Chapter 4 Petunjuk Satu Satunya

1.4K 153 4
                                    

Riku (Tenn) pov

Aku merasakan angin malam semakin dingin, kala kalimat itu terucap keluar dari mulut ini.

Pelan pelan ku angkat kepalaku, Izumi Iori, ia tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya. Meskipun dia terkenal dengan pribadi yang dingin dan dewasa. Faktanya dia masih 1 tahun dibawahku.

Pertanyaan itu memang sedikit membuatku penasaran.

"Apa maksudmu bertanya seperti itu Nanase san!! Ka-

"Riku kun Iori kun disini kalian rupanya."

Aku menoleh, menemukan Osaka Sogo yang muncul dari balik dinding. Wajahnya seolah mengatakan ia sudah mencari kami kemana mana.

"Riku kun kau belum makan kan? Lebih baik makan malam dulu, Mitsuki san sudah memasakkan makanan untukmu."

Aku hampir lupa untuk makan, karena kebiasaanku yang memang jarang untuk makan malam. Aku tudak boleh sampai membuat tubuh Riku sakit.

"Oh baiklah Sogo san. Aku kesana sekarang."

Aku pun berjalan meninggalkan mereka berdua. Tapi sebelum berbelok untuk masuk, aku melihat mereka berdua berbincang tentang sesuatu. Dan tak sengaja telingaku menangkap kata "batasi"

Nampaknya Osaka Sogo mendengar pembicaraan kami tadi.

.
.
.
.

Aku mengakui masakan Izumi Mitsuki memang enak, sangat khas rumahan. Itulah sebabnya mereka tidak memanggil koki pribadi, karena sudah ada koki tersendiri di IDOLISH7.

"Terimah kasih makanannya."

Aku pun beranjak dan berjalan menuju kamar, tidak lupa juga untuk mengunci pintu.

Tentang pertukaran tubuh ini.

Aku rasa ini adalah karma yang diberikan tuhan padaku. Tidak, aku tidak menyesal sama sekali.

Jiwa kami tertukar, itu memang tidak masuk akal dan tidak tahu sampai kapan ini akan berakhir. Tapi aku tidak akan menyerah untuk mencari siapa pelaku dari tertukarnya jiwa kami ini.

Aku memang harus mengecek gedung studio itu lagi.

Sebelumnya aku pernah pergi kesana, tapi tidak menemukan apapun. Tapi kali ini aku akan dengan teliti mencari petunjuk dan bertanya lagi kepada para staff.

Petunjuk yang ku punya hanyalah kertas itu. Kertas yang ditinggalkan oleh sangat pelaku.

Benar, di kertas itu pasti ada sidik jari dari sang pelaku!! Kenapa aku bisa begitu bodoh tidak menyadari hal itu.

Aku bisa membuat alasan untuk apa yang ditulis disana, meskipun aku dan Riku pernah menyentuhnya, setidaknya pasti masih tertinggal sedikit jejak dari pelakunya.

Dengan cepat aku membuka ponsel dan melihat lagi jadwal Riku selama 2 minggu ini. Pasti setidaknya dia memiliki satu jadwal dimana ia harus ikut pemeriksaan rutin untuk asma nya.

Pemeriksaannya terjatuh pada hari jumat ini. Artinya sekitar 3 hari lagi. Dan selama itu aku harus berusaha untuk tidak kambuh.

Switched CentersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang