Di ruang rapat, pegawai pria dari bagian perencanaan Seong-gong Group tengah berdiri di dekat layar proyeksi yang menampilkan gambar benda elektronik menyerupai AC.
"Ini satu alat dengan dua fungsi, bisa mendinginkan dan bisa menghangatkan ruangan," ujarnya, menjelaskan proposal yang telah dikerjakan.
Lima orang peserta rapat mendengarkan dan memperhatikan pria itu baik-baik termasuk Ha Young namun, tidak dengan Soo Yeon. Pemimpin perusahaan tersebut justru terlihat tidak fokus pada jalannya rapat. Ia lebih asyik memperhatikan ponsel di tangan dengan hati resah kendati benda tersebut tidak sedang difungsikan.
"Alat seperti ini mungkin sudah banyak di pasaran," lanjut pria itu, "saya sudah melakukan reset lapangan dan belum ada yang menggunakan teknologi seperti ini. Lebih hemat energi, tetap bisa berfungsi jika saluran listrik padam, saya yakin kelebihan itu bisa membuat alat ini bersaing dengan produk yang sudah ada."
Rapat terus berjalan. Ketika tiba saat di mana Soo Yeon dimintai pendapat, gadis tersebut tidak bisa memberi jawaban dan justru membubarkan rapat, meminta pertemuan itu dijadwal ulang. Tanpa memberi penjelasan lebih, ia beranjak dari sana, meninggalkan orang-orang di ruangan itu yang kini dilanda kebingungan atas sikapnya.
"Direktur!" Ha Young beranjak untuk mengejar Soo Yeon. "Apa ada masalah?" tanyanya ketika langkahnya sejajar dengan Sang atasan.
Soo Yeon berhenti, membuat Ha Young impulsif ikut berhenti.
"Eoh!" Soo Yeon menatap sekretarisnya, "ada masalah dengan hatiku. Aku tidak yakin dengan perasaanku padanya tapi, kenapa tidak mendengar kabar darinya selama dua hari aku tidak tenang?"
"Apa...ini tentang Tuan Byun?" Ha Young bertanya hati-hati, takut melangkah terlalu jauh memasuki urusan pribadi Sang atasan namun, disaat yang sama ia juga penasaran, ingin tahu apa yang mengganggu pikiran Soo Yeon. Sejauh yang gadis Im itu ketahui, hanya Baekhyun yang dekat dengan Soo Yeon jadi, mungkinkah ini tentang pria itu?
Soo Yeon membuang napas kasar lalu berkata, "tolong jadwal ulang pertemuan dengan bagian perencanaan, dan batalkan semua jadwalku hari ini."
"Baik, Direktur," Ha Young menyahut mengerti dan tidak bertanya lebih jauh. Soo Yeon yang tidak menjawab pertanyaannya adalah tanda bahwa atasannya itu tidak mau membahas lebih jauh tentang apa yang mengganggu pikirannya.
Soo Yeon beranjak dari sana, meninggalkan gedung Seong-gong Group.
💚 c a n ' t 💚
Soo Yeon berdiri di depan pintu apartemen, menekan tombol bel berulang kali. Keresahan semakin menjadi ketika pintu di depannya tak kunjung dibuka oleh penghuninya. Ia lantas mengaduk isi tas, mengambil ponsel dan menghubungi seseorang, sementara tangannya yang bebas kembali menekan tombol bel.
Nomor yang dihubungi masih tetap tidak aktif dari dua hari lalu, hal itu membuat pertanyaan berselimut kecemasan yang bersemayam dalam kalbu kian mencuat, kenapa dia? Apa sakit? Atau terjadi hal buruk padanya?Tidak membuahkan hasil, Soo Yeon menyerah atas usahanya lantas beranjak dari sana. Barangkali, para pegawai yang bekerja di restaurant cepat saji tahu keberadaan bos mereka jadi, ia berniat mendatangi salah satu cabang restaurant tersebut untuk bertanya.
Baru berjalan dua langkah, salah satu gerak lokomotor yang dilakukannya mendadak terhenti, impulsif berbalik badan ketika pintu apartemen itu terbuka.
"Kau?!"
Nada suara itu menyiratkan bermacam perasaan, lega karena orang yang dicemaskan baik-baik saja namun, disaat yang sama juga marah sebab jika baik-baik saja, kenapa tidak memberi kabar dan mematikan ponsel?
KAMU SEDANG MEMBACA
C A N ' T [ Tamat ]
RomansaFollow-Vote-Coment bagi siapa pun Anda, sebelum baca karya yang masih banyak kurangnya ini. Dukungan Anda semuanya jadi penyemangat aku untuk tetap konsisten menulis. * * * Saat kita benci dengan seseorang karena kesalahan dari orang itu, dan kita...