pengikraran

6 1 0
                                    


Happy reading 🌸

"huaaa... Senangnya dalam hati oi!"  Intan bersenandung. "Paan sih Lo Intan, pagi-pagi udah berisik."  "Kabar gembira teman-teman!!! Hari ini,,, gurunya rapat!" Kata itu disambut dengan sorakan oleh teman-temannya. "Lah kenapa ngga sekalian diliburin coba?"  Jawab Adit sewot. "Lah kan rapatnya mulai jam 11 jadi nih ya.. guru-guru tuh manfaatin kesempatan dalam kesempitan. Namun hanya dibalas dengan anggukan.

"Woi gaes liat deh si Natasya!" Rangga meneriakkan ke teman-temannya. "Napa sih?!" Lalu semua mendengokkan kepalanya lewat jendela dan benar Natasya berpenampilan beda lagi hari ini, hampir semua siswa tidak lepas dari tatapannya.

Natasya kali ini tampil lebih modis. Dengan rambut yang digerai dengan bandana warna pastel, dan yang paling beda kali ini ia menggunakan kacamata hitam berkilau.

"Astaga... Natasya... Lo-"  "paan?" "Lo kenapa? Pake kacamata segala, jangan-jangan pengen populer mendadak Lo!" Intan asal nyolot. "Enak aja, Lo ngomongin jangan seuzon napa, positif thinking kek jarang-jarang."  "Ya abis lo pake kacamata kenapa coba?"  "Nih!" Natasya melepaskan kacamatanya.  "Astaga Lo kenapa Sya sembab gitu matanya?"  Fera mendongakkan kepalanya.

"Ya... Gitu.."  "perasaan kemarin Lo baik-baik aja, cerita napa.."  "gue pengen sih cerita sama kalian, tapi, jangan sekarang ya? Mending nanti malem kalian nginepdi rumah gue sekalian temenin gue."  "Okok" Fera setuju, tapi, "eits tunggu dulu tapi Lo harus bilang pokok permasalahannya kenapa Lo bisa kek gini, Lo tau kan orangnya kek  gimana?" Intan memelas. "Gue putus sama Revan."

***

"Revan! Gimana? Udah btw ini waktunya udah habis" ucap Juna dengan tangan yang terlipat di depan dada. "Udah,"  "good job! Selamat ya.. mau gue kasi hadiah?"  "Ngga usah!" Revan langsung pergi.

"Eh apaan tuh ribut-ribut di lapangan?" Bara yang daritadi mendengar kebisingan yang berpusat di lapangan. "Mana gue tau, gue kan ngga tau" Andi bodo amat. "Van, dilapangkan kok  rasanya ada yang nyebut-nyebut nama lo sih Van?" Rizki tiba-tiba datang dan langsung to the point.

"Yuk samperin!" Kata Nathan optimis. "Wihh tumben Lo Tan, semangat?"  "Ngga ada waktu buat basa-basi! Van kita kelapangan sekarang gue yakin itu pasti si Juna!" Lalu akhirnya mereka berlima bergegas kelapangan.

"TEMAN-TEMAN SEKALIAN, SEKARANG JUGA GUE MAU BILANG SAMA KALIAN KALAU REVAN, ANAK YANG PALING POPULER DISEKOLAH KITA RESMI PACARAN SAMA ANGEL!" Uuuuuuuu semua orang yang menyaksikannya bersorak.
"Ngel, Lo ngomong gih," tawaran kakaknya itu dijawab dengan anggukan. TEMEN-TEMEN KARNA HARI INI ADALAH HARI YANG BERBAHAGIA GUE PENGEN NGUNDANG KALIAN SEMUA UNTUK MAKAN MALAM DIRUMAH GUE!"

lalu Angel melihat Revan diantara kerumunan, ia langsung menarik Revan ke dalam kerumunan. Ia menggandeng tangan Revan, namun iya tidak menolak kali ini ia merasa sudah jatuh harga dirinya yang kini dikendalikan oleh Angel.

Natasya melihat kejadian itu tanpa disadari air matanya jatuh, untung ia menggunakan kacamata jadi tidak terlalu kelihatan. Natasya langsung pergi dari kerumunan dan diperhatikan oleh Revan, apa daya ia lagi-lagi hanya bisa diam. Sedangkan Revan memberi kode kepada Nathan agar menyusul Natasya.

Nathan berlari terengah-engah menyusuri koridor sekolah, kemana larinya Natasya? Oh iya taman belakang, tapi saat Nathan kesana tidak ada siapapun. "Eh lo liat Natasya ngga?"  Iya bertanya dengan semua orang yang berpapasan dengannya. Kali ini yang terakhir yaitu rooftop. Yang benar saja Natasya sudah berada di ambang gedung sekolah. Nathan berjalan pelan-pelan agar tidak ketahuan, lalu ia langsung menarik lengan Natasya dan Natasya jatuh dipeluknya, Nathan memeluk erat tubuh Natasya. "Lepasin gue Tan!" Teriak Natasya sambil terisak.  "Ngga! Gue ngga bakal lepas" Nathan malah mengeratkan pelukannya walaupun Natasya mencoba melawan dan memukul-mukul punggungnya. "Ngga gini caranya Sya nyelesain masalah!"  "Gue udah capek Tan," lirih Natasya. "Ok  gue tau, Revan  ngelakuin ini karna ada alasan,kita bantu Revan Sya!"  "Kenapa? Revan kenapa?"
"Ok, gini aja Lo harus tenang dulu baru gue mau cerita.
Natasya mengusap-usap sisa air matanya
"Yaudah Tan cerita,"  "ok jadi gini"

***

"Apa? Jadi selama ini-" "sssht jangan keras keras, jadi lo udah ngerti kan?"  "Iya ngerti Tan."   "Bagus, jadi Lo ngga usah kayak gini lagi, ngerti?" Natasya mengangguk dengan anggukan mantap. "Udah makan  belum?"  "Belum huaaa yampun aku lupa makan," "yaudah ke kantin yuk jangan lupa pake tuh kacamatanya".  "Ok Lo emang sahabat paling the best deh!"
"Eee iyalah gue gitu loh," Revan memasang ekspresi membanggakan diri, membuat Natasya tertawa. "Lah ngapa ketawa? Lucu?" "Banget!"

"Guys, guys gue ngga salah liat kan? Itu Nathan kan?" Nathan dan Natasya berjalan layaknya main kereta api dengan penuh canda tawa berhasil membuat penghuni kantin melongo. "Ya beneran lah di, astaga gue kalah gercep dah sama Nathan." 

"Emang Natasya mau sama Lo? Burik!"
"Kan belum nyoba, eh burik-burik gini gue ngga pernah main cewe, apalagi sampe perasaannya, masih mending burik gini punya hati, daripada pacar ganteng tapi ngga punya hati!"   "Iya ya kalo gue dapetin tuh cewek bakal gue pertahanan sampe mati pun,!"   "Kalian berdua nyindir gue?"  "Syukur Lo sadar Van!" Bara tampaknya emosi begitu juga dengan Andi

"Tan, Lo nanti malem ada waktu? Ya.. ngga malem malem amat sih"  "gue free emang mau kemana?"  Temenin gue dirumah gih, papa mama katanya besok baru balik dari luar kota, ya kan gue ngga berani dirumah sendirian"  "hmm yaudah,"  "Hua... Lo baik banget perasaan deh," emang!  "Duh gemes pengen nyekek!"

Test,test, 1,2,3
Haiiii guysssss!!!!
Gimana? Udah di vote belum?
Jangan lupa ya baby😘

CONFUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang