12. DNUA | Dipatahkan Ekspektasi

3K 249 10
                                    

"Jangan pernah gantungin kebahagiaan lo sama seseorang. Karena kalo orang itu nantinya pergi, yang bakal nanggung sakitnya ya cuma diri lo sendiri."

—Alano Geraldion 2019

•••

Dua hari bukanlah waktu yang lama, dalam dua hari ini tidak banyak yang berubah. Riska tetap orang seperti biasa yang Nara kenal, gadis itu berlaku baik dan selalu tersenyum cerah ketika bertemu Nara. Mungkin kecurigaan dua hari lalu hanyalah asumsi semata Nara yang dililit api cemburu. Wajar saja, dia begitu mencintai Alan, dan melihat lelaki yang dia cintai membonceng seorang gadis, pikiran Nara langsung tertuju pada hal yang tidak-tidak.

Alan, lelaki itu juga tetap sama menjauhi Nara. Mengabaikan keberadaan Nara yang selalu saja mencoba dekat dengan Alan. Rasa lelah juga sering melanda Nara ketika mendapati pengabaian secara terus-menerus. Dia lelah, tapi dia tidak mau berhenti untuk memperjuangkan perasaannya. Anggap saja dia gadis yang bodoh, Nara tidak peduli.

Dengan tubuh berbalut gaun warna merah menyala, kaki jenjang Nara melangkah memasuki auditorium sekolah. Tempat diadakannya pesta topeng untuk memperingati hari jadi sekolah yang ke-35. Setelah sebelumnya Nara dicegat anggota OSIS untuk diberikan nomor undian. Tidak lupa juga, tas kecil berisi dompet dan ponsel menambah kesan elegan penampilan Nara malam ini. Semua barang yang melekat di tubuhnya memiliki warna yang senada.

p

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

p.s : anggep aja visualisasi gaun yg dipake Nara

Peraturan memasuki pesta di SMA Gempita cukup unik, sebelum benar-benar masuk ke dalam auditorium, setiap orang harus melewati anggota OSIS terlebih dahulu untuk mendapatkan nomor undian. Fungsinya adalah untuk mengacak setiap pasangan nanti ketika berdansa, katanya.

Nara tidak ambil pusing dengan siapapun pasangan lelaki yang dia dapatkan nanti. Walau lubuk hatinya berharap, Nara bisa dipasangkan dengan Alan, tapi mengingat seberapa banyaknya warga sekolah, mungkin akan terasa mustahil dibayangkan.

Nara sedikit merasa tidak nyaman dengan gaun yang dia pakai sekarang. Terlalu terbuka, apalagi pada bagian dada dan belahan kakinya, juga lekuk tubuh Nara tercetak jelas. Lebih-lebih, Nara tidak terbiasa memakai busana yang terlalu pas badan dan terbuka seperti ini.

Namun, mengingat ini adalah gaun pemberian Riska, Nara merasa sungkan jika tidak memakainya. Takut jika dikira tidak menghargai pemberian orang lain, meskipun tidak nyaman, Nara tetap berusaha menghargainya.

"Cantik banget, sampai-sampai gue cengo anjir!" Tepukan keras di bahu kanannya yang terbuka menyambut Nara.

"Siapa ya?"

"Bangsat, abang sendiri dilupain."

"Lagian pake topeng segala, mana bisa gue ngenalin lo sih bang." Padahal memang peraturan pesta malam ini adalah wajib memakai topeng.

'Dari Nara Untuk Alan' [Versi Baru]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang