Beberapa hari ini aku sering melihat penampakan di depan rumah sendiri. Ada Mbak Kunti yang hilir mudik menjelang sore, ada yang hanya berdiri saja dan sesekali ada pria tua yang mengintip. Awalnya tidak aku hiraukan, tetapi lama-lama mengganggu juga bila tiap hari bertemu atau berpapasan jika melewati pagar.
Seperti kemarin ada seorang wanita yang menampakkan dirinya di pagar. Dia terlihat hilir mudik dan seakan ingin memberitahu jika dia sudah tiada. Tanpa sadar diriku menyeletuk pada Mama dan Kakakku, "Ada yang meninggal."
"Kok kamu tahu, Han?" tanya Mama.
"Itu dia sedang di depan rumah."
Apa mereka takut? Jangan ditanya lagi, mereka malah mendelik padaku sembari berkata,"Jangan buat takut, Han!"
Pemandangan seperti ini sudah terbiasa bagiku. Sebelum mereka meninggal beberapa hari sebelumnya, roh mereka terlepas dari tubuh dan memperlihatkannya padaku untuk berpamitan padahal sebagian dari mereka tidak kukenal.
Ada yang bertanya padaku,"Apakah mereka tampak seram?"
Tergantung cara mereka meninggal seperti apa dulu. Jika mereka meninggal karena kecelakaan pasti yang tampak sangat menakutkan. Apalagi kalau organ-organ tubuhnya tidak utuh lagi. Biasanya mereka meminta tolong agar tubuhnya utuh kembali. Setidaknya dijadikan satu dan dijahit. Mereka akan terlihat sedih jika cara meninggal yang tidak wajar.
Satu peristiwa yang aku alami baru saja terjadi di tempat kerja, ada yang meninggal karena kecelakaan. Meninggal karena ada pendarahan di otaknya. Dia seorang gadis yang manis dan senang menari. Sebelum kematiannya, dia menjadi pelatih bagi teman-temannya untuk suatu pertunjukkan.
Saat teman-temannya tampil tanpa dirinya, aku melihat dia berada di panggung dan tersenyum bangga melihat temannya menari. Tidak ada rona kesedihan dan kekecewaan di matanya.
"Aku bangga pada kalian. Jangan menangis, Kawan. Ini bukan kesalahan kalian."
"Aku yang salah. Tetaplah semangat tanpa aku."
Dia mengatakan kata yang begitu mengharukan saat teman-temannya berpidato menyampaikan rasa duka dan kalimat yang dia ucapkan sempat membuatku meneteskan air mata.
Dia begitu cantik dengan pakaian menarinya dan tersenyum manis pada temannya sebelum benar-benar menghilang. Dia menyempatkan datang ke pertunjukkan dan melihat temannya tampil menari.
"Bu, kok nangis?" celetuk rekan kerjaku.
"Ah ... aku kena debu," ujarku waktu itu berbohong. Aku tidak mau ada yang tahu jika gadis cantik itu datang di tengah-tengah pertunjukkan.
"Terima kasih sudah berlatih dengan baik tanpa aku, Kawan."
Selesai pertunjukkan teman-temannya yang menari, dia langsung pergi dengan sunggingan senyum tanpa ada beban. Aku bersyukur bisa melihat rupanya sebelum dia benar-benar hilang.
*****
Selain gadis itu yang menyempatkan hadir ada juga beberapa pasang mata yang mengawasi. Maklum tempat yang kami pakai untuk acara ulang tahun kampus berada di gedung serba guna. Jadi wajar jika mereka berbaur dengan kita yang manusia. Bahkan ada yang bertanya denganku sewaktu acara sedang ramai.
"Kalian sedang apa? Apa kalian sama dengan kita ( Makhluk tak kasat mata )?"
"Kami sedang mengadakan acara. Kami tidak sama dengan kalian."
Wanita tembus pandang itu setelah mengetahui jawabannya langsung pergi. Aku tahu jika dia paham yang kukatakan. Buktinya dia hanya memandang kami di pojokan dan tidak mengganggu.
Jam sudah menunjukkan sembilan malam jadi aku memutuskan pulang duluan. Waktu menunggu ojek online di lobby, ada suara gemerisik dedaunan kencang, tetapi anehnya tidak ada angin. Aku tahu ada sesosok yang mengintip. Kubiarkan saja daripada diperhatikan, dia akan semakin menunjukkan intensitasnya dengan memberikan tanda akan kehadirannya.
Untunglah tidak lama kemudian ojek pesananku tiba. Sesaat sebelum meninggalkan kampus, aku lihat mereka di mana saja seperti anak kuliahan yang sedang pulang atau berangkat kampus. Ah ..l biarlah yang penting mereka tidak jahil.
=Bersambung=
Bagaimana dengan kalian? Apa pernah melihat 'mereka' di keramaian?
Maaf baru bisa update. Ceritanya sudah saya tulis, tetapi belum di publikasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Interview With "Them" ( Update Tiap Saat )
FantastiqueIni adalah sequel dari "Hana's Indigo" dengan sentuhan cerita yang berbeda. Namun tetap berdasarkan kisah nyata di dalamnya. Saya membuat cerita dengan dibumbui kisah lain yang tidak didapat di buku cetak dan benar-benar berbeda. Ini tentang kisah...