Khadijah binti Khuwailid bin Asad. Beliau dilahirkan di Mekah tahun 68 sebelum hijrah. Ia berasal dari keluarga bangsawan Quraisy. Ibunya bernama Fatimah binti Zaidah. Khadijah dididik dengan akhlak mulia dan terhormat sebagai seorang wanita. Sehingga tumbuhlah ia dengan karakter yang kuat, cerdas, dan menjaga kehormatan.
Khadijah sendiri dikenal sebagai sosok wanita rupawan, terpandang dan dari kalangan orang berada di masyarakat Arab. Dia adalah salah satu wanita paling mulia waktu itu. Dia juga wanita yang cantik dan memiliki kekayaan yang cukup banyak, menjadi wanita pengusaha terkemuka. Ia bekerja sama dengan laki-laki untuk bagi hasil barang dagangannya. Karena laki-laki lah yang terbiasa bersafar ke Syam untuk berdagang. Sedangkan wanita-wanita di masa itu tidak terbiasa keluar-keluar menuju tempat yang jauh. Inilah tradisi Arab kala itu, hal ini juga sesuai dengan sifat menjaga kesucian diri yang beliau miliki.
Menikahinya akan menjadi prestasi yang hebat bagi siapa pun. Memang, beberapa pria paling menonjol dan kaya di masyarakat Arab saat itu telah meminta untuk mempersunting Khadijah. Namun, dia menolak semuanya. Setelah menjadi janda, dia sudah kehilangan hasrat untuk menikah lagi. Sampai akhirnya, seorang lelaki kemudian masuk ke dalam hidupnya.
Hari-hari terus berlalu, hingga Khadijah mendengar kisah tentang seseorang yang bernama Muhammad bin Abdullah. Dia adalah pemuda berusia 25 tahun. Seorang laki-laki yang berakhlak mulia. Jujur lagi terpercaya. Jarang sekali terdengar di masa jahiliyah ada seorang laki-laki memiliki sifat sedemikian mulia. Ia kirim seseorang untuk menawarkan kerja sama dagang menuju Syam. Ia berikan barang kualitas super, yang tidak ia percayakan kepada pedagang lainnya.
Ketika Khadijah dan Muhammad telah sepakat bekerja sama, Khadijah menyertakan seorang budak laki-lakinya yang bernama Maisaroh untuk membawa barang dagangan itu hingga ke Syam. Di daerah Romawi itu, Muhammad bin Abdullah berteduh di bawah pohon dekat dengan kuil milik seorang pendeta. Si pendeta datang mendekati Maisaroh. Ia berkata :
"Siapa laki-laki yang berteduh di bawah pohon itu?."
"Ia seorang laki-laki Quraisy dari penduduk al-Haram." Jawab Maisaroh.
Si pendeta berkata lagi :
"Tak seorang pun yang singgah di bawah pohon ini kecuali seorang Nabi."Kemudian Rasulullah mulai menjual barang dagangannya dan membeli barang lainnya yang beliau inginkan. Sesampainya di Mekah, beliau menemui Khadijah dengan hasil keuntungan dagangnya. Kemudian Khadijah membeli barang bawaannya. Beliau pun mendapatkan untung berkali lipat.
Sementara itu Khadijah bertanya kepada budak yang dia utus bersamanya, tentang muhammad dan tingkah lakunya, selama melakukan perjalanan bisnis. Maisaroh sangat takjub pada Muhammad. Maisaroh mengabarkan tentang kemuliaan akhlak Muhammad bin Abdullah dan sifat-sifatnya yang istimewa, yang ia lihat saat bersafar bersama. Lalu ia berkata :
"Pemuda ini adalah pria paling baik dan paling lembut yang pernah saya temui. Tidak pernah dia memperlakukan saya (budak/pelayan) dengan kasar, seperti yang dilakukan orang lain."
"Dan saat mereka berjalan di tengah gurun yang panas, Maisaroh memperhatikan bahwa awan terus mengikuti mereka sepanjang waktu, melindungi mereka dari terik matahari."
Pengusaha wanita itu cukup terkesan dengan pegawai barunya (Muhammad) yang ia dengar dari budak yang ia utus bersama Muhammad. Semua ini sudah cukup baginya.
Pada awalnya, Khadijah merupakan mitra kerja Nabi Muhammad SAW saat berdagang. Dari situlah, Khadijah melihat sosok Nabi Muhammad SAW yang baik, jujur, dan patut di tauladani, sehingga membuat Khadijah tertarik padanya.
Bara cinta di hatinya yang sempat padam kembali dinyalakan lagi, dan dia memutuskan untuk menikahi pemuda yang 15 tahun lebih muda daripadanya. Sebelumnya Khadijah telah menikah dua kali. Pertama menikah dengan Atiq bin A'id al-Makhzumi, kemudian ia meninggal. Dan yang kedua, dengan Abu Halah bin Nabbasy at-Tamimi, yang juga meninggal. Tapi dari Abu Halah, ia mendapatkan seorang putra yang bernama Hind bin Abu Halah. Setelah itu, Khadijah menutup hatinya dari semua laki-laki. Ia tak ingin lagi menikah dan memutuskan hidup sendiri. Tapi, cerita-cerita tentang Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yang ia dengar dari orang-orang dan dari Maisaroh menggoyahkan keteguhannya. Ia begitu kagum dengan seorang laki-laki yang begitu mulia akhlaknya. Tidak hanya mendengar, ia pun membuktikkan dan "mengujinya" dengan mengajak kerja sama dalam masalah uang. Semakin tampaklah amanah dan sifat-sifat mulia lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH PARA NABI
RandomPada kesempatan kali ini saya ingin memposting cerita tentang nama-nama 25 Nabi dan Rasul beserta kisahnya. Memang postingan ini terlihat sederhana tetapi kita juga harus mengetahui nama-nama nabi yang wajib kita ketahui dan tentunya bagaimana kisah...