Aku melangkah ke dalam kafe, masuk melalui pintu belakang. Eugene menyapaku tanpa menoleh, membawa beberapa kotak kardus menuju rak penyimpanan.
"Kyra, kau datang di saat yang tepat, aku butuh bantuan..."
Pada waktu menyadari kehadiran Alex, langkahnya terhenti.
"Lexie?"
Eugene mengernyitkan dahi, meletakkan kotak kardus bawaannya sebelum menghampiri kami.
"Hai Lenny," sapa Alex. "Seperti biasa, kau terlihat begitu menawan."
"Dan kau semakin pandai menyindir," sahut Eugene.
Mereka serentak tertawa.
Ketika diperhadapkan pada kedekatan tersebut, aku merasa kehilangan tempat di antara mereka. Aku menyelinap pergi, diam-diam melangkah menuju ruang pegawai. Bahkan hingga saat terakhir, keduanya masih tidak menyadari kepergianku, terlena dalam canda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession
RomansLeondre dapat dengan mudah memperoleh apapun, hingga suatu senja di mana ia menemukan belahan jiwa yang menolak menjadi kepunyaannya. Terjerumus dalam jeratan asmara, pemuda itu terus mengejar Kyra, gadis impiannya. Semakin besar penolakan yang ia...