Lee Hangyul

1.4K 334 40
                                    

Karena alhamdulillah banyak yang nunggu kehaluan ini jadi mangga kembali berhalu bersama kitaaa, luvyaa💞

Chapter ini mungkin bakal ngebosenin, tapi tanpa chapter ini kalian gak akan ngerti jalan ceritanya. So, keep enjoy and happy reading💆

💜💚💙

Yura memacu kedua tungkainya, mengabaikan Hangyul yang terus berceloteh sambil mengekorinnya. Bahkan Yura harus menambah kecepatan kakinya karena dengan kedua kaki Hangyul yang jenjang itu, maka ia dapat dengan mudahnya menyusul langkah Yura jika Yura tak menambah kecepatan kakinya.

"Kak aku anterin deh ayooo biar cepet." Teriak Hangyul.

Yura tak merespon Hangyul, ia masih fokus pada jalanan yang tengah ia lalui. Melewati beberapa kendaraan yang terparkir disana, hingga tiba-tiba ia harus menghentikan kedua kakinya secara mendadak.

Hangyul terkejut setengah mati dan buru-buru ikut menghentikan langkahnya, karena jika tidak, maka ia akan menabrak Yura dari belakang.

"Kenapa kaaak?" Hangyul lantas berjalan dan berdiri di hadapan Yura.

Saat dilihatnya, Yura menunjukkan sepasang raut wajah kesal dengan kedua alis yang bertaut dan rahang yang mengeras.

"Lupaaa, saya lupaaa." Ucap Yura sambil menatap mata Hangyul.

"Lupa mobilnya kakak di parkir dimana?"

Yura menggelengkan kepalanya dengan cepat seraya menghembuskan napas dengan kedua mata yang terpejam. Lantas Yura kembali memacu tungkainya setelah memutar haluannya.

Hangyul semakin bingung, lagi-lagi ia mengekori Yura sambil terus berceloteh menanyakan apa yang terjadi, sementara Yura masih bersikuku tak ingin merespon Hangyul sedikit pun.

"Kak Yura mau kemana lagi aduhh aku cape nihh, mana jalannya gak ngalemㅡ" Hangyul tercekat, buru-buru menghentikan segala aktivitasnya saat tiba-tiba Yura berbalik dan berhenti tepat di hadapannya.

"Mobil saya dibawa Seungyoun dan sekarang Seungyoun susah dihubungi."

Ekspresi terkejut pada wajah Hangyul seketika menghilang, tergantikan oleh senyum yang bermuslihat. "Tuhkan apa aku bilang. Aku anterin aja ayoo." Hangyul berhasil menggapai lengan Yura.

"Gak usah, aku bisa pakeㅡ"

"Gak ada penolakan yang kedua kalinya! Tadi kaka nolak buat ngasih penjelasan matkul ke aku, jadi sekarang kaka harus mau aku anterin."

Yura berjengit saat tubuhnya ikut terbawa oleh tarikan tangan Hangyul yang begitu erat. "Tapi Hangyul, sayaㅡ"

"Kenapa??" Hangyul buru-buru memotong kalimat Yuraㅡmasih menggenggam tangan Yura dan menariknya.

Yura terdiam, rasanya ragu untuk mengatakan apa yang ingin ia katakan. Membiarkan tubuhnya mengikuti arah yang Hangyul tuju, lantas menghentikan langkahnya saat tiba di hadapan motor milik Hangyul.

"Kenapa? Tadi kaka mau bilang apa?" Tanya Hangyul seraya memberikan helm pada Yura.

Yura terdiam, tak ingin mengulurkan tangannya untuk sekedar menerima helm dari Hangyul. Namun ternyata itu hal yang salah besar, Yura terdiam sehingga Hangyul dengan mudahnya mengenakan helm ke kepala Yura.

"Saya kan bisa pake sendiri Hangyul!!!" Seru Yura tak terima dengan perlakuan Hangyul.

"Yaaaahhh gimana dong? Mau aku copotin lagi helmnya biar kakak pakein sendiri gitu??"

[2] Time Lapse | Cho SeungyounTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang