Part 7

3.3K 236 26
                                    

Kim menarik napasnya dalam-dalam sebelum melangkah masuk ke dalam gedung tinggi yang bertuliskan Global Freyous Motor.

Global Freyous Motor atau disingkat dengan GFM adalah sebuah perusahaan motor terbesar di kota Berlin dan menduduki posisi ke dua terbesar di dunia. Perusahaan tersebut memiliki sepuluh pabrik motor yang tersebar luas di berbagai negara dan memproduksi ribuan jenis motor setiap bulannya. Keuntungan yang diraup oleh perusahaan tersebut sangat besar dan gaji pokok para pegawai pun sangat tinggi, baik yang di kantor maupun di pabriknya. Maka tidak heran jika di dalam kantor Frey sangat banyak pegawainya.

Kim berjalan menuju meja resepsionis. "Permisi, di mana ruangan Alfrey? Aku ingin bertemu dengannya."

Resepsionis yang bernama Leva itu bertanya dengan nada sopan. "Maksud Anda, Tuan Alfrey Herwingson?"

Kim terdiam sejenak. Ahh...aku tidak tahu nama belakangnya itu Herwingson, gumamnya dalam hati. Walaupun ragu dengan nama belakang Frey, kepalanya mengangguk pelan membenarkan ucapan resepsionis itu. "Ya, maksudku... Alfrey Herwingson."

Resepsionis itu bertanya lagi, "Apakah Anda sudah membuat janji dengan Tuan Alfrey sebelumnya?"

"Dia yang menyuruhku untuk datang ke kantornya," jawab Kim membuat resepsionis itu membelalak matanya.

"Benarkah?" tanya Leva tak percaya. Pasalnya, Alfrey tidak pernah menyuruh wanita manapun untuk datang ke kantornya. Justru para wanita yang selalu datang ke kantor Frey sesuka hati tanpa diundang.

Kim mengangguk. "Ya, benar."

"Maaf, siapa nama Anda, Nona? Biar saya beritahu ke Tuan Alfrey jika Anda sudah datang," ujar Leva.

"Kimberly," sahut Kim.

"Baiklah! Tunggu sebentar ya, Nona!" seru Leva sembari menempelkan gagang telepon ke telinganya dan bicara sejenak dengan Frey.

Leva meletakkan gagang telepon kembali ke tempatnya, lalu berkata pada Kim. "Silakan Anda naik ke lift, Nona! Ruangan Tuan Alfrey berada di lantai 30. Beliau sudah menunggu kedatangan Anda."

Kim tersenyum tipis. "Terima kasih," ucapnya sebelum meninggalkan meja resepsionis.

Kim berjalan menuju lift. Setelah pintu lift terbuka, Kim menekan angka 30 di dinding lift. Selama lift itu bergerak naik ke atas, Kim mempersiapkan diri sebelum bertemu dengan Frey.

Tak lama kemudian, pintu lift terbuka ketika sudah berada di lantai 30. Kim bergegas keluar dari lift dan berjalan mencari ruangan Frey. Saat mencarinya, Kim berpapasan dengan seorang karyawati yang kebetulan akan masuk ke dalam sebuah ruangan. "Maaf, ruangan Alfrey ada di sebelah mana?"

Karyawati itu memberitahu Kim letak ruangan Frey. Kim mengangguk paham dan mengucapkan terima kasih sebelum melanjutkan langkahnya.

Kemudian, ada seorang wanita menyambut hangat kedatangan Kim dengan tersenyum ramah. Kim yakin jika wanita itu adalah sekretaris Frey. Wanita itu menuntun Kim masuk ke dalam ruangan Frey. Setelah Kim masuk, wanita itu menutup kembali pintu ruangan Frey.

Frey yang sedang duduk di kursi kebesarannya tahu kedatangan Kim, lantas membalikkan kursinya dan menatap Kim yang berdiri di hadapannya. "Hai, Kim. Selamat datang di kantorku," sambutnya dengan senyuman lebar di bibirnya.

"Terima kasih atas sambutannya," sahut Kim dengan nada agak ketus.

Frey tertawa ringan. "Kenapa nada bicaramu seperti itu?"

"Karenamu."

Frey menunjuk dirinya sendiri dengan jari telunjuknya. "Karena aku?"

Kim mengangguk singkat. "Ya, karenamu. Kenapa kau mengancam Tedy?"

Inseparable Love ✔ (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang