Happy reading ❤️
Natasya berjalan menyusuri koridor sekolah kali ini ada yang berbeda dulu rambutnya sepanjang pinggang sekarang pendek sebahu dengan bandana warna pastel menghiasi rambut hitamnya.
"Eee... Ciee gaya rambut baru nih Yee.." ledek Intan. "Hehe iya kan tren rambut kek gini gimana? Cantik kan akunya" Natasya memonyongkan bibirnya kecentilan. "Lo mau diapain juga tetep cantik Sya alami itu mah, ngga kaya si Intan noh,udah berapa kali dikasi tau Bu Dewi kalo sekolah jangan pake bedak sama bedak tebel-tebel!" "Yee tapi kan cantik!" "Cantik kok polesan" Intan memutar bola matanya.
"Tapi gue seneng Sya Lo tetep ceria" "lah emang apa yang harus gue sedihin?" "Gue kira Lo bakal murung setelah tau Revan." "Oh, soal itu" Natasya menarik nafas dalam-dalam. "Yaa sebenernya masih kesel juga sih" "pokoknya Lo ngga boleh sedih Sya apapun kita pasti mihak Lo kok Sya" Intan meyakinkan. "Thanks"
***
"Hey! Revan," "oh hey" Revan tidak menoleh. "Kamu kenapa Van? Sakit Lo belum makan ya? Gue beliin ya" "ngga usah ngel" "Revan," Revan mengangkat kedua alisnya seolah-olah bertanya apa?. "Gue mau ngomong sesuatu" "ngomong aja" "gue suka Lo Van,gue tau kita udah temenan dari lama dan gue suka Lo jauh sebelum kita temenan," "tapi gue udah ada Natasya." "Gue ngga peduli Lo udah ada siapa yang penting gue suka Lo Van dan gue pengen kita pacaran sekarang." "Tapi-" Chupp. Sontak Revan mendorong angel. "Murahan banget sih Lo jadi cewe!" Baru Revan ingin pergi, "Revan!" Revan berhenti membelakangi Angel. "Ada pilihan buat Lo! Lo terima gue dan putusin Natasya atau Natasya yang celaka!?" "Jangan pernah bawa-bawa nama Natasya!" "Oh, Lo takut Van? Atau mama Lo aja yang celaka Van? Lo pasti ngga bakal sedih deh kayaknya" "bangsat!" "Stop!" Revan mengurungkan dirinya untuk menampar Angel. "Enak aja mau nampar adik gue" "Adik Lo aja yang ngga tau diri!" Lalu Revan pergi. "Lo ngga papa dek?" "Ngga, kak Juna mau bantu gue?"
***
"Lo kenapa Van? Kok gitu mukanya kek kesel?" Bukan kesel bar, tapi lagi nahan berak!" "Oh iya klosetnya kan lagi kesumbat" brakk!! "Bisa ngga sih kalian jangan ngebacot??" Revan menggebrak mejanya membuat penghuni kelas semua terkejut tapi tidak dengan Nathan, yang selalu tenang dalam kondisi apapun.
