Part 6

3.4K 259 35
                                    

Tedy menepikan mobilnya di pinggir halaman rumah Kim, lalu bergegas keluar dari mobilnya dan berjalan menuju pintu utama. Menarik napasnya dalam-dalam sebelum menekan bel di samping pintu.

Tedy berharap Kim yang membuka pintu. Dia menunggu sesaat, namun belum ada yang membukanya. Dia menekan bel itu lagi, ternyata ada yang membuka pintu. Dia adalah Miranda yang bersiap pergi ke sekolah.

Miranda menatap Tedy dengan tatapan datar. "Tidak biasanya pagi-pagi sudah datang ke sini," sindirnya seraya melipat kedua tangannya di depan dada. "Oh...aku tahu. Pasti kau ingin bertemu dengan si pelacur itu, 'kan?"

Dahi Tedy bertaut bingung. "Siapa kau maksud dengan si pelacur itu, Mir?"

Miranda terkekeh. "Siapa lagi jika bukan kakakku itu. Apa kau tidak tahu jika selama ini dia sering berkencan dengan pria hidung belang sebelum pulang ke rumah?"

Tedy tidak suka dengan ucapan Miranda yang sangat tidak menghormati Kim sebagai kakaknya. Jari telunjuk Tedy menunjuk ke depan wajah Miranda seraya menatap gadis itu tajam. "Jaga ucapanmu itu, Miranda! Jangan asal menuduhnya! Kau itu tidak tahu apa-apa tentang kakakmu."

Miranda menyeringai miring. "Kau saja yang tidak tahu seperti apa kelakuan kakakku yang sebenarnya."

Tedy tidak percaya dengan ucapan Miranda. Dia sangat yakin jika Kim bukanlah wanita murahan yang menjual tubuhnya pada pria lain demi mendapatkan uang. Kim yang dikenalnya itu adalah wanita yang tangguh dan pekerja keras.

Melihat Tedy terdiam, Miranda melanjutkan. "Kalau kau tidak percaya, tanyakan saja langsung pada orangnya!" serunya sebelum berjalan melewati Tedy menuju mobil barunya.

Mendengar keributan di pintu utama, Kim berjalan keluar dari kamarnya menuju sumber suara. Dilihatnya, Tedy sedang berdiri di depan pintu. Kim pun menyapa temannya itu seraya bertanya, "Tedy, apa yang kau lakukan di rumahku sepagi ini?"

Tedy menatap wajah Kim lekat-lekat. Tidak! Tidak mungkin yang diucapkan Miranda tadi itu benar. Kim bukan wanita yang seperti itu, ucapnya tegas di dalam hati.

"Ted." Kim melambaikan sebelah tangannya di depan wajah Tedy berulang kali. "Hei, Ted. Kau melamun?"

Tedy mengerjap-ngerjapkan matanya. "Ya? Kenapa, Kim?"

"Aku tanya, apa yang kau lakukan di rumahku sepagi ini?"

"Oh...aku ingin menanyakan suatu hal yang sangat penting padamu," jawab Tedy mengutarakan tujuannya datang ke rumah Kim.

"Tanya saja, Ted!"

"Siapa--"

Belum selesai Tedy bicara, Miranda berteriak memanggil nama Tedy dari dalam mobil. Miranda membuka kaca jendela mobil, lalu mengeluarkan kepalanya dan menoleh ke belakang menatap Tedy. "Hei, Tedy. Lain kali jika ingin memarkirkan mobil, jangan di dekat halaman rumah! Mobil bututmu itu bisa membuat mobil baruku ini lecet ketika melewatinya," hinanya.

Tedy yang sudah lama mengenal watak Miranda, tidak merasa heran lagi dengan ucapan kasar atau hinaan yang selalu keluar dari mulut gadis itu.

Tedy tidak membalas hinaan dari Miranda yang tertuju padanya. Dia hanya diam menatap mobil baru Miranda yang melaju melewati mobil yang diparkirnya, lalu meninggalkan area rumah.

Kim merasa tidak enak hati pada Tedy karena ucapan kasar Miranda yang jelas-jelas telah menghina Tedy. Dia pun meminta maaf. "Ted, maafkan Miranda ya! Kau tahu 'kan seperti apa mulut Miranda jika sudah berbicara. Dia tidak pernah memikirkan dampak dari ucapannya yang selalu kasar pada orang lain, apakah orang itu akan tersinggung atau sakit hati."

Tedy hanya menatap sekilas ke arah Miranda, lalu beralih menatap Kim lagi. "Kenapa kau yang meminta maaf, Kim? Kau tidak bersalah. Lagipula, aku sudah tahu watak Miranda seperti apa. Jadi, jangan khawatir! Aku tidak akan tersinggung atau sakit hati dengan ucapan Miranda tadi," balasnya dengan senyuman tipis di bibirnya.

Inseparable Love ✔ (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang