20

19.5K 1.2K 62
                                    


Ebook Hot Uncle    sudah ready. Bisa beli dan download di playbook.

Pdf Hot Uncle   juga ready. Harga 50 ribu.... minat; hubungi 085 337 484 038 / 085 238 364 972

Ada juga promo. Bayar 100 rb dapat 51 judul novel sabanaliar. Isi lengkap sampai tamat 51 judul tersebut. Termasuk ada Hot Uncle  di dalamnya

Hubungi 085 337 484 038 / 085238364972

List judulnya 😊

1. Dia anakku 1
2. Dia anakku 2
3. Dia suamiku 1
4. Dia suamiku 2
5. Adik ipar sepupuku
6. Forbidden baby
7. Surrogate mother
8. Spinn off surrogate mother
9. Baby boy
10. Fishing baby
11. Anakku sayang anakku malang
12. Because of my child
13. Tuanku Ayah anakku
14. Tuanku suamiku
15. Suamiku kakakku
16. Unexpecected child
17. My destiny versi happy end
18. My destiny versi sad end
19. Sang pelindung
20. Pregnant qith brother in law
21. Hot uncle
22. Marriage with daddy?
23. Bastard brother
24. Anak untuk kakakku
25. Hanin dan Kamal?
26. Singel mother
27. Menikah dengan sepupu.
28. Inseminasi
29. Suami Ibuku
30. Aku bukan wanita jalang, Mas!
31. Shera
32. Anak dengan Temanku
33. Ayu
34. Kakak iparku ayah anakku
35. Ela ( Menikah dengan anak majikan ibuku)
36. Spinn off Ela...
37. Anak Dengan Sepupuku
38. Daniel dan Angep : Nikah Paksa
39. Anak untuk suamiku
40. Ex husband
41. Bastard Husband
42. My baby Twins
44.Menikah dengan kekasih majikanku?
45.BOOK 2 my baby twin
46. Anak untuk suami sahabatku
47. Another baby
48. Finding daddy
49. Sorry my son
50. Dia ayahku
51. MENYESAL SETELAH KEHILANGANMU
52. Menyesal Setelah Menceraikanmu

Promo berlaku sampe tanggal 12 oktober 2024

****




Arum duduk di tengah-tengah Raja, dan Abel. Abel yang berada di samping kanan mamanya menghembuskan nafasnya lega, akhirnya ada mama yang akan melindunginya dari om mesum itu.

Tapi, Abel nggak munafik. Ia melirik-lirik Raja dengan ekor matanya, Raja jelas menangkap telak lirikan malu-malu ah pensaran Abel pada dirinya.

Jantung Abel juga terasa berdetak dengan laju yang sangat cepat di dalam sana, di saat Om mesum itu melempar senyum penuh arti padanya.

"Maa...Abel takut."Bisik Abel pelan pada mamanya, tetapi kedua matanya tertuju pada Raja. Menatap Raja dalam, dan Raja dengan hati yang membuncah balas menatap dalam pada wajah Abelnya.
Tatapan lembut penuh cinta, membuat Abel terpana melihatnya.

Arum menoleh kearah anaknya, "Jangan takut, dan nggak boleh takut sama Om Raja. Dia orang yang baik, Sayang."Kata Arum lembut , kedua bibir tipis merahnya melempar senyum lembut untuk menenangkan  Abel.

"Mama akan kasih tau semuanya tentang Om Raja."Kata Arum lembut, tapi kali ini, matanya melirik tajam kearah wajah Raja yang terlihat menganga shock akan ucapannya barusan.

"Apa maksudmu?"Tanya Raja pelan.

Demi Tuhan, jantung Raja rasanya ingin melompat keluar dari rongganya saat ini. Keringat begitu cepat mengumpul mengalir membasahi kening, pelipis, dan punggung telanjangnya di belakang sana.

"Aku nggak akan mengulang ucapanku,"Ucap Arum dengan senyum menggodanya.

Arum tersentak dari dudukannya di saat Raja dengan kasar, dan terburu menjatuhkan dirinya tepat di depanya, memegang lembut lututunya, menatap penuh mohon padanya.

Ouh, menantu tua yang manis. Batin Arum geli di dalam sana.

"Please, ulangi ucapanmu tadi. Aku nggak salah dengar'kan tadi?"Tanya Raja cemas.

Jantungnya semakin berdebar dengan menggila di dalam sana. Keringat semakin mengalir banyak membasahi tubuh bagian atasnya, membuat Abel yang berada di samping kanan mamanya, diam-diam menelan ludahnya kasar, tubuh Om Raja begitu indah, dan menggoda.

Wajah Abel memerah dengan sendirinya, untung saja, mama, dan om mesum itu tidak melihatnya.

"Aku tadi malam membersihkan telingaku, aku nggak salah dengarkan?"Tanya Raja lagi cemas dengan geraman tertahannya kali ini.

"Tidak. Kamu nggak salah dengar, Raja."Ucap Arum dengan nada seriusnya kali ini.