"Di, keluar dulu yuk!" Ajak Bara dan Andi mengiyakan. Sedangkan Nathan tetap dikelas melihat teman sebangkunya itu duduk dengan tatapan mata yang pilu, dan akhirnya ia keluar kelas meninggalkan Revan sendiri, mungkin Revan harus sendiri menenangkan diri."Hey!" "Oh hai" Natasya mengusap-usap wajahnya. "Nangis ya?" "Eh ngga kok" "jangan boong udah ketahuan." Natasya hanya pasrah. "Tan, gue yang salah nilai Revan, atau gue emang ngga tau sifat aslinya dia?" "Lo ngga salah kok Sya" "hmm" "udah jangan ditahan-tahan kalo nangis, nangis aja" "ih gengsi dong nangis depan cowo nih ya" "Lo masih aja kayak dulu Sya, gengsinya minta ampun." "Kayak dulu?" "Iya udah ketebak pasti Lo udah lupain gue selama ini Sya" "eh bentar-bentar maksudnya?" "Lo inget ngga sama anak yang Lo ajak main dirumah pohon?" "Ngga" "Lo inget sama anak yang ngajarin Lo naik sepeda dan Lo jatuh kaki Lo berdarah Lo nangis dan ada yang gendong Lo sampe rumah," "waduh gue lupa juga" "dan Lo inget waktu orang itu mau pindah dia sempet ngasi Lo es krim tapi Lo ngga mau,dan-" "berjanji bakal ketemu kelak nanti Kalau sudah dewasa nanti?" "Iya" "itu lo? Jojo?" "Hmm iya" "ya ampun Lo?!" "Sorry gue ngga ngasi tau dari awal tapi setidaknya Lo udah tau itu gue walaupun agak terlambat" Natasya kembali menangis "Jo... Gue Rondo Lo Jo..!" "Gue juga Sya" mereka berpelukan seperti teletabis? (Yah receh, Namain sendiri deh)
"Pokoknya Lo harus main kerumah!" "Iya kapan-kapan kalo sempet" "Iis sempetin dong Tan..." Natasya memelas. "Iya-iya pasti gue sempetin deh!"Nathan pasrah "Nah gitu dong, hati-hati dijalan bye!" Natasya melambaikan tangannya. "Lo juga" Natasya mengangguk.
"Oh kemarin Bima, sekarang Nathan, besok siapa lagi Sya?" Angel berdiri sambil melipat tangannya didepan dada. "Pliss ya kalo ngga tau apa-apa mending jangan ngebacot deh dan jangan ngegosip yang engga engga kasian dosa Lo numpuk!" Baru Natasya melangkahkan kakinya "apa jangan Lo yang ngerencanain kejadian kemarin?" "Yaa kemarin sih ngga tapi kalau itu mau Lo ya bisa aja, gampang!" "Yang bilang mau siapa dasar lampir!" Lalu Natasya melanjutkan langkahnya. "Awas aja Lo Sya!" Natasya berbalik dan mengulurkan lidahnya.
***
Lingkungan sekolah sudah sepi tapi Natasya masih disekolah karena masih menunggu Fera yang masih mengikuti ekstrakurikuler. Natasya gelisah ia terus melirik jam tangannya. Bukan karena apa, Natasya gelisah karna lapar. Terdengar suara langkah seseorang dari kejauhan membuat Natasya berharap bahwa itu Fera. Ia bersembunyi dibalik tembok hendak ingin menjaili Fera. Semakin dekat... Semakin dekat... Dekat...
"Duarr!" Tidak ada reaksi dan Natasya membeku ditempat. "So-sory gue kira Lo Fera" Natasya gugup dan menunduk. "Udah lama" "hmm?" "Udah lama kita ngga pulang bareng" "oh... Gitu- eh?!" "Ngapain sih narik-narik?" "Mau pulang" "ct udah ngga usah pegang-pegang!" Bentakan Natasya sontak membuat Revan langsung melepaskan tangan Natasya. "Gue juga ngga mau pulang sama lo, udah sana pergi!"
"Hmm padahal gue mau ngajak Lo beli ayam geprek" glek, Natasya makin kesal kenapa masih ada spesies seperti Revan? Ganteng-ganteng kok ngeselin. "Ngga usah gue ngga laper!" "Kenapa Lo benci gue Sya?Aplousnya mana???
Hehehehehehehehhehehe
Jangan lupa voment ok!
Karna satu vote dari kalian sangat berharga!!! Dan gratis tis tis tis!!!
Saranghae!!!😘

KAMU SEDANG MEMBACA
CONFUS
أدب المراهقينNatasya Aurela gadis cantik yang memiliki sifat baik dan ramah & ceria, yang akhirnya menjalin hubungan dengan Revano Keandra seorang badboy yang memiliki sifat angkuh & orang yang terkenal disekolahnya