Part 30

2.5K 210 97
                                    

"Lapangan golf?" Dahi Kim berkerut ketika mobil Frey berhenti di depan hamparan rumput hijau. Kim pikir, Frey akan mengajaknya ke pantai atau tempat balapan motor mengingat ucapan Frey yang ingin pergi ke suatu tempat yang bisa menghilangkan rasa bosan.

"Ya, kenapa?" tanya Frey seraya membuka sabuk pengaman, lalu menatap ke samping. "Kau tidak suka, Kim?"

Kim membalas tatapan Frey dengan tersenyum tipis. "Ah...tidak.  Bukannya tidak suka, hanya saja ini pertama kalinya aku datang ke lapangan golf. Sebelumnya, aku hanya melihat dari TV dan media sosial saja."

Frey tersenyum tipis. "Kalau begitu, aku akan mengajakmu menyusuri indahnya pemandangan di lapangan golf. Aku yakin kau akan menyukainya."

"Benarkah?"

"Ya. Ayo kita keluar!"

Setelah Frey dan Kim keluar dari mobil, mereka berjalan memasuki area lapangan golf. Di sana sudah ada teman-teman Frey yang biasa bermain golf bersama dengan Frey.

"Hai, Dude. Apa kabar kalian?" tanya Frey seraya menghampiri teman-temannya.

Teman-teman Frey menoleh ke asal suara. Mereka tidak menyangka Frey bisa datang ke lapangan golf langganan mereka. Mereka pun membalas sapaan Frey bersamaan. "Hai, Frey."

"Sudah lama kami tidak bermain golf denganmu," ujar Martin.

Frey terkekeh. "Sorry, Dude. Aku sangat sibuk dengan pekerjaanku. Jadi, tidak ada waktu luang. Baru sekarang, aku bisa menyempatkan sedikit waktu untuk datang ke sini."

"Lihat! Sekali Frey datang, ada gadis di sampingnya," seru Jeremy.

Teman-teman yang lain tertawa menggoda Frey. "Kekasihmu, Frey?"

Kedua pipi Kim merona. Kekasih Frey? Itu tidak mungkin, batinnya.

Frey menoleh sekilas ke samping sebelum kembali menatap teman-temannya. "Sebentar lagi," jawabnya dengan tersenyum.

Kim langsung menatap Frey dengan menaikkan kedua alisnya. Apa maksudnya dengan sebentar lagi? batinnya bertanya.

"Jadi, kalian belum resmi menjadi sepasang kekasih?" tanya Jordan.

Frey terkekeh seraya menggeleng. "Belum."

"Kalau begitu, dia masih sendiri." Tak terduga, Jordan mengulurkan sebelah tangannya di depan Kim. "Perkenalkan, namaku Jordan. Siapa namamu, Cantik?"

Sebelum membalasnya, Kim menatap sejenak uluran tangan Jordan dan menoleh ke arah Frey dan yang lain. Namun belum sempat Kim membalas uluran tangan Jordan, Frey yang membalasnya dengan cepat. "Namanya Kimberly. Panggil saja Kim."

Kim yang berdiri di samping Frey dan teman-teman Frey yang lain nampak melongo melihat sikap Frey. Jordan mengajak Kim berkenalan, tapi Frey yang membalas uluran tangan Jordan seolah-olah Jordan sedang berkenalan dengan Frey.

Jordan segera menarik tangannya dari tangan Frey. Sebelah alis Jordan terangkat ke atas. "Kenapa kau yang membalas uluran tanganku, Frey? Aku ingin berkenalan dengan Kim, bukan denganmu."

"Aku mengganti tangan Kim. Tangannya bisa alergi jika bersentuhan dengan tangan pria lain."

Jawaban Frey sontak mengejutkan teman-temannya, termasuk Kim.
"Memangnya ada alergi terhadap sentuhan tangan pria lain? Aku malah baru mengetahuinya sekarang," ucap Jordan.

"Aku juga sama denganmu, Jordan. Bahkan, aku baru pertama kali mendengarnya," sambung Jeremy.

"Setahuku, tidak ada alergi yang seperti itu," tambah Martin.

Inseparable Love ✔ (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang