Sudah sekalian kalinya, Alex memperbaiki letak dasi yang tidak miring. Berulang kali dia memeriksa penampailannya agar terlihat rapi, terutama di hari yang penting ini. Hatinya semakin berdebar ketika mobil yang ditumpanginya hampir mencapai kediaman kekasihnya. Senyumnya terus mengembang, membayangkan bagaimana wajah Nina ketika melihatnya nanti.
Alex sudah menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat dari yang diperkirakan. Dia sengaja lembur agar bisa segera bertemu dengan kekasihnya. Hari-hari tanpa Nina disisinya, membuat batinnya terasa disiksa. Alex sangat merindukan kehangatannya, bibirnya yang manis dan aromanya yang memabukkan. Setiap hari membuka mata tanpa Nina disampingnya, membuat hari-harinya terasa kosong. Dia ingin segera mengikat wanitanya itu agar menjadi pendamping seumur hidupnya.
Sebuket mawar merah yang indah berada disampingnya. Di dalam buket itu terdapat kartu ucapan dan kotak cincin yang akan diberikannya kepada Nina nanti saat melamarnya. Disamping buket itu, terdapat beberapa hadiah yang akan diberikannya kepada calon Ibu Mertua dan Adik Iparnya. Alex sendiri yang memilih hadiah itu dan mencarikan yang terbaik untuk diberikan kepada mereka.
Semakin mendekati tempat tinggal Nina, semakin sering pula Alex berkeringat. Jemarinya pun terasa dingin akibat kegugupan yang melanda. Dia sudah meminta Anggi untuk menyuruh Nina pulang lebih cepat. Tentu saja dia sudah memberitahukan rencananya untuk melamar yang langsung disetujuinya.
Alex tidak pernah segelisah ini dalam hidupnya. Saat pertama kali memimpin perusahaannya, saat bertemu dengan orang-orang yang lebih senior dalam bidangnya, ataupun saat dia meyakinkan orang lain dengan kemampuannya, dia tidak pernah setakut ini. Dia tidak boleh membuat kesalahan di mata Ibu Nina. Karena kesalahan sekecil apapun akan membuat citranya buruk dan menyulitkan hubungan mereka.
Sebelumnya, Nina sudah menceritakan sekilas tentang hubungannya dengan ibunya, Dian. Hubungan mereka tidak terlalu baik karena Dian merasa kecewa dengan keputusannya untuk berhenti sekolah. Dian juga lebih memperhatikan Randy karena dianggap sebagai penerus keluarga dan lebih baik darinya dalam segi pelajaran.
Dada Alex berdenyut nyeri mengingat ekspresi Nina ketika menceritakannya. Saat itu, Nina tampak begitu sedih. Semenjak Ayahnya meninggal, dia tidak pernah mendapatkan perhatian Ibunya. Semasa Ayahnya masih hidup pun, Nina mengakui kalau dia memang kurang berinteraksi dengan Ibunya tetapi itu bukan karena ia membencinya. Hanya saja, sejak dulu mereka hubungan mereka sudah renggang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only you
General FictionDingin dan tidak tersentuh, adalah dua kata untuk menggambarkan Alexander Black Testa, seorang pengusaha property yang kaya dan tampan. Banyak wanita yang berlomba-lomba untuk mencuri perhatiannya ataupun melewatkan satu malam dengannya. Tapi tidak...