BONUS : KISAH CINTA MUHAMMAD & AISYAH

1.2K 102 1
                                    

Aisyah binti Abu Bakar Asshiddiq adalah salah satu perempuan yang paling penting dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW. Ia dilahirkan di Makkah, sekitar tahun kedelapan sebelum Hijriah. Beliau lahir empat tahun setelah diangkatnya Muhammad menjadi seorang Nabi.

Ibu beliau bernama Ummu Ruman binti Amir yang meninggal dunia pada waktu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup yaitu tepatnya pada tahun ke-6 H. Aisyah dikenal sebagai periwayat hadis terbesar pada masanya. Dia juga merupakan seorang yang cerdas, fasih dan mempunyai ilmu bahasa yang tinggi.

Ketika Khadijah meninggal dunia, Rasulullah merasa amat sedih. Saat tekanan kesedihan mereda, beliau sering mengunjungi rumah sahabatnya, termasuk Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Saat itu ia berkata :
Wahai Ummu Ruman, jagalah Aisyah anak perempuanmu itu dengan baik dan peliharalah dia.”

Karena pesan Rasulullah ini, Aisyah jadi punya kedudukan istimewa dalam keluarganya. Sejak Abu Bakar masuk Islam hingga masa hijrah, Rasulullah selalu mengunjungi rumah Abu Bakar dan keluarganya. Hingga akhirnya Rasulullah pun menikahi Aisyah atas petunjuk Allah. Aisyah sudah memiliki garis takdir penting dalam perjalanan hidupnya dan Islam. 

Aisyah memiliki paras yang cantik dan berkulit putih, sebab itulah ia sering dipanggil dengan “Humaira ”. Selain cantik, ia juga dikenal sebagai seorang wanita cerdas yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mempersiapkannya untuk menjadi pendamping Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mengemban amanah risalah yang akan menjadi penyejuk mata dan pelipur lara bagi diri beliau. Suatu hari Jibril memperlihatkan (kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) gambar Aisyah pada secarik kain sutra berwarna hijau sembari mengatakan :

Ia adalah calon istrimu kelak, di dunia dan di akhirat.” (HR. At-Tirmidzi (3880)).

Akhirnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahi Aisyah dua tahun sebelum hijrah melalui sebuah ikatan suci yang mengukuhkan gelar Aisyah menjadi ummul mukminin, tatkala itu Aisyah masih berumur enam tahun. Lalu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membangun rumah tangga dengannya setelah berhijrah, tepatnya pada bulan Syawwal tahun ke-2 Hijriah dan ia (Aisyah) sudah berumur sembilan tahun.
Aisyah menceritakan :

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahiku pasca meninggalnya Khadijah sedang aku masih berumur enam tahun, dan aku dipertemukan dengan Beliau tatkala aku berumur sembilan tahun. Para wanita datang kepadaku padahal aku sedang asyik bermain ayunan dan rambutku terurai panjang, lalu mereka menghiasiku dan mempertemukan aku dengan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Lihat Abu Dawud: 9435).

Aisyah bercerita :
Suatu waktu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang untuk menemuiku sedang aku tengah bermain-main dengan gadis-gadis kecil. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadaku : Apa ini wahai Aisyah.
Lalu aku katakan : Itu adalah kuda Nabi Sulaiman yang memiliki sayap.”

Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun tertawa. (HR. Ibnu Sa’ad dalam Thabaqat (8/68), lihat Shahih Ibnu Hibban (13/174))

Suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berlomba lari dengan Aisyah dan Aisyah menang. Aisyah bercerita :

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berlari dan mendahuluiku (namun aku mengejarnya) hingga aku mendahuluinya. Tetapi, tatkala badanku gemuk, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajak lomba lari lagi namun beliau mendahului.
kemudian beliau mengatakan :
“Wahai Aisyah, ini adalah balasan atas kekalahanku yang dahulu.” (HR. Thabrani dalam Mu’jamul Kabir 23/47), lihat Al-Misykah (2.238))

KISAH PARA NABITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang