Sepasang mata Frey memelotot seraya mengingatkan Kim. "Jangan lakukan hal yang gila, Kim! Kita sedang berada di pinggir jalan."
Kim tertawa sambil memegang perutnya. "Astaga, Frey! Kau pikir kita akan melakukan hal yang gila apa? Pikiranmu langsung ke arah negatif saja." Kim melepas kemejanya dan diberikan kepada Frey. "Padahal, aku hanya ingin kau memegang kemejaku," lanjutnya.
Sebelah alis Frey terangkat ke atas. Terkejut dengan yang diucapkan Kim. "Apa?" Dia pikir Kim akan menggodanya. Nyatanya, Kim hanya memintanya untuk memegang kemeja gadis itu.
Kim mengikat asal rambut panjangnya membuat lehernya terekspos jelas. Apalagi, sekarang tubuhnya hanya terbalut kaos hitam yang tak berlengan dan sedikit memperlihatkan belahan dada dan perut. Frey yang berdiri di samping Kim menjadi gagal fokus melihat penampilan Kim yang terlihat seksi di bawah paparan sinar matahari pagi.
Kim memeriksa apa yang salah pada mesin mobil Frey dengan seksama. Frey melipat kedua tangannya di depan dada sambil memerhatikan wajah Kim yang sedang memeriksa mesin mobilnya. Tanpa disadari, kedua sudut bibir Frey mengulas senyuman tipis.
Kim menoleh ke arah Frey. "Frey, apa kau membawa peralatan untuk memperbaiki mesin mobil?"
Frey mengerjapkan matanya. "Ya?"
Kim berdecak. "Apa kau membawa peralatan untuk memperbaiki mesin mobil?" ulangnya.
"Ada. Tunggu sebentar! Aku akan mengambilnya," ucap Frey, lalu berjalan ke belakang mobilnya.
Sesaat kemudian, Frey membawa sekotak peralatan yang selalu ada di belakang mobilnya dan meletakkan kotak itu ke samping Kim. "Kau yakin bisa, Kim? Kau 'kan perempuan," ucap Frey yang tidak yakin dengan kemampuan Kim.
Kim agak berjongkok membuka kotak peralatan itu, lalu mulai mencari alat yang diperlukannya. Setelah mendapatnya, Kim beranjak berdiri dan menatap Frey. "Memangnya kenapa jika aku perempuan? Kau pikir, yang bisa memperbaiki mesin mobil hanya pria saja? Tidak, Frey. Sebagian perempuan juga bisa mengerjakan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh pria. Ya...seperti yang aku lakukan sekarang. Dan apa kau lupa jika aku ini pernah bekerja sebagai montir di bengkel?"
Frey terkekeh malu. "Ya...kau benar. Maaf, aku sudah meragukanmu! Tidak semua perempuan mau mengerjakan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh pria seperti dirimu. Kau memang wanita yang hebat dan tangguh. Aku salut padamu, Kim."
Kim tertawa singkat. "Kata-katamu terlalu berlebihan, Frey."
Kim memulai beraksi dengan berbagai alat yang diambilnya dari kotak peralatan tadi. Diam-diam Frey memerhatikan raut wajah Kim dengan tatapan yang mendalam. Kecantikan alami yang terpancar dari wajah Kim membuat Frey terpana untuk pertama kalinya.
Tidak hanya puluhan, mungkin jika dihitung sudah ratusan gadis cantik yang didekati Frey. Tapi di antara para gadis itu, kecantikannya tidak ada yang sealami wajah Kim. Karena, kebanyakan dari mereka memiliki wajah cantik yang palsu alias cantik karena make up.
Kim merasakan Frey terus menatapnya sedari tadi. Kepalanya menoleh ke arah Frey. Dahinya sedikit berkerut ketika menyadari arti tatapan Frey.
"Jangan menatapku seperti itu, Frey! Sebaiknya, berhati-hatilah!" seru Kim mengingatkan.
Sebelah alis Frey terangkat ke atas. "Kenapa harus berhati-hati?"
Kim tertawa ringan. "Nanti kau bisa jatuh cinta padaku."
Frey ikut tertawa seraya menyenderkan tubuhnya pada bagian depan mobilnya yang terbuka. "Memangnya, kenapa? Apa ada larangan tidak boleh jatuh cinta?"
Kim mengangguk singkat. "Ya, kau tidak boleh jatuh cinta padaku karena aku adalah pengawal pribadimu."
"Sepertinya, tidak ada larangan seorang atasan jatuh cinta pada bawahannya. Kurasa jatuh cinta itu hal yang wajar kepada siapapun, tidak terkecuali dengan pengawal pribadinya sekalipun," ungkap Frey membuat Kim menyeringai samar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inseparable Love ✔ (SUDAH TERBIT)
Roman d'amour#1 Racing (20-04-2020) Di balik kematian ayahnya, tersimpan sebuah rahasia besar yang mengungkap identitas Kimberly Schett yang sebenarnya. Orang-orang yang pernah ada di masa lalunya juga bermunculan. Berkat bantuan Alfrey Herwingson-kekasihnya dan...