I Need You

1.4K 329 76
                                    

Apresiasi adalah salah satu bentuk pemberian kebahagiaan, dan ketika seseorang memberikan kebahagian maka kebahagian yang ia miliki akan bertambah.

So, gaada salahnya untuk vote dan comment sebanyak-banyaknya.

Happy reading🤗

💛💚💜

Yura meneguk alkoholnya kembali, berusaha menghilangkan rasa getir yang tertancap dalam hatinya dengan kepahitan alkohol yang mengalir ke dalam kerongkongannya.

Kepalanya terlampau pening dan pandangannya mulai kabur saat berusaha membiaskan berbagai cahaya pada kedua bola matanya.

"Yurrr stop it!"

Yura buru-buru mendongakkan kepalanya, menatap sepasang raut khawatir yang ada dihadapannya. Lantas kembali menurunkan kepalanya untuk menatap tangan yang mencengkeram tangannya dengan kuat.

"Ishhh Sejeong!! Lepasin." Pekik Yura dengan suara paraunya.

"Lo udah minum banyak, udahan deh. Lo minum setengah botol aja besoknya langsung sakit, sekarang udah mau habis tiga botol yurrrr. Lo gilaaaa?!"

"Gapapa, gue pengen sakit."

Sejeong menghela napasnya, membendung kekesalan yang memuncak dengan sempurna. Kedua irisnya terus menatap ke arah Yura dengan sangat tajam, sementara Yura dengan keras kepalanya masih saja menuangkan alkohol ke dalam gelasnya.

"Cha Yuraa! Gak gini caranyaaaa!!!" Bentak Sejeong seraya mencengkeram pergelangan Yura dan menjauhkannya dari gelas.

Sontak Yura kembali menatap Sejeong dengan sorot mata yang tajam. "GUE CAPE JEONG! GUE CAPEEEE!"

"I know Yura, I know how much depressed you are!" Ucap Sejeong dengan penekanan disetiap katanya. "Tapi gak gini caranya!"

"Gue nyesel karena udah biarin hati gue jatuh ke hatinya Seungyoun." Yura menghela napas, bersamaan dengan air mata yang mengalir begitu saja di pipinya.

"Takdir yurrr, ini tuh takdir terbaik buat lo."

Yura tersenyum getir. "Takdir terbaik kata lo?"

Sejeong mengangguk dengan pasti. "Gue yakin kalo apa yang udah lo pilih itu adalah takdir yang terbaㅡ"

"APA YANG TERBAIK KALO HATI GUE TERUS TERSAKITI JEONGG?!"

Sejeong terdiam, terpatung seutuhnya. Tak ada kalimat yang dapat ia ucapkan lagi untuk menenangkan Yura. Sejeong tak tau harus dengan cara apa lagi untuk membuat Yura tenang.

"Gue mau pulangㅡ"

"EH YUR! YURAAAAA APA GUE BILANG!!! JANGAN PINGSAN DISINI WOYY!!"

"KAK YURRR!!!"

Sejeong terkejut setengah mati saat menemukan Hangyul yang tiba-tiba muncul dengan wajah yang begitu khawatir menatap Yura.

"Ha-hangyul???! Kok ada disini lo?"

"Kak Yura!? Bangun kak!" Hangyul menepuk pipi yura beberapa kali, menghiraukan tatapan Sejeong yang menghujaninya dengan berbagai pertanyaan.

"Kenapa dibiarin minum sih, kak? Lo temennya kan harusnya tau kak Yura toleransi alkoholnya rendah banget!"

Sejeong menatap Hangyul tak percaya. "Kok jadi ngomelin gue? Salahin Seungyoun aja kalㅡ"

"EMANG BIADAB YA TU ORANG!!!"

"Gue kira gaakan kayak gini gyul, makannya gue enjoy aja pas tau Yura mau nikah sama Seungyoun. Tapi beneran sumpah gue gabisa diem terus kalo sahabat gue diginiin!!"

[2] Time Lapse | Cho SeungyounTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang