[ "Nona Soo Yeon! Beri tahu aku, siapa nama depanmu?" ]Soo Yeon tersentak setelah mendengar suara dari seberang sana. Suara yang sangat familiar. Reflek, tangannya bergerak gesit menjauhkan ponsel dari telinga, mematikan koneksinya tanpa ragu. Darah di sekujur tubuh berdesir hebat, mengiringi debaran jantung.
"Aish!''
Memejam frustasi, Soo Yeon mengerang dalam hati bersama perasaan cemas yang tidak bisa di bendung. Tidak perlu bertanya tadi itu siapa. Sena juga sempat menyebut nama Sehun sebelum ponselnya berpindah tangan. Itu sudah cukup menjelaskan semuanya. Bahwa suara pria dari seberang sana adalah suara Oh Sehun. Lalu, sekarang bagaimana? Sepertinya Sehun sudah tahu siapa yang berbalas chat dengannya. Pria itu pasti sangat marah. Sedangkan menghindarinya adalah sesuatu yang tidak mungkin. Kecuali jika bersembunyi seperti seorang buronan.. . .
Amarah Sehun tak tertahankan lagi. Soo Yeon mematikan sambungan telepon secara sepihak. Baginya itu petunjuk yang jelas---Soo Yeon yang menyamar sebagai Kwon Sena adalah perempuan yang dulu mempermainkannya.
"Beri tahu aku!" Sehun menatap tajam pada Sena. Begitu marah, membuat Sena merinding takut. Ia jarang sekali berhadapan dengan pria yang sedang emosi.
"Apa Soo Yeon temanmu ini, adalah putri pemilik Seong-gong Group?"
Sena tidak menjawab pertanyaan Sehun.
"Sehun-ssi! Kita bisa bicarakan ini baik-baik."
Ia lebih konsen untuk menenangkan Sehun.Sehun memejam sesaat, menghela napas panjang---mengembuskannya kasar. Sena yang tidak menjawab pertanyaannya adalah bukti lain yang menguatkan fakta;Soo Yeon memang orang yang sama yang mempermainkannya dulu.
"Di mana tempat tinggalnya?""A-aku sungguh minta maaf, Sehun~ssi!" Sena berusaha meredam amarah Sehun pada Soo Yeon. Meluruskan bahwa semua ini adalah murni kesalahannya. "Aku yang meminta Soo Yeon un-"
"AKU TIDAK PEDULI!"
Sehun teriak. Membanting ponsel di tangan hingga benda itu hancur berkeping-keping. Suaranya sangat nyaring, memekakkan telinga, membuat Sena bergetar takut. Nyalinya untuk bicara menciut begitu saja, hilang ditelan oleh ketakutannya.
Sehun tidak peduli siapa dalang dari aksi pura-pura itu. Keterlibatan Soo Yeon telah membangkitkan lagi rasa sakit di masa lalu, membuatnya benar-benar meradang. Rasanya ingin menemuinya untuk melontarkan sumpah serapah. Mengutuknya seumur hidup.Tidak ingin memancing emosi Sehun semakin bertambah, Sena memberitahu alamat apartemen Soo Yeon meski detik berikutnya ia menyesali perkataannya. Takut terjadi hal buruk pada sahabatnya. Melihat bagaimana Sehun tadi, bukan hal tidak mungkin pria itu bertindak melampaui batas.
Sehun segera pergi sesaat setelah mengetahui alamat tempat tinggal Soo Yeon. Tidak sabar ingin membuat perhitungan.
Sena mengembuskan napas lega selepas Sehun berlalu. Namun di sisi lain hatinya mencemaskan Soo Yeon. Terlebih ponselnya rusak oleh Sehun. Tidak bisa mengabari Soo Yeon. Setidaknya jika tahu Sehun akan datang, Soo Yeon bisa mengantisipasi keadaan. Tapi sekarang semua kacau begini. Yang mampu Sena lakukan hanyalah berdoa dalam hati--- Tuhan...tolong lindungi sahabatku.Para orang tua segera keluar. Teriakan Sehun tadi terdengar sampai ke dalam rumah yang sudah pasti mengundang penasaran mereka. Sena masih di tempat semula ketika orang tuanya dan orang tua Sehun mendekat. Masih sedikit gemetaran.
"Kami mendengar suara teriakan Sehun tadi," ujar ibu Sena. "Apa yang terjadi?"
"Dan di mana Sehun?" sambung ibu pria Oh tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
C A N ' T [ Tamat ]
Любовные романыFollow-Vote-Coment bagi siapa pun Anda, sebelum baca karya yang masih banyak kurangnya ini. Dukungan Anda semuanya jadi penyemangat aku untuk tetap konsisten menulis. * * * Saat kita benci dengan seseorang karena kesalahan dari orang itu, dan kita...