Readers : Lamaaaa banget thor updatenya?
Author : Mau gimana lagi, baru bisa update sekarang. Semoga aja pembaca setia selalu sabar nunggu update-an ane.
✒
Ketukan pintu, menyadarkan Diana dari tidurnya. Mata lentik itu mengerjap-ngerjap menyesuaikan cahaya dari balik jendela yang tidak tertutup gorden. Tubuhnya terasa sakit, karena harus tertidur di sofa. Semalaman dia menunggu, namun Jack tak kunjung pulang, Diana hanya butuh penjelasan siapa wanita yang mengangkat teleponnya saat dia berusaha menghubungi Jack.
Jack masuk dengan pakaian yang sedikit berantakan dan bau alkohol di tubuhnya. Dia mendekati Diana, ingin memberikan kecupan pada istrinya. Namun Diana mendorong tubuh itu.
"Maaf." Ucapnya hampir tak terdengar.
"Penerbangan kita satu jam lagi." Diana berlalu meninggalkan Jack yang masih merutuki kebodohannya. Roselna benar-benar memanfaatkan keadaan. Sekarang bagaimana dia akan menjelaskan pada Diana bahwa mereka tidak ada hubungan apa-apa. Sebuah pesan masuk di gadget milik Jack.
[Terima kasih atas malam indah dan panas kita. Aku akan selalu mengingatnya. Semoga kaupun begitu.] Umpatan keluar begitu selesai membaca pesan Roselna.
Dia ingat betul, betapa terkejutnya dia saat terbangun di samping wanita yang tadi malam menemaninya mengobrol dan kini mereka hanya menggunakan selimut yang menutupi tubuh polos mereka.
Roselna tersenyum menatap Jack dengan wajah lelah namun terlihat masih cantik. Sedangkan Jack penuh kebingungan menatap Roselna.
"Apa yang sudah kau lakukan?" Jack bangkit berniat mencari pakaiannya, namun dia mendapati pakaian mereka berserakan dilantai. Pikirannya sudah bisa menebak apa yang sudah terjadi malam tadi.
"Menurutmu? Kau bukan anak kecil yang butuh penjelasan lagi, Jack." Roselna menyandarkan tubuhnya di badan tempat tidur dan menyalakan sebatang rokok. Mendengar jawaban tenang Roselna, Jack hanya bisa mengacak kasar rambutnya.
"Kau memgacaukan semuanya. Aku pria beristri, seharusnya kau menolak saat aku ... akh, lupakan. Dan ini akan jadi pertemuan terakhir kita." Jack memakai pakaiannya dengan tergesa.
"Urusan kita belum selesai, Jack. Kau sudah membuat aku jatuh cinta." Ucap Roselna saat Jack membuka pintu.
"Maaf, seharusnya kau tak mudah memberikan cintamu." Mendengar ucapan Jack, hati Roselna terasa terbakar. Dia tak menginginkan kalimat itu keluar dari mulut pria yang dicintainya.
¤¤¤
Seminggu telah berlalu saat mereka kembali ke Indonesia. Namun belum ada tanda hubungan itu membaik. Kerja sama bersama Virendi sudah mereka dapatkan, membuat Diana sering melakukan komunikasi dengan pria Prancis itu.
Diana sering terlihat pulang tanpa di dampingi Jack. Diana sempat ingin memperbaiki hubungannya dengan Jack. Beberapa hari yang lalu saat menunggu Jack keluar dari kamar mandi. Gadgetnya menyala, menandakan pesan whatsapp masuk. Dengan penasaran Diana meraih benda canggih tersebut. Lincah jarinya menekan layar pipih itu yang tidak terkunci dan mulai membuka pesan dari nomor yang tidak tersimpan.
Pengirim itu mengirim beberapa gambar seorang wanita dan Jack yang sedang berpelukan di tempat tidur dengan romantis.
