3-c

770 57 0
                                    


Soo Yeon berada di area dapur dalam apartemennya. Menyiapkan coklat hangat untuk dirinya dan Sehun. Sering kali pandangannya tertuju pada presensi pria Oh yang kini menjelajah ruang tamu. Menatap tanpa malu-malu.
Apartemen Soo Yeon tipe minimalis. Antara dapur dan ruang tamu menyatu, hanya dibatasi kaca tebal.

Sejujurnya, awalnya Soo Yeon tidak tahu harus bersikap seperti apa ketika bertemu dengan Sehun lagi. Dirinya cukup merasa bersalah. Sehun jelas cukup marah. Sempat berpikir untuk menerima sumpah serapah yang mungkin Sehun lontarkan. Sumpah serapah yang memang pantas didapat. Namun ketika benar-benar dipertemukan lagi dengannya, hati menuntun hingga semua menjadi mudah---terjadi begitu saja.
Rindu yang menggebu dalam kalbu cukup membantu, membuat diri tidak bersikap pasif. Dari pada menerima sumpah serapah itu, ia lebih memilih menurut pada keinginan hati untuk memeluknya. Dan kini atas keberaniannya itu, ia bisa bersama Sehun dalam apartemennya. Bahkan pria Oh tersebut yang menariknya ke sana.

Sehun masih melihat-lihat ruang tamu apartemen Soo Yeon. Tidak banyak yang berubah. Cahaya matahari, ombak dan pasir yang menjadi inspirasi dari desain interior gaya Coastal masih melekat, memberi nuansa liburan di pantai yang menenangkan. Persis seperti dulu ketika terakhir kali ia ke sana.

Hanya beberapa saja yang berubah. Seperti akuarium yang kini sedang Sehun lihat---yang dulu tidak ada di sana. Membungkuk, pria Oh menatap pada Arwana penghuni akuarium yang berenang ke sana kemari.
Sesaat kemudian, Sehun beranjak ke sisi lain. Tubuhnya lantas berhenti---menatap photo dalam pigura yang terletak di atas nakas. Dalam photo itu Soo Yeon memakai baju wisuda, tersenyum lebar bersama sang ayah yang memeluknya. Keduanya terlihat bahagia. Tak ayal aura dari photo tersebut mampu membuat bibir Sehun membentuk senyum samar yang nyaris tak terlihat.

"Itu photo terakhirku dengan Aboeji."

Suara Soo Yeon mengintrupsi, Sehun reflek menatap ke arahnya. Gadis Jung selesai dengan coklat hangatnya dan kini tengah menuju sofa. Meletakkan dua cangkir berisi coklat hangat di atas meja ketika sampai di sana lantas duduk dan menyesap minuman manis tersebut yang menjadi bagiannya.

Sehun mendekat, duduk di sebelah Soo Yeon lantas menikmati coklat hangat bagiannya. Masih belum bicara lagi sejak kalimatnya ketika memeluk Soo Yeon. Meski sangat rindu pada gadis Jung itu, namun rasa kesal belum sepenuhnya hilang. Bahkan tidak mencerna baik-baik maksud kalimat Soo Yeon dan baju yang di kenakan. Alih-alih mengeluarkan kata-kata berisi sumpah serapah, ia memilih diam yang bertujuan membuat Soo Yeon tak nyaman. Atau jika bisa sampai membuat kesal. Orang biasanya tidak akan tahan jika didiamkan.

Soo Yeon harus sedikit bersabar atas aksi diam Sehun. Ia tahu kelakukan pria tersebut memang sengaja untuk memancing kemarahannya. Selain melampiaskan dengan kata-kata atau memecahkan barang, itu memang salah satu kebiasaan Sehun sedari dulu ketika kesal pada seseorang. Ternyata belum berubah juga.

Soo Yeon meletakkan cangkir di atas meja.
"Ku pikir coklat hangat saja tidak cukup untuk mengisi perut. Aku lapar. Sepertinya aku masih punya Ramyeon."
Beranjak dan melangkah menuju dapur, ia bertanya sambil lalu, "kau mau?" dan hanya ditanggapi dengan tatapan saja oleh Sehun.

Sesampainya di dapur, kaki Soo Yeon pura-pura menabrak kaki meja makan. Ia menjatuhkan diri dan mengaduh kesakitan yang membuat Sehun refkek melompat dari tempatnya---berlari mendekat.
"Kau tidak apa?'' tanyanya ketika sudah bisa menjangkau Soo Yeon, lengkap dengan ekspresi khawatir.

"Kakiku! Sssttt!" Soo Yeon masih mengaduh kesakitan diikuti mimik wajah yang mendukung actingnya. Sehun boleh saja mendiamkannya. Tapi bukan Jung Soo Yeon namanya jika tidak bisa membuat pria Oh luluh. Dan acting jatuh tersebut adalah trik untuk mencari perhatian.
Lihatlah hasilnya!
Berhasil bukan?

Sehun mengangkat tubuh Soo Yeon seolah tanpa beban, membawanya menuju sofa.
"Kenapa kau selalu jatuh, eoh? Lihat! Kau jadi terluka sendiri! Tidak bisakah lebih hati-hati?"
Sejauh yang Sehun ingat, Soo Yeon terkadang begitu ceroboh yang berakhir melukai dirinya sendiri. Itu masih saja terjadi sampai sekarang. Dan ia benci saat-saat Soo Yeon seperti itu. Saat-saat ketika gadis Jung berakhir melukai dirinya sendiri.

C A N ' T  [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang