16

19.6K 1.1K 33
                                    

Plak

Kepala Raja tertoleh dengan kuat ke samping, Abel menamparnya begitu kuat.

Abel menatap Raja dengan tatapan nyalangnya, wajahnya terlihat meringis sakit, tangan yang di gunakannya untuk menampar Raja bergetar kecil, rasanya sakit, dan perih berkocol menjadi satu di sana. Lalu apa kabar dengan pipi Raja yang baru saja ia tampar?

Raja, laki-laki itu terdiam, sedikit terkejut karena mendapat tamparan kuat tak terduga dari Abel.

Melihat raut wajah Abel yang menahan rasa sakit, dan panas di telapak tangannya, Raja menghembuskan nafasnya kuat, walau di dalam sana, pipi bagian dalamnya terasa sedikit berdenyut sakit.

"Nggak sakit, Sayang. Sumpah, rasa tampar kamu enak, bikin gairah aku malah melonjak naik, naik sampe puncak."Raja mengambil lembut telapak tangan Abel, membawa ke pipinya yang tertinggal jejek kemerahan karena bekas jari lentiknya. Mengelus lembut, dan Raja menikmati usapan lembut telapak tangan Abel yang di mainkan, dan di gerakkan sendiri oleh laki-laki itu.

"Ahhh.."desahan berhasil lolos dari mulut Raja.

Laki-laki itu benar-benar gila, hanya sapuan lembut tak berarti di pipi tirusnya, membuat ia berhasil mengeluarkan desahan nikmatnya.

Ah, lembut, nyaman, apapun sebutannya itu intinya Raja merasa bagai berada dalam surga saat ini.

Sapuan telapak tangan Abel, begitu lembut di pipinya yang perih. Kedua matanya terpejam erat, mulutnya merintih kecil, karena rasa sakit, dan geli yang berpadu menjadi satu saat ini di pipinya, ah tidak. Seluruh tubuhnya terasa hangat, dan bergidik, bagian terkecil dari tubuh Abel begitu pintar membuat dirinya bereaksi sampai sejauh ini, padahal Abel tidak melakukan apa-apa padanya, demi Tuhan, telapak tangan Abel hanya menyentuh pipinya, itu'pun di gerakkan oleh tangannya sendiri, kenapa Abel membawa pengaruh besar untuk dirinya. Sial! Ia benar-benar telah menjadi budak cinta seorang anak bau kencur, tapi anak bau kencur itu telah memberi ia seorang anak yang tampan , dan pintar.

"Lepaskan tanganku,"desis Abel sambil menarik tangannya yang di kurung oleh Raja di pipinya.

Sontak ucapan Abel, membuat kedua mata Raja terbuka nyalang.

"Tidak akan. Pasti tanganmu sakit. Kalau ingin menyakitiku, jangan menggunakan bagian tubuhmu. Itu hanya membuat kamu sendiri kesakitan, Bel."Ucap Raja lembut.

Tanpa menghiraukan ucapan Abel, Raja menurunkan telapak tangan Abel yang menempel di pipinya.

Telapak tangan Abel yang terbuka lebar, di tatap sedemikian dalam oleh Raja.

Raja meringis, telapak tangan lembut wanitanya berwarna merah. Pasti tangan Abelnya sakit, dan perih.

Pipi sialan, Abelku terluka karenamu! Umpat Raja untuk dirinya sendiri. Demi Tuhan, sebesar biji kedelai'pun, Abel tidak boleh terluka sedikit'pun. Tidak boleh.

Raja menjongkok, lalu tanpa di duga Abel, Raja meniup lembut telapak tangannya, seketika rasa hangat mulai menjalar di sana, dingin, dan sejuk, ah bahkan seluruh tubuh Abel merasa nyaman, bagai ada angin sejuk yang mengguyur tubuh setengah telanjangnya saat ini.

Slep

Abel membuka kedua matanya yang terpejam menikmati tiupan lembut mulut Raja lebar, tangannya spontan di tarik oleh Abel, tapi sialnya Raja memegang, dan menahannya begitu kuat.

"Menjijikkan. Lepas!"Pekik Abel horor.

Lidah basah,  dan panjang Raja menijlati penuh kasih telapak tangannya, meninggalkan jejek basah sisa liur laki-laki itu di sana.

"Nggak panas lagi, kan? Udah dingin, pasti. Karena sudah aku basuh dengan l*urku."Ucap Raja lembut.

Abel rasanya ingin muntah, dengan kasar, Abel menarik tangannya, dan kali ini Raja melepas tangan Abel. Abel langsung menghapus jijik jejak liur Raja yang berada di tangannya dengan selimut yang membungkus rapi tubuh setengah telanjangnya saat ini.

Deg. Hati Raja seketika terasa perih, sangat perih. Matanya menatap terluka kearah Abel. Ibra sialan! Ibra, dan Arum kenapa harus setega ini padanya, pada cucunya juga, kenapa setega ini, membuat ablenya melupakan keberadaan mereka?

"Tidak'kah kamu mengingat sedikit'pun tentang diriku, Sayang? Aku papamu."bisik Raja  parau.

Bibirnya memberi senyum getir, raut wajahnya menampilkan gurat lelah, dan letih. Raja teramat sangat lelah, sungguh.

"Apa maksudnya?"Tanya Abel dengan suara tecekatnya, tangannya yang rapuh terlihat menekan kuat bagaian dadanya yang terasa sesak, dan sakit di dalam sana.

"Aku adalah---"

Brukkkk

Ucapan Raja terpotong telak oleh suara pintu yang di dobrak kuat dari luar, membuat Raja maupun Abel kaget, dan reflek menoleh ke asal suara.

"Aji sakit, dan kamu malah melakukan hal menjijikan dengan bocah itu?"Desis Yeni geram.

Raja terpaku kaget di tempatnya, tetapi sedetik kemudian, Raja bangkit dengan kasar dari atas ranjang tanpa memerdulikan tubuhnya yang hanya di lindungi oleh secarik boxer berwarna hitam. Meninggalkan Abel tanpa sepatah katapun, bahkan manik hitamnya sedikit'pun tidak menoleh kearah abel.

"Om itu meninggalkanku?"Tanya Abel tak percaya.

"Kenapa dadaku sakit sekali?"Lirih Abel sedih.

Hatinya kecilnya merasa marah, dan tak terima ia di perlakukan seperti ini oleh Raja.

****

20-09-3019-10:29

HOT UNCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang