Mungkin memang harus kita akhirnya sebelum pada akhirnya semakin berantakan
Revano Keandra
Tidak ada notifikasi, tidak ada sapa menyapa diantara dua sejoli ini. Canggung, itulah suasana yang terjadi saat mereka tidak sengaja bertemu atau hanya sekedar berpapasan. Revan yang terus saja ingin menghindar dari Natasya. Sedangkan Natasya hanya diam seribu kalimat, segudang pertanyaan. Setiap malam, bahkan setiap hari Natasya selalu mengaktifkan data seluler dan membawa handphonenya kemana-mana, bahkan sampai tidur pun ia tetap membawanya. Berharap orang yang ditunggu tunggu mengchat dia atau menelfon. Dia hanya bisa menstalk Instagram milik Revan. Ia benar-benar rindu masa-masa dimana mereka selalu bersama. "Sekalinya aku merasakan jatuh cinta kenapa kesekali ini aku merasakan sakit hati? Apakah ini yang dinamakan jatuh karna cinta?".
"Bro, lo sampai kapan mau diemin Natasya? Cewek itu butuh kepastian!" Bara memulai pembicaraan. "Eee ngga cewek juga kali bar, cowok juga tau!" Celetuk Andi. "Ah lu mah Sebastian!" "Apa tuh?" "Sebatas hubungan tanpa kepastian." "Oh gitu, lo juga Tan!" Andi asal bicara karena ia benar-benar tidak suka sifat Nathan yang monoton ini, yaitu baca buku, kotak-katik hp sebentar, diam, baca buku, kotak-katik hp sebentar, hah sudahlah!
"Kalo ngomong biasakan fokus sama satu topik, jangan main nyolot aja!" Sinis Nathan. "Abisnya lo diem.... Mulu pengen deh gue uinstal sikap lo itu!" "Urus diri Lo aja!" "Udah-udah jangan berantem ya pliss. Ok sekarang gantian Revan yang ngomong."
"Gue kan bilang,,, mau putus sama dia Lo nggak denger apa tuli?" Revan akhirnya angkat bicara namun dengan nada yang terkesan ngegas. "Iya gue denger, emang udah?" Revan hanya menggeleng. "Siniin hp Lo!" "Mau ngapain Tan?" Revan bingung. "Udah cepetan." Lalu Revan memberikan. "Ngapain sih?" Revan penasaran, lalu dikembalikanlah handphonenya. "What?! Lo ngajak Natasya ketemuan di cafe?" Matanya melotot. "Iya." "Ngapain Nathan... Astaga lo- "udah, Lo tinggal ngasi kepastian, pertahankan atau tinggalkan." Revan hanya menunduk. "Wah hebat Lo Tan, jadi ini bakat tersembunyi Lo? Beri aplous untuk Jonathan Alexander Graham kita yang ganteng ini!!!!" Namun hanya bara yang mengikuti perintahnya. "Berisik kalian!" "Yeee gedeg ye cih" Andi mengeluarkan bahasa khas daerah asalnya.***
"Astaga kerasukan apa coba ni bocah" Fera menggaruk kepalanya entah kenapa, tiba-tiba gatal. ~entah apa yang merasukimu~ "mending lo ngga usah nyanyi deh Tan fals banget! Lo juga Sya kenapa sih seneng amat?" "Astaga Ra.... Akhirnya Revan chat gue! Dia ngajakin ketemuan dicafe nanti malem dan gue dijemput astaga...." Ucap Natasya sambil mengocok-ngocok temannya itu. "Beneran?" Natasya mengangguk dan mereka bersorak gembira.
"Jangan lupa dandan yang cantik nih ya aku rekomendasikan buat Lo." "Eh ngga ngga usah mending nih ya Lo make up tipis aja ya, sebenarnya lo mau digimanain juga bakal cantik sih cuman gue ngga setuju Lo make up menor kayak dia." Tungkas Fera sambil menunjuk Intan. "Yah gue lagi,,," Intan murung. "Ya udah gini aja, gue mau coba make up rekomendasinya Intan tapi gue makenya tipis aja. "Ok ok!"
***
"Duh anak mama cantik sekali..." Iya dong ma udah dari dulu." "Hmm iya iya deh tuh udah ditungguin dibawah," "oh yaudah asya mau otw ya mam bye bye!" "Jangan sampai malem loh!" Natasya hanya membalas dengan ancungan jempol.
Canggung, lagi lagi itu, tidak ada yang berubah, Natasya memberanikan diri untuk memulai percakapan. "Emm ki.. kita mau ke cafe mana?" Sialnya Natasya sangat gugup.
"Yang mana aja." Sahut Revan tanpa menoleh. Natasya hanya mengangguk ia menyesal sudah bertanya duluan tapi, dijawab singkat.Sesampainya di cafe. "Saya americano satu, sama moccacino satu." Huh untung dia inget celetuk Natasya dalam hati. "Baik silahkan ditunggu."
Natasya mengedarkan pandangannya melihat ruangan cafe yang bertemakan klasik, ia suka itu tidak lupa juga ia menoleh Revan yang daritadi sibuk dengan ponselnya. "Jadi tujuannya kesini mau ngapain?" Natasya bertanya dengan nada sedikit kesal. "Minum dulu." Melihat pelayan sudah membawakan pesanannya.
Tampak Natasya menikmati minumannya itu. "Suka?" Tanya Revan dengan mengangkat sebelah alisnya. "Suka lah ini kan emang kesukaan gue.""Gue mau ngomong Sya," "ngomong aja." "Gue mau kita putus." Natasya terkejut hingga ia tersedak namun Revan diam saja. Natasya berusaha untuk tenang dan menjawab "oh," "thank buat semuanya.
Thanks udah cantik hari ini" Lalu Revan pergi. Natasya hanya bisa diam menatap punggung laki-laki itu. Ingin rasanya ia menangis sekencang-kencangnya, tapi ia tahan. "Emm mba, kopinya udah dibayar ya?" "Dimeja nomor berapa ya?" "Itu yang nomer 03" "oh sudah mbak" "oh terimakasih." Lalu Natasya keluar cafe, dengan langkah yang gontai, ia memutuskan untuk pulang sendirian. Sialnya hujan tiba-tiba turun. "Huaaa kenapa hujan sih,,, hiks hiks, aku harus cari siapa... Hiks, masa gue telpon papa sih,,, oh iya papa kan lagi di luar kota...." Natasya terisak. Dan memutuskan untuk berteduh dulu di depan minimarket."Ct, mana hujannya kaga reda-reda," Natasya sangat kesal. "Telpon siapa ya?! Revan, ngga mungkin, Nathan, apa dia ngga sibuk ya?!, Hmm pasti sibuk, huh coba aja deh" Natasya bicara sendiri, dan memutuskan untuk menelfon Nathan.
Hallo? Lo sibuk ngga Tan?
....
Bisa jemput gue ngga?
.....
Gue di depan minimarket samping cafe nih
.....
Cafe apa ya setarbuk, eh starbak maksudnya.
.....
Iya
....
Ok gue tunggu.
Tut. Sambungan telepon terputus. Akhirnya Natasya menunggu Nathan menjemputnya. Ia kedinginan,dan terus mengeluarkan air mata tanpa terisak. Badannya memang dingin tapi hatinya sangat panas, yang bisa dibilang dingin body gerah hati (:***
Tin tin..
"Sya Lo ngga papa?" Nathan panik, namun Natasya hanya menggeleng. Kemudian Nathan membawa Natasya masuk kedalam mobil. "Lo ngapain keluar malem-malem sendirian?" "Tadi gue ngga sendirian tapi sekarang iya, karna ditinggal." Hampir saja Nathan lupa. "Lo ditinggalin Revan?" Natasya hanya mengangguk dan mulai menangis terisak-isak.Tidak tega melihat sahabatnya menangis seperti itu, Nathan langsung memeluk Natasya. "Udah nangis aja kerasin gue temenin." Nathan memeluk erat tubuh Natasya. Dan Natasya menangis sehebat-hebatnya.
"Gimana udah mendingan?" Nathan melepaskan pelukannya dan memperhatikan Natasya. Natasya hanya mengangguk sambil mengusap sisa air matanya. Dan Nathan pun ikut membersihkan sisa air matanya, dan memberikan sebotol air untuk diminum dan membasuh wajahnya. Lalu Natasya menuruti dan membasuh wajah nya diluar mobil. Dan dibersihkan lagi oleh Nathan dengan sapu tangannya.
"Nanti lo bisa pake Hoodie gue buat nutupin muka Lo nanti biar ngga ketahuan mama Lo" "thanks," "bisa pulang sekarang?" Natasya menarik nafas dalam-dalam "iya" lalu Nathan melajukan kendaraannya.
Haha fast update dong
Jangan lupa tekan tanda bintang
Dan nantikan give awaynya
Ok
Gamshamida🙆
![](https://img.wattpad.com/cover/193914053-288-k93595.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CONFUS
Genç KurguNatasya Aurela gadis cantik yang memiliki sifat baik dan ramah & ceria, yang akhirnya menjalin hubungan dengan Revano Keandra seorang badboy yang memiliki sifat angkuh & orang yang terkenal disekolahnya