Alex tidak fokus pada penjelasan yang dibawakan oleh salah satu managernya. Padahal rapat itu cukup penting karena berhubungan dengan proyek yang sedang digarapnya. Perusahaannya mendapat sebuah proyek penting yang akan membawanya ke jenjang yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Pikiran Alex menerawang memikirkan Nina. Dia menerka-nerka apa yang sedang gadis itu lakukan dan bagaimana keadaannya sekarang ini. Sebelum meninggalkannya, Alex meminta Pranadi untuk mengawasinya. Hal itu tidak berlangsung lama karena Nina mengetahuinya dan meminta Pranadi untuk berhenti melakukannya. Nina juga berpesan kalau dirinya baik-baik saja.
Alex tidak meminta Nina untuk mengantar kepergiannya dibandara. Jika Nina melakukannya, Alex pasti akan membawa gadis itu pergi bersamanya atau dialah yang tetap tinggal. Banyak hal yang Alex sesali sekarang setelah meninggalkannya. Dia tidak bisa menghapus sosok Nina dan merindukannya. Ya, dia sangat merindukan Nina hingga membuatnya gila.
"Bagaimana pendapat anda tuan presdir?"
Alex langsung sadar dari lamunannya ketika manager telah selesai menjelaskan. Karena terus memikirkan Nina, Alex tidak mendengarkan apa yang telah dijelaskan selama satu jam. Dia juga tidak mungkin menyuruh manager itu mengulang kembali penjelasannya. Itu membuatnya terlihat sebagai pemimpin yang tidak pantas dan tidak menghargai karyawannya.
Untuk mengurangi rasa bersalah, Alex melihat dokumen yang diberikan sebelum rapat dimulai. Kecepatannya dalam memahami sesuatu tidak perlu diragukan. Dalam sekejab, Alex mengerti semua materi yang apa yang dijelaskan manager tadi.
"Sejauh ini tidak masalah. Kedepannya kalian harus lebih berhati-hati dalam memilih supplier. Untuk tenaga kerja, kita bisa mendatangkannya dari India atau wilayah asia lainnya. Tetapi sebelum mempekerjakan, periksa apakah mereka layak atau tidak. Kita tidak bisa melakukan kesalahan sekecil apapun dalam proyek ini. Keberhasilan proyek ini akan mempertaruhkan nama baik perusahaan kita. Aku harap, kalian semua dapat bekerja sama untuk mensukseskannya."
Tepuk tangan langsung memenuhi seluruh ruangan. Rasa semangat dan percaya diri mereka muncul setelah mendengar kalimat penyemangat darinya. Alex menyalami satu per satu dari mereka sebelum meninggalkan ruangan. Sebagai seorang pemimpin, dia tahu bagaimana cara memotivasi karyawannya. Alex juga belajar lebih menghargai mereka setelah melihat bagaimana Nina diperlakukan tidak baik.
Hingga menjelang sore, Alex tetap tidak fokus pada pekerjaannya dan memilih kembali lebih awal. Alex terlalu merindukan Nina hingga tidak mampu memikirkan hal lain. Bayang-bayang Nina selalu muncul setiap kali melihat wanita yang memiliki sama dengannya. Alex melonggarkan dasinya dan membuka AC mobilnya hingga yang tertinggi untuk menjernihkan pikirannya. Ketika sampai di apartementnya, Alex langsung disambut oleh maid yang merupakan sahabat baiknya.
"Welcome! Wah, tidak biasanya kau pulang cepat. Kebetulan aku sedang memasak sup ayam kesukaanmu tapi butuh 10 menit lagi untuk matang." Anna, sahabatnya sejak senior high school itu memilih untuk tidak melanjutkan studinya dan bekerja padanya sebagai maid. Kemampuan akademiknya tidak terlalu buruk. Hanya saja, semenjak orang tuanya bercerai, Anna lebih memilih untuk bekerja yang juga merupakan hobinya.
Anna gemar bersih-bersih dan suka menata barang-barang. Dia dulu menjabat sebagai komite kebersihan semasa sekolah dan mendapat penghargaan sebagai murid yang berdedikasi. Kesukaanya berbersih-bersih berasal dari neneknya. Tidak heran jika Anna mempunyai hobi yang sama karena sewaktu kecil mereka tinggal bersama.
"Aku akan beristirahat di ruang kerja. Panggil aku kalau sudah siap."
Alex melangkah menuju ruang kerjanya dan menghempaskan dirinya pada kursi putar yang nyaman. Ketika memainkan kursinya, pandangan Alex tertuju pada sebuah kotak. Dibukanya kotak itu dan mengambil pena yang memiliki warna hitam mengkilat bercampur ukiran emas. Harga pena itu tidak seberapa baginya. Yang membuatnya istimewa karena itu pemberian Nina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only you
Ficción GeneralDingin dan tidak tersentuh, adalah dua kata untuk menggambarkan Alexander Black Testa, seorang pengusaha property yang kaya dan tampan. Banyak wanita yang berlomba-lomba untuk mencuri perhatiannya ataupun melewatkan satu malam dengannya. Tapi tidak...