Part 11

48.5K 907 19
                                    

Komen dong gimana kesan kalian tentang cerita ini?

Nb: .....

📎📎📎📎📎📎📎📎📎📎📎
Pergumulan panjang mereka habiskan hingga subuh. Membuat deru nafas kian bertalu. Sungguh Jack menikmati hadiah terbesarnya berkali-kali. Rasa letih setelah perjalanan panjang, tak mereka rasakan. Hanya ada cinta yang semakin membumbung tinggi.

Diana terlelap dalam dekapan hangat Jack. Menyadari udara semakin dingin menerpa tubuh mereka. Perlahan Jack mengangkat tubuh istrinya masuk dan membaringkan di tempat tidur. Diana nampak kelelahan, hingga dia tak mampu mengangkat matanya. Tubuhnya benar-benar letih.

Jack memandangi wajah Diana lekat. Melihatnya tidur membuat dada Jack menghangat. Dia sangat mencintai Diana. Berkali-kali dia mendaratkan kecupan di dahi Diana.

"I love you, Diana."

Sekitar dua jam terlelap, saat tangan Jack mencoba memeluk tubuh Diana yang berada di sampingnya, namun pelukan itu terasa datar. Dia meraba-raba tempat tidur mencari sosok Diana, namun tetap datar. Perlahan matanya terbuka, benar saja Diana sudah tak ada di sana. Dia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Hatinya lega melihat wanitanya sedang menatap keluar jendela, berselimutkan kain berwarna putih. Dengan rambut tergerai sempurna.

Jack mendekati Diana, memberikan kecupan dan pelukan selamat pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jack mendekati Diana, memberikan kecupan dan pelukan selamat pagi.

"Terima kasih, sayang." Ucapan lirih dilotarkan ke indra pendengaran Diana dengan lembut.

"Aku sudah mendengarnya dari tadi malam Jack."

"Tapi aku belum puas mengatakannya."
Jack semakin mengeratkan pelukannya.

"Kita harus segera pergi Jack."

"Kita mandi bersama."

"No, itu hanya akan membuang waktu." Diana berjalan menuju kamar mandi, diikuti Jack dengan wajah ditekuk.

"Ayolah Diana. Ini akan sangat romantis."

"Ingat tujuan awal kita ke sini Jack. Tadi malam kita sudah cukup bersenang-senang."

"Apa kau merasa senang melewati malam kita?" Tanya Jack dengan mata berbinar.

"Menurut mu?" Kini pipi Diana bersemu merah. Melihat itu Jack semakin geram untuk menerkam Diana. Diana langsung berlari masuk ke kamar mandi, tak lupa dia menguncinya. sebelum Jack berhasil menangkapnya, dan kembali melakukan aksi gilanya.

Setelah sarapan mereka langsung memutuskan pergi ke kantor Virendi. Sebelum keberangkatan mereka, Jack sudah berhasil membuat janji untuk bertemu dengan Virendi. Hampir saja mereka gagal bertemu, jika saja Jack tidak memiliki kenalan yang bisa diandalkan.

Sesampainya mereka di kantor Virendi, Jack di sapa oleh sahabat karibnya yang memang berasal dari Prancis. Seorang Pria tegap tinggi, dengan rahang tegas dan tatapan mata abu-abunya yang cukup menawan.

DIANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang