Part 2

1.7K 104 0
                                    

1 Minggu kemudian...

Di ruang klub karate, seorang pelatih karate berkata...

" Kamu maju. "

" Iya coach. "

" Nama kamu siapa? "

" Vito coach. "

" Kamu kelas berapa? "

" Satu coach. "

" Apa kamu dulu pernah ikut karate sebelumnya atau ini yang pertama kalinya? "

" Dulu saya pernah ikut karate
coach. "

" Sampai sabuk apa? "

" Sabuk Hitam coach. "

" Bagus. Kalau gitu kamu harus buktikan sabuk Hitam kamu itu sama saya dan semua teman-teman kamu yang ada di ruangan ini. Kamu harus melawan sang juara karate di SMU ini. "

" Baik coach. "

" Isella maju, sekarang kamu bertanding dengan Vito. "

" Siap coach. "

" Isella? "

Ucap Vito berbicara sendiri di dalam hati sambil terus menerus menatap wajah Isella. Isella yang melihatnya langsung berkata...

" Woi, ngapain loe lihatin gue? Kagum sama kecantikkan gue? Atau loe mau tebar pesona sama gue? Mau mati loe...!!! "

" Isella cukup...!!! Ayo pertandingan nya di mulai. "

" Iya coach. "

Isella dan Vito pun bertanding karate dan hasilnya seri. Pelatih karate Isella dan Vito sangat senang sekali melihat nya dan berkata...

" Isella, Vito, mulai hari ini kalian berdua bantu saya melatih anggota baru dan semua teman-teman kalian yang ada di club karate ini? "

" Iya coach. "

Isella dan Vito bersama-sama latihan karate dan membantu pelatih melatih teman-teman mereka di sekolah. Setelah selesai, Isella cepat-cepat mengemasi semua barang-barangnya. Vito yang melihatnya cepat-cepat mendekat dan berkata...

" Isel tunggu? "

Isella melihat ke arah sumber suara dan langsung berkata...

" What? Loe panggil gue tanpa embel-embel kak atau mbak? Nggak sopan banget loe jadi adik kelas. Gue ini senior loe...!!! "

" Memangnya apa masalahnya sih? Umur kita kan cuma beda 1 tahun. Lagi pula, semua cowok itu gengsi kali harus panggil kak atau mbak sama senior perempuan di sekolah. "

" Belagu banget loe mentang-mentang loe di club karate udah sabuk Hitam, pertandingan kita berdua tadi seri dan loe di pilih coach melatih teman-teman sama seperti gue. "

" Nggak gitu juga kali, Isel. "

" What? Isel? Lagi-lagi loe panggil gue Isel, sok akrab banget loe. Yang panggil gue Isel cuma nyokap gue. Udah ach, males gue ngomong sama junior belagu kayak loe. Mendingan gue pulang...!!! "

" Isel tunggu...!!! Gue pengen tanya sesuatu sama loe. "

" Sorry, gue sibuk...!!! Gue nggak punya waktu buat cowok nggak penting kayak loe...!!! "

Isella cepat-cepat pergi ke parkiran dan mengendarai sepedanya menuju ke suatu tempat. Vito yang melihatnya tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut dan langsung mengikuti Isella dari belakang dengan motornya. Sesampainya di sebuah tempat, Isella yang kaget melihat Vito langsung berkata...

" Ngapain loe ikutin gue? Mau jadi stalker loe? "

" Sorry, sebenarnya gue nggak maksud ikutin loe dan jadi stalker loe, gue cuma pengen tanya sesuatu hal yang penting sama loe. "

" Mau tanya apaan sih loe? Sorry, gue nggak punya waktu buat loe. Gue harus buru-buru kerja. "

" Kerja? "

" Loe kerja apaan? Jadi pelatih karate anak-anak kecil di tempat ini? "

" Iya. Kenapa? Aneh? Heran? "

" Ya iyalah. Isel, ada lowongan pekerjaan buat gue nggak di tempat ini? Gue pengen jadi pelatih karate anak-anak kecil juga sama seperti loe. "

" What? Nggak ada lowongan pekerjaan jadi pelatih karate buat loe...!!! Pulang sana loe...!!! Ganggu gue aja loe...!!! "

Takut Patah Hati (1-28 End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang