk taat kepada Allah, Tuhan mereka. Mengikhlaskan ibadah kepada-Nya dan menjauhi segala perbuatan yang bertentangan dengan akhlak yang mulia.

Saat Nabi Ibrahim ‘alaihissalam pulang ke rumahnya, ia menemui ayahnya dan berkata :
Wahai ayahku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikit pun?
Wahai ayahku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus.
Wahai ayahku, janganlah kamu menyembah setan. Sesungguhnya setan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.
Wahai ayahku, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, sehingga kamu menjadi kawan bagi setan.
(QS. Maryam: 42-45)

Namun ayahnya menolak ajakan anaknya, yaitu Ibrahim ‘alaihissalam. Sambil marah ia berkata :
“Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, wahai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku untuk waktu yang lama”.(QS. Maryam: 46)

Tetapi Nabi Ibrahim bersabar menghadapi sikap keras ayahnya, bahkan membalasnya dengan sikap sayang dan berbakti, ia berkata :
Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku. Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang kamu seru selain Allah, dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku”. (QS. Maryam: 47-48)

KISAH PARA NABITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang