Part 6

56K 1.4K 7
                                    

Hari ini Diana dan Jack melangsungkan pernikahan mereka di puncak. Dengan tema outdoor, lampu tumbler kuning terbentang di atas menjadi pengganti tenda, dan disetiap meja dihiasi dengan bunga matahari, bunga yang sangat di sukai Diana.

Diana menggunakan gaun putih yang nenjuntai panjang, dengan belahan dada yang rendah, sehingga menampakan dengan jelas kedua payudaranya yang indah. Gaun putih itu melekat sempurna di tubuh Diana, memperlihatkan lekukan tubuhnya yang sempurna. Siapapun yang melihatnya akan terpana dan terpesona. Tubuh Diana sangat sempurna untuk ukuran wanita dewasa.

Diana menggandeng tangan Andrew menyusuri lorong penuh bunga matahari yang akan membawa mereka bertemu dengan Jack.

"Kau sangat cantik, Diana. Persis seperti mendiang ibu mu. Papa tidak menyangka kehidupan secepat ini berlalu." Ucap Andrew dengan mata berkaca-kaca kemudian mengecup kening putrinya.

"Jangan terlalu diresapi, Pa. Aku hanya menikah. Tak akan merubah statusku menjadi anakmu."
Mereka bertatapan untuk saling menguatkan. Diana menyandarkan kepalanya di bahu Andrew.

Saat melihat Diana, Jack tak mampu berkedip melihat wanitanya begitu sempurna berjalan ke arahnya. Dada Jack bisa meledak jika saja jantung itu buatan manusia. Rasanya dia ingin sekali berlari menggendong Diana dan membawanya langsung ke kamar pengantin mereka. Saat Diana sampai di hadapannya, Jack mengulurkan tangan. Diana menyambutnya dengan anggun. Setelah Andrew mengantarkan Diana kepada Jack, dia duduk tepat di barisan paling depan.

"Apakah bidadari ini siap menjadi istriku?" Jack menyunggingkan senyum khasnya yang sebenarnya disukai Diana.

"Apa aku masih terlihat belum siap, Jack?" Tatapan Diana teduh nan Sexy. Diana membuat jantung Jack berkali-kali berdetak kencang. Jack sangat tersika dibuatnya.

'Bersabarlah Jack, tinggal beberapa jam lagi kau akan mendapatkan hidangan istimewa mu.' Batin Jack.

Prosesi pernikahan mereka berjalan lancar dan khidmat. Saat mereka sudah resmi menjadi suami istri. Jack memasangkan cincin berlian putih di jari manis Diana, mengecupnya lembut. Sang fotografer meminta Jack mengecup kening Diana, namun Jack tiba-tiba menarik dagu Diana dan menempelkan pinggang Diana di tubuh Jack dan melumat pelan bibir Diana yang menggoda.

Setelah sesi foto-foto selesai. Diana dan Jack menghampiri para tamu undangan dan keluarga mereka. Ya keluarga, keluarga yang hadir saat Andrew sudah mencapai puncak kejayaan. Saat mereka terpuruk semua bak hilang ditelan bumi. Sebenarnya Diana muak berpura-pura baik. Namun Diana juga tak ingin nenghabiskan waktu untuk memikirkan mereka.

Jack menghampiri Diana yang sedang mengamati tamu undangan. Mata Diana sibuk melihat para tamu undangan untuk mencari mencari seseorang.

"Sedang mencari siapa?" Jack merangkul pinggul Diana. Berdekatan seperti itu saja sudah membuat Jack kepanasan.

"Lillo. Aku tak melihatnya dari awal acara." Mata Diana masih nencari-cari keberadaan adik semata wayangnya itu.

"Mungkin dia sedang bersenang-senang. Kita juga akan bersenang-senang sebentar lagi." Kini Jack mengecup lembut pipi Diana.

"Kau seperti singa kelaparan, Jack." Diana menyentuh lembut pipi Jack, membuat sentuhan yang semakin membuat Jack panas. Jack memejamkam matanya merasakan debaran di dadanya. Jika dia tidak mengingat masih harus menyapa tamu undangan, sudah di pastikan Jacm akan mengendong Diana masuk.

"Aku selalu merasa lapar jika melihat daging segar seperti mu. Aku akan mencabik-cabik mu malam ini Diana!" Jack menarik paksa tubuh Diana kepelukannya. Tatapan mereka bertemu.

DIANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang