chapter 19

1.1K 157 24
                                    

Daddy setuju bila Nick terus terang untuk melamar saya. I am glad everything when well here. Saya pun nda tau kenapa. Walaupun saya membesar di Malaysia tapi saya tetap lebih tenang di Thailand.

Hanya 2 malam di Thailand then saya dan Nick kena balik ke Kuching. Duty calls. Kami suda juga pigi cakap sama Marc. Nick insist untuk ikut masa saya bercakap sama Marc masa tu. Luckily dia setuju untuk duduk di table yang berlainan dari saya dan MArc. Masa jumpa tu saya suda nampak MArc nda selesa. Seolah tau tentang berita yang saya cuba sampaikan. Dia nda banyak cakap suda. Saya buka dan kasi balik gelang yang dia kasi pada saya tapi dia menolak untuk ambil balik. A precious gift for someone special debilang. Saya mimang sedih tingu muka dia yang sayu. But Marc will always be Marc. He leave without even looking back. Just like how we broke up before here in Thailand.

Sampai di Kuching, kami rest satu malam then back to work the day after. A few months goes by smoothly for me and Nick. Gaduh setiap hari tu biasa sebab saya dan Nick sama2 kepala batu. Sama2 nda mau beralah. Bak kata Alias dan Iskandar, nasib baik tu bar nda hancur jadi tempat pertempuran dragon ball sama naruto. Buduh ba diurang. Saya dingar Kak Anna dan Iskandar is expecting a baby. Masih awal tapi Iskandar sangat sure tu baby dia yang punya. Dia plan mau bawa Kak Anna balik ke Perak untuk jumpa famili dia. I hope everything goes smooth for them.

Peak seasons comes and mimang kami busy habis. Saya sama Nick pun jarang sama shif suda. Saya selalu monitor shif pagi dan Nick shif malam. That was a busy December. Saya masuk kerja macam biasa one morning. Si Yeo yang kerja sama dengan saya. Everything when smoothly dari pagi. Dalam pukul 4.15 petang saya received call dari front office yang ada guest reqest mau jumpa saya. Tu guest nda mau naik diurang bilang so saya turun ke bawah untuk pigi tingu sepa tu orang.

Baru saya keluar dari lif, kaki saya terus rasa kaku nampak kelibat seseorang yang saya sangat2 kenal. Kenapa semua orang dari masa silam saya datang kembali? Why now?

Belum sempat saya mau tekan tu butang lif, dia suda nampak saya. Dia senyum dan terus pigi peluk saya tanpa segan silu.

"I fucking miss u Neffy! I've been looking for u.. Thank god u're okay.."Oscar peluk saya dengan erat. Saya nda balas pelukan dia. I just stood there. I was speachless. Dalam 15 second baru saya macam tersedar dan saya tulak badan Oscar perlahan. 

"People might see..."Saya bilang perlahan.

"Since when u cared what people thinks? U look like u've seen a fuckin' ghost.. Are u okay?"Oscar tanya saya balik. Saya masih cuba mau proses semua dalam otak saya. I mean.. What is he doing here? How'd he find me? Saya tingu jam. It's 4.35pm. Holy shit! Nick mungkin suda sampai di atas. Saya tingu muka2 staff yang lalu lalang sana. Semua muka kaki membawang. Fuck! 

"Arrrr... Oscar.. What are u doing here?"Saya tanya dia sambil mata saya tingu ke sekeliling. 

"To see u of course.. Why else i come all the way from London.. why.... U.. U don't look like you're happy to see me.. Is it something u're hiding? Are u fuckin' married?"He took a wild guess. Saya geleng kepala but then saya angguk pula kepala.

"What?!!! u're.... married?"Dia tanya balik seolah2 nda percaya. Dia terus tingu ke tangan saya. Searching for a ring maybe.

"We are not allowed to use jewelries during working hours.."Saya cepat kasi alasan sama dia. Dia tarik nafas panjang. Beg dia yang besar diletakkan ke lantai. Macam susah dia mau terima apa yang saya baru sampaikan pada dia.

"Who's the lucky guy?"Dia tanya perlahan. Saya telan air liur. Walaupun saya nda da perasaan yang mendalam terhadap Oscar tapi dia la yang banyak bersama saya di waktu saya perlukan seseorang dulu. He was always there for me. But he always end up hurt in the end.

NAFAELLAWhere stories live. Discover now