Aku melangkah tanpa tujuan, menyusuri jalanan lengang di dalam perumahan. Senja telah turun; semburat merahnya menerangi atap-atap bangunan. Aku tersenyum getir, mempertanyakan arti kehidupan yang sesungguhnya.
Aku merupakan seseorang yang sanggup meraih apapun, sama sekali tidak perlu bersusah payah. Namun segala pencapaian hanya berujung pada kebahagiaan semu, penggugah hasrat yang membuatku kehilangan arah.
Apa makna kehidupan?
Mengapa aku terlahir ke dunia?
Hidup adalah sebuah permainan, pencarian yang berakhir dengan kematian.
Saat aku mengincar sesuatu, gairah kehidupan memenuhi raga, tetapi setelah mendapatkan apa yang kuinginkan, gejolak rasa padam berganti kehampaan. Barangkali, yang sebenarnya kudambakan hanyalah luapan kegembiraan di penghujung setiap pencarian, satu-satunya hal yang menggugah segenap keberadaanku.
Aku menghentikan langkah di seberang lapangan olahraga, datang mendekat ketika cercaan riuh terdengar. Dari balik pagar pembatas aku menyaksikan siluet seseorang, indah melompat, tinggi mengangkasa, bagai upaya menggapai surga. Kilas samar sosoknya terpatri dalam benakku, dan sejak saat itu, tak lekang dari ingatan.
Di hadapan sosok tersebut aku terpaku, mencengkeram pagar pembatas lapangan. Begitu gemilang, siluet dirinya memancar kuat dalam kesendirian, bagai secercah cahaya yang menerobos kegelapan.
Aku tidak mengenal dirinya, tak berniat untuk mengenal lebih jauh. Namun setiap kali melewati lapangan, aku selalu berhenti sejenak. Dalam keramaian mataku mencari bayangnya, senantiasa merindukan kehadirannya.
Kegelisahan mulai mengusik jiwa.
Aku ingin memiliki dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession
RomanceLeondre dapat dengan mudah memperoleh apapun, hingga suatu senja di mana ia menemukan belahan jiwa yang menolak menjadi kepunyaannya. Terjerumus dalam jeratan asmara, pemuda itu terus mengejar Kyra, gadis impiannya. Semakin besar penolakan yang ia...