Episode 12 = Menginap Di Kantor Polisi

28 9 0
                                    

15:48 WIB

Author POV

Semuanya berkumpul kembali ketempat awal mereka datang, yaitu di kantor utama.

"Eh Gue sama bapak tadi pergi ke lantai. Terus kita nemuin ruangan rahasia. Pas kita masuk kita nemuin barang yang buat kita gak percaya" ucap Bryan.

"Barang apaan bry?" tanya Rizky.

"Obat-obatan!!" teriak Bryan. Semua orang terkejut dengan teriakan Bryan plus jawaban Bryan.

"Seriusan lo!?" tanya Edward berteriak. Bryan mengangguk menandakan bahwa ucapannya benar.

"Gue sama Frisca juga nemuin barang yang kita cari-cari" ucap Edward sambil melirik Frisca.

"Iya kita nemuin se----"

Mmmmppphhhh......
Mmmpppphhh.....

Ucapan Frisca terpotong karena mulutnya dibekap oleh Edward. Lo jangan kasih tau yang lain. "Biar kita main tebak-tebakan"bisik Edward tepat ditelinga Frisca. Frisca hanya mengangguk. Akhirnya, mulutnya Frisca dibuka dan dia mengambil oksigen sebanyak-banyaknya karena sedaritadi, dia tidak bisa bernafas.

"Lo berdua nemuin sepatu?" tanya Rizky. Edward hanya menggelengkan kepalanya."terus apaan?"tanya Rizky lagi.

"Kita nemuin senjata"ucap Edward dengan polosnya. Padahal, dia yang menyuruh Frisca jangan bilang, biar bisa main tebak-tebakan. Tapi malah dia yang memberi tahunya. Frisca langsung menonjok perut Edward sekerasnya sampai Edward mengaduh kesakitan.

"Rasain lo!!!" teriak Frisca tepat di telinga Edward.

"Udah udah, daritadi lo berdua berantem terus. Gue sama Ridwan tadi pergi ke ruangan yang gak tau apa namanya. Yang pasti ruangan itu luas banget. Mungkin muat sampai 1000 orang. Kita tadi nemuin pakaian anti peluru, banyak banget pakaiannya" jelas Tannisa panjang dikali lebar dikali tinggi.

"Kalo gue sama Amel pergi ke penjara bawah tanah. Disana kita nemuin ruangan yang bagussss banget. Terus juga luassss banget. Tau gak kita nemuin apa?"jelas Rizky plus tanya Rizky.

"Gak tau. Kan lo belum ngasih tau"jawab Edward dengan polosnya. Rizky langsung menjitak kepala Edward bertubi-tubi. Edward lagi-lagi mengaduh kesakitan.

"Betapa malang nasibku, ku di tonjok sama dijitak" Edward bernyanyi sambil membuat ekspresi sedihnya. Kini Tannisa menampar Edward dua kali. Dikanan dan kiri. Edward mengaduh kesakitan.

"Dasar kalian bertiga. Tega menyiksa diriku yang ganteng ini"ucap Edward dengan dramatisnya.

"GANTENG MBAHMU!!!!!" teriak Rizky, Tannisa dan frisca secara kompak.

"Udah-udah. Kasian noh si Edward sampai babak belur gitu. Kayak abis di hajar satu negara" ucap ayahnya prilly. Semua orang tertawa terkecuali Edward yang marah dan malu. Setelah selesai tertawa, mereka melanjutkan berbincangnya.

"Oh iya ki, lo sama Amel nemuin apaan?" tanya Edward yang kini sudah serius.

"Gue tadi nemuin makanan. Banyak banget"jawab Rizky.

"Berarti lengkap sudah apa yang kita inginkan. Senjata ada, obat obatan ada, pakaian juga ada, makananpun juga ada. Yaudah otw aja yuk" ucap Rizky dengan girangnya.

"Jangan dek. Sekarang udah jam setengah 5. Matahari udah mau terbenam. Mendingan besok aja kita berangkatnya"jelas ayahnya prilly. Yang lain mengangguk menandakan mereka setuju dengan usul pria paruh baya itu.

"Terus sekarang kita tidur dimana?" tanya Tannisa.

"Tidur dipenjara aja. Yang itu tuh, itu penjaranya luas. Biasa muat untuk kita berdelapan" ucap Bryan sambil menunjuk sebuah jeruji besi yang sangat luas.

23:18 WIB

Suasana hening. Hanya suara para zombie yang sedaritadi bolak-balik.

Zzzzzzz.......
Zzzz.....
Zzz.......

Semuanya tertidur dengan pulas. Karena, mereka semua lelah seharian berjalan dan tidak tidur dari siang. Kakinya Rizky menindih kakinya Ridwan. Tangannya Edward menutupi mukanya Rizky. Sedangkan para leadis, Frisca mengorok pelan, Amelia memeluk tubuhnya Frisca dan Tannisa tidur dengan damai. Tannisa tidurnya seperti bidadari, Walaupun matanya sudah tertutup, tetapi wajahnya masih terlihat cantik menawan.

Bersambung..........

Zombies IslandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang