Part 25

2.5K 196 39
                                    

"Kakak tidak pulang semalam, Mom?" tanya Miranda sembari menarik kursi makan dan duduk.

"Entah pergi ke mana kakakmu itu hingga tidak pulang semalaman," jawab Lorenza agak ketus. Ada rasa kesal di hatinya karena Kim tidak memberi kabar apapun dari semalam.

"Jangan-jangan...kakak berusaha pergi jauh dari kita, Mom," ucap Miranda yang membuat suasana menjadi panas.

"Maksudmu?" tanya Lorenza penuh selidik.

"Ya...bisa jadi kakak tidak mau lagi tinggal bersama kita dan memutuskan untuk pergi ke tempat yang jauh," jelas Miranda.

Bagaimana jika yang diucapkan Mira itu benar? Itu artinya aku dan Mira akan hidup sengsara, batin Lorenza cemas.

"Ah...semoga yang kau ucapkan itu salah, Mir."

Miranda merengut kesal. "Ucapanku pasti benar, Mom!"

"Jika kakakmu itu benar-benar pergi jauh dan tidak tinggal bersama kita lagi, bagaimana dengan nasib kita? Apa kau ingin hidup sengsara? Asal kau tahu saja, hidup kita sangat bergantung pada kakakmu. Hanya dia yang bisa memberi kita banyak uang."

Miranda terdiam sejenak. "Maaf, Mom. Aku tidak memikirkan ke depannya."

"Sekarang, coba kau hubungi kakakmu! Tanya dia ada di mana!" seru Lorenza memberi perintah.

"Bagaimana aku menghubunginya, Mom? Ponselnya 'kan ada padaku," ujar Miranda seraya menunjukkan ponsel yang direbutnya dari Kim.

Lorenza menarik napas panjang. "Kau benar. Lalu, apa yang harus kita lakukan sekarang? Kakakmu tidak boleh pergi dari kita."

Sesaat kemudian, terdengar suara motor berhenti di halaman rumah membuat obrolan mereka terhenti dan menoleh ke arah pintu.

"Ada suara motor berhenti, Mom. Mungkin saja kakak pulang," ucap Miranda.

"Ayo, kita lihat siapa yang datang!" ajak Lorenza.

Ketika Miranda membuka pintu, Lorenza menghela napas lega karena melihat Kim pulang ke rumahnya. Yang paling mengejutkan adalah ada Frey yang datang bersama Kim.

Lorenza dan Miranda menyambut Frey dengan senyuman ramah. "Selamat datang, Tuan Alfrey," sambut Miranda.

"Sungguh kehormatan besar bagi kami karena Tuan bersedia untuk datang ke rumah kami lagi," ucap Lorenza dengan nada santun.

"Terima kasih sambutannya, Nyonya. Oh ya, maaf Kim baru bisa pulang sekarang karena aku ada pekerjaan mendadak di luar kota. Jadi, Kim terpaksa harus ikut denganku," ucap Frey.

Lorenza tertawa ringan. "Ah...tidak apa-apa, Tuan. Saya sangat mengerti bagaimana kesibukan Anda. Lagipula, Kim ini orangnya pekerja keras. Jadi, tidak heran jika dia tidak pulang semalaman," balasnya seraya melirik tajam ke arah Kim yang berdiri di belakang Frey.

Kim segera menundukkan kepalanya karena tahu arti lirikan mata ibunya. Dia yakin setelah frey pulang, dia pasti akan dimarahi oleh ibunya.

"Silakan masuk ke dalam, Tuan! Kebetulan, kami sedang sarapan. Kita bisa sarapan bersama," tawar Lorenza.

"Maaf, Nyonya. Bukannya aku menolak, tapi aku masih ada pekerjaan yang lain," ucap Frey.

"Sayang sekali, ya. Tidak apa-apa jika Anda tidak bisa hari ini. Masih bisa di lain waktu," balas Lorenza.

Miranda yang berdiri di samping ibunya, terus-menerus menatap wajah Frey. Andai Alfrey bisa jadi kekasihku, tentu kehidupanku dan Mom akan terjamin dan selalu bahagia, ucapnya dalam hati.

Inseparable Love ✔ (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang