Soo Yeon melangkah lunglai di koridor apartemennya. Hari ini terasa sangat panjang dan melelahkan. Semua kejadian benar-benar membuat perasaan kacau. Meninggalkan Baekhyun dengan cara seperti itu tidak lantas membuat hati baik-baik saja.
Sungguh, Soo Yeon pun merasa terluka. Berat baginya memilih pergi dari pria Byun itu di saat-saat terakhir. Dia benar-benar orang yang baik, banyak kenangan indah yang sudah tercipta bersamanya.
Akan tetapi, apa boleh buat?
Dalam cinta tidak ada hal seperti kita sedang melakukan derma sosial, di mana ketika memberi sesuatu berdasarkan rasa iba.
Kita menyerahkan hati pada seseorang karena ingin, bukan karena belas kasihan. Sejauh yang Soo Yeon pahami, ia tidak ingin mendermakan hatinya pada Baekhyun di saat-saat terakhir meski waktu yang terlewat bersama pria itu penuh kenangan indah.Mungkin ada yang menilai Soo Yeon adalah perempuan yang kejam, begitu tega pada pria sebaik Baekhyun. Akan tetapi, jika sudah menyangkut hati bisa apa?
Sedari awal, Soo Yeon sudah menegaskan kemana cintanya berlabuh. Selalu Sehun. Bahkan jika ia mencintai Baekhyun, akan selalu ada Sehun dalam hatinya.Sehun bersandar pada pintu apartemen Soo Yeon ketika gadis itu sampai di sana. Memar-memar di wajahnya sama sekali belum mendapat perawatan. Sengaja, biar gadisnya yang mengobati.
Pandangan keduanya bertemu bersama embusan napas lega."Kenapa tidak masuk?" Soo Yeon bertanya lembut. Kakinya terus melangkah mendekat. Tadi selepas meninggalkan Baekhyun, ia mencari Sehun di taman tapi, pria tersebut sudah tidak ada di sana.
Pria Oh menggeleng lantas melangkah maju, merengkuh tubuh Soo Yeon ketika sudah dalam jangkauan.
"Aku takut," ungkapnya.
"Tidak ada hal mistis di apartemenku, Oh Sehun," Soo Yeon menanggapi dengan gurauan. "Lagi pula ini masih siang."
"Bukan takut yang seperti itu."
Apa yang Sehun bicarakan jelas bukan takut akan hal mistis."Lalu?" pancing Soo Yeon, ingin mendengar pengakuan pria Oh tersebut.
"Aku takut kau kembali bukan sebagai gadisku lagi."
Mengingat Soo Yeon yang juga mencintai Baekhyun, tentu saja Sehun merasa cemas. Memang, gadis tersebut masih mencintainya tapi, hal itu tidak bisa dijadikan jaminan. Bisa saja, 'kan? Soo Yeon berubah pikiran dan lebih memilih Baekhyun?
Dua orang itu hampir berada di altar dan karena Sehun, Soo Yeon merubah keputusannya. Pria Oh pikir, bisa saja hati Soo Yeