Sc. Pesan Grup WhatsApp
Hasan Al Bashri rahimahullah berkata:
"Dunia itu hanya tiga hari. Kemarin, yang tak kan terulang. Besok, yang belum tentu menemuinya. Hari ini, tempat menabung amalan kita"
Begitu dalam untaian nasehat dari seorang ulama salaf, Hasan Al Bashri rahimahullah diatas. Ya betul, dunia itu hanya tiga hari saja kawan. Tidaklah lama sebenarnya, begitu amat singkat. Kita harus memanfaatkan waktu yang singkat tersebut, untuk satu tujuan.
Tujuan apakah itu?
Meraih ridho Allah Ta'alaa, dengan cara beribadah kepada-Nya sesuai tuntunan Al Qur'an dan Sunnah.
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku."
(QS. Adz Dzariyat : 56)
Mari kita coba maknai nasehat dari Hasan Al Bashri rahimahullah diatas...
KEMARIN, yang tak kan terulang. Begitu banyak rangkaian kejadian dan aktifitas yang kita lalui di hari kemarin. Ada yang manis, tetapi tak sedikit yang pahit. Ada yang meninggalkan kesan bahagia, tetapi tak jarang yang berujung sedih. Namun setelah semuanya terjadi, maka akan berlalu.
Sebenarnya kita hanya perlu untuk mengambil hikmah dan mensyukuri dari apa yang telah kita alami dan lakukan, apapun bentuknya. Karena bisa jadi yang pahit dan menyedihkan, mampu untuk menjadikan pribadi kita lebih taat dan kuat. Sebaliknya, yang manis dan bahagia, justru dapat menjerumuskan kita kepada kelalaian dan kehinaan.
Maka mohonlah kepada Allah, agar kita diberikan hati yang bening dan hidup, agar mampu mengambil hikmah dan pelajaran yang bermanfaat. Ya Allah, lunakkanlah hati kami dengan mengingat-Mu dan bersyukur kepada-Mu...
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui."
(QS. Al Baqarah : 216)
BESOK, yang belum tentu menemuinya. Adakah yang bisa menjamin kita masih bisa berjumpa dengan hari besok? Tidak ada seorang pun, melainkan hanya Allah Ta'alaa semata yang Maha Mengetahui.
Nasehat ini menghadapkan diri kita kepada satu hal penting; lakukanlah yang Allah dan Rasul-Nya sukai, sebaik-baiknya, dan saat ini juga. Karena kita tidak pernah tau, apakah kita masih bisa menemui hari besok untuk melakukannya, ataukah itulah yang terakhir bisa kita lakukan.
Para ulama salaf berkata:
"Termasuk salah satu tanda hamba dibenci Allah adalah dia menyia-nyiakan waktu."
Dan mereka (para salaf) sangat bersungguh-sungguh untuk tidak melewatkan satu hari atau sebagian hari tanpa membekali diri mereka dari hari itu dengan ilmu yang bermanfaat atau amalan shalih, supaya tidak berlalu (habis) umur mereka dengan sia-sia dan terbuang dengan percuma.
HARI INI, tempat menabung amalan kita. Hari yang sedang kita jalani saat ini, adalah kesempatan emas untuk mengisinya dengan ketaatan dalam bentuk amal ibadah. pastikan yang wajib tak terlewat, dan perbanyaklah mengerjakan yang sunnah.
Besar kecilnya ibadah, tergantung pada niat dalam hati kita. Kita tidak pernah tau, amalan mana yang nanti akan membawa kita masuk ke dalam surga. Tugas kita hanya fokus beribadah serta memastikan lurusnya niat hanya pada Allah Ta'alaa.
Jangan sia-siakan waktu kita dengan hal-hal yang tidak membawa manfaat, terlebih bagi akhirat kita kelak. Apalagi saat tubuh masih diberikan nikmat sehat, optimalkan untuk beribadah hanya pada-Nya.
Pada akhirnya, setelah kemarin tak dapat diulang, besok tak tentu berjumpa, maka manfaatkanlah sebaik mungkin hari ini.
"Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang".
(HR. Bukhari, dari Ibnu 'Abbas)
Berbekalah dengan ketakwaan karena engkau tidak tahu, apabila malam telah gelap apakah engkau akan hidup esok hari?
• Betapa banyak orang yang sehat meninggal tanpa didahului sakit.
• Dan betapa banyak orang yang sakit ternyata hidup lama.
• Betapa banyak seorang pemuda sore dan pagi harinya dalam kondisi aman, padahal kain kafannya telah digunting dan dia tidak mengetahuinya.Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
"Keuntungan terbesar di dunia adalah engkau menyibukkan dirimu setiap saat dengan sesuatu yang paling utama dan bermanfaat untuk kehidupan akhirat. Bagaimana dikatakan berakal seseorang yang menjual Surga dan kenikmatan di dalamnya dengan syahwat (kesenangan dunia) yang hanya sesaat."
Beliau juga berkata:
"Menyia-nyiakan waktu lebih lebih berbahaya dari pada kematian, karena menyia-nyiakan waktu memutuskanmu dari Allah dan akhirat, sedangkan kematian memtuskanmu dari dunia dan penghuninya."
Wallahu a'lam bishowab. Barakallahu fiikum...
✍ Oleh: Ustadz Abu Fawwaz Ade Fahrizal
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Islami
SpiritualKumpulan catatan islami yang kutemui di banyak blog karya blogger. Saya cuma membagikannya dengan disertai sumber. Semoga bermanfaat.. :) 4 Juli 2019 *Slow updated