Raja terpaku, mulutnya menganga lebar tidak percaya dengan apa yang ia dengar barusan dari mulut Arum. Kedua matanya sontak berkaca-kaca, air mata begitu cepat mengumpul di sana, tapi Raja menahannya sebisa mungkin agar tidak tumpah. Ada Abel, Abel tidak boleh melihat air matanya, ia harus terlihat kuat di depan Abelnya. Agar Abel dapat percaya sepenuh hati padanya, kalau ia kuat, jantan, dan akan melindunginya sampai titik darah penghabisan.

"Maafkan aku, ah lebih tepatnya maafkan kami, Raja."Ucap Arum lirih.

Raja menggeleng keras, reflek kedua tangan Arum yang saling mengait di atas pahanya di remas lembut oleh Raja. Aih, andai di lihat Ibra, mampus'lah Raja.

"Ah, maaf. Aku nggak sengaja pegang, dan remas tangan kamu."Ucap Raja salah tingkah, tapi kedua manik matanya tertuju kearah Abel yang terlihat bingung saat ini.

Arum mengangguk haru. Ah, Raja begitu memuja, dan mencintai anaknya, dan Arum sangat bersyukur akan hal itu.

"Bangun'lah, Raja. Duduk kembali di tempatmu."Ucap Arum lembut.

"Boleh'kah aku duduk di samping Abel?"

Arum menggeleng, "Tidak, duduk seperti posisi tadi. Aku nggak mau tangan kamu nakal di saat aku akan membongkar semuanya pada Abel tentang masa lalu kalian, terlebih hal penting yang terjadi lima tahun lalu."Ucap Arum tegas.

Raja menurut, matanya terlihat terpejam erat, nafasnya terdengar memburu. Rasa bahagia yang membuncah tadi, kini di gantikan dengan rasa cemas yang begitu besar. Takut Abel akan membeci, dan jijik padanya. Ah, tidak. Demi Tuhan, walau Abel takut, jijik, dan benci padanya, Abel akan tetap menjadi tawanan hatinya, ratu hatinya, yang akan menemani ia sampai akhir hayat, dan akan Raja buru Abel lagi di kehidupn selanjutnya bagaimana'pun caranya. Titik!

"Abel...kamu sudah besar, sudah delapan  belas tahun. Mama pikir kamu sudah seharusnya tau tentang hal ini satu tahun yang lalu, tapi...ya, hari ini akan mama cerita'kan semua padamu. Sisa jahitan di perutmu, semuanya."Ucap Arum lirih.

"Kamu mau'kan mendengar cerita masa lalu dari mama?"Tanya Arum cemas.

"Mau, Ma. Abel mau dengar. Abel penasaran. Abel sangat penasaran."Ucap Abel cepat.

Abel penasaran, sisa jahitan apa di perutnya, Abel penasaran  kenapa ia harus homeschooling dalam waktu yang  lama sampai tamat SMA. Dan, kenapa Om Raja selalu mengatakan  kalau dia adalah miliknya?

Raja? Demi Tuhan, Raja duduk dengan wajah tegang di samping Arum. Matanya menatap Abel dalam, tapi sayang, Abel tidak balas menatapnya, karena anak itu saat ini tengah fokus pada ucapan mamanya, dan juga raut serius wajah mamanya.

"Ceritakan, Ma. Abel mohon."bisik Abel memelas.

Arum menarik nafasnya panjang, lalu di hembuskan perlahan oleh perempuan itu, sebelum ia mendongeng panjang tentang masa lalu anaknya yang lumayan, ah suram menurut Arum.

"Abel...kamu-----"

****

Alex mengelus sayang kening yang terlihat mengernyit tak nyaman dalam tidurnya.

Manik biru indahnya, menatap dalam penuh kelembutan pada wajah cantik malaikat kecil yang tengah terlelap tak tenang di atas ranjang pesakitannya.

Bibirnya yang merah merekah, terlihat kering, dan pucat.

"Nana...kakak sayang kamu. Sayang melebihi diri kakak sendiri, Nana."Gumam Alex lirih.

Ibra membuang tatapannya kearah lain. Tak sanggup melihat wajah terluka, kecewa Alex, dan wajah pucat Nana.

"Kamu adik kakak yang malang, sangat malang."Ucap Alex sinis, dengan tatapan yang telah berpindah kearah sang papa kali ini.

"Cukup, Pa. Papa harus mengakui dosa papa di depan mama, dan kak Abel. Papa terlalu kejam, kasian Kak Abel, terlebih mama."Desis Aled geram.

"Besok, ya besok. Semuanya sudah harus tau tentang keberadaan, Nana."

"Papa ngaku, atau Alex yang akan membongkar semuanya."Ancam Alex serius. Membuat Ibra meluruh dengan lemas di atas lantai dingin ruangan perawatan Nana, gadis kecilnya yang manis, dan cantik.

23-09-2019-21:35

HOT UNCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang