"Sebenarnya, apa yang ingin kau bicarakan padaku?" tanya Kim yang duduk di samping Frey, menoleh ke arah pria itu.
Frey yang sedang menyetir mobilnya, menoleh sekilas ke arah Kim. "Ada yang ingin kutanyakan padamu."
"Tentang apa?" tanya Kim.
"Kapan kau bisa jadi pengawal pribadiku?" tanya Frey balik seraya melirik Kim sekilas.
"Dari hari Senin sampai Sabtu, aku tidak bisa karena aku kerja dari pagi sampai malam. Kalau hari Minggu, aku hanya bisa saat pagi sampai sore hari saja karena aku libur kerja di bengkel. Tapi dari sore sampai malamnya, aku tetap kerja di kafe," jelas Kim, lalu menoleh ke samping. "Lalu, apa lagi yang ingin kau bicarakan padaku?"
"Tidak ada. Hanya itu saja," jawab Frey singkat dengan nada santai.
"Apa?! Hanya itu saja?" sahut Kim dengan ekspresi terkejut di wajahnya. "Astaga, Frey!" erang Kim. "Jika kau hanya ingin bertanya tentang hal itu, kenapa kau tidak menanyakannya saat masih di kafe? Kenapa harus menungguku pulang dan membicarakannya di dalam mobilmu seperti ini?"
"Sekalian mengantarmu pulang," jawab Frey asal. Dia juga tidak tahu kenapa begitu ingin bicara berdua dengan Kim di dalam mobilnya.
"Aku sudah terbiasa pulang sendirian," ucap Kim datar.
Sekejap, tak ada lagi percakapan di antara keduanya. Sesekali, Frey melirik ke arah Kim, lalu pandangannya kembali menatap lurus ke arah jalanan. Frey berdehem pelan untuk mencairkan suasana canggung antara mereka. "Oh ya, kau bekerja sebagai apa di bengkel? Pasti di bagian administrasi," ucap Frey memulai percakapan setelah keduanya saling diam.
Kim tertawa singkat. "Aku bekerja sebagai montir di bengkel temanku."
"Benarkah? Kau 'kan seorang wanita. Tapi, bisa menjadi montir?" Frey berpura-pura tidak tahu di depan Kim, walaupun kemarin Jerry sudah memberitahunya tentang pekerjaan Kim lewat telepon. Frey sengaja bertanya-tanya pada Kim untuk mencari tahu tentang wanita itu lebih banyak.
Bibir Kim mengulas senyuman tipis sembari menatap lurus ke depan. "Saat masih kecil, aku sering diajak Dad untuk memperbaiki mobilnya. Jadi, aku sedikit tahu tentang bagian-bagian mesin mobil."
"Kenapa kau tidak mencari pekerjaan yang lain saja?" tanya Frey lagi.
Kim terkekeh pelan. "Keadaan yang membuatku untuk bekerja di sana."
"Termasuk bekerja sebagai pelayan kafe?" tambah Frey.
Kim menghela napas berat, lalu menganggukkan kepalanya. "Ya," sahutnya singkat.
"Memangnya, apa yang membuatmu harus kerja seharian di dua tempat yang berbeda? Kau bisa mencari pekerjaan di kantor atau tempat-tempat yang lebih terjamin gaji bulanannya."
"Karena..." Terjeda sesaat, lalu lanjut Kim, "...aku berhenti sekolah. Jadi, aku tidak bisa mencari pekerjaan yang lain. Itupun aku sangat bersyukur bisa diterima bekerja sebagai montir dan pelayan kafe," jawab Kim dengan suara yang pelan.
"Apa kau tidak lelah seharian bekerja?"
Kim mengerjapkan matanya berulang kali agar air mata tidak keluar. Bibirnya memaksa untuk tetap tersenyum di depan Frey. "Rasa lelahku ini tidak seberapa bila dibandingkan dengan kebahagiaan keluargaku, Frey. Ayahku sudah meninggal. Tidak ada lagi yang mencari nafkah untuk kami. Karena aku adalah anak sulung, jadi aku yang mengganti posisi ayahku sebagai tulang punggung keluarga."
Hati Frey terenyuh mendengar cerita kehidupan Kim. Begitu besar pengorbanannya demi keluarga. Dia rela bekerja dari pagi sampai malam hanya demi kebahagiaan keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inseparable Love ✔ (SUDAH TERBIT)
Romance#1 Racing (20-04-2020) Di balik kematian ayahnya, tersimpan sebuah rahasia besar yang mengungkap identitas Kimberly Schett yang sebenarnya. Orang-orang yang pernah ada di masa lalunya juga bermunculan. Berkat bantuan Alfrey Herwingson-kekasihnya dan...