Kembali sebuah pesan masuk.[Aku merindukan malam indah kita, dari yang selalu menyeru nama mu di setiap desahan panjang kita. Roselna 😚]
Tatapannya masih tertuju pada layar yang masih menyala saat Jack keluar dari kamar mandi. Pertengkaran itu tak dapat di hindari. Diana kecewa, benci dan juga jijik dengan suaminya. Diana merasa beruntung, dia belum sepenuhnya mencintai laki-laki itu. Walaupun dia merasa salah dalam memilih suami. Dia akan menyelesaikannya nanti setelah perusahaan kembali normal.
Akibat pertengkaran itu, kini hubungan mereka semakin dingin. Malah sering mereka tidur dikamar yang berbeda. Jack sudah berusaha untuk merayu Diana dan meminta maaf. Namun hasilnya, bisa dikatakan gagal seratus persen.
Diana baru keluar dari ruang kerjanya yang kadang menjadi kamarnya jika dia sedang menghindari Jack. Bersiap berjalan menuju dapur. Saat sebuah suara menahan langkahnya.
"Sepertinya ada perang di rumah ini!" Seru Lillo yang sedang menonton tv. Dia sudah melihat Diana terlebih dahulu, dan sengaja menahan langkah Diana.
"Tahu apa anak kecil tentang rumah tangga!" Diana mendekat dan mengacak rambut Lillo. Lillo hanya tersenyum kecut kala mendengar kata 'anak kecil' diucapkan dari mulut Diana.
"Duduklah, biar aku buatkan kopi." Lillo beranjak dari duduknya menuju dapur. Tak lama dia menbawakan segelas coklat hangat.
"Sungguh pelayan yang buruk." Ejek Diana.
"Coklat hangat lebih menenangkan dari pada kopi." Lillo berjalan ke arah meja, mengambil sebuah paper bag. Menyerahkannya pada Diana.
"Untuk mu!"
"Masih seminggu lagi hari ulang tahun ku, terlalu cepat memberikan aku hadiah." Diana meraih paper bag tersebut dan melihat isinya. Sebuah black dress dengan side lace detail.
"Hadiah dariku, tunggu hari ulang tahun mu."
Diana langsung memasukkan kembali isinya dan meletakkan paper bag itu di meja.
"Kembalikan padanya."
Mendengar ucapan Diana, Jack mengahadapkan tubuhnya menghadap Diana."Ayolah Diana. Jack sudah membuat mu kecewa. Buka kembali hatimu untuknya."
"Sudah berapa kali aku katakan, jangan mencampuri urusan asmara ku." Diana masih mampu menyimpan emosinya, sehingga terlihat biasa saja saat berbicara dengan adik yang super memaksa ini.
"Aku saudara laki-laki satu-satunya yang akan melindungimu setelah Papa. Aku tak ingin kau disakiti oleh pria manapun. Apalagi sekarang sudah terbukti bahwa Jack pria brengsek, tukang selingkuh." Sejujurnya Diana tidak yakin jika Jack selingkuh. Namun foto itu cukup membuat benteng di hati. Dia tak ingin terluka, biarlah pernikahan mereka seperti ini, hambar. Dia merasa terjebak dengan keinginan Papanya dan pernikahan yangtak memberikan solusi namun menimbulkan masalah.
Kenapa datar ceritanya di part ini thor?
Sengaja, sebelum ketemu konflik di buat santai dulu. Ntar juga bakal pusing dan emosi jiwa dengan mereka.Udah jangan banyak ba bi bu. Baiknya kasi bintang. Walau sebiji sangat berarti buat kelangsungan cerita.
👇
🌟
KAMU SEDANG MEMBACA
DIANA
Romancewarning...!!! ⚠ 🔞+ . . . . 📚 Diana Humprey Bogart, hampir semua pria menggilainya. Wanita yang memiliki bentuk tubuh sempurna, namun dingin tak tersentuh. Keangkuhan yang dimilikinya, menjadi daya tarik tersendiri di mata para lelaki. Hanya ada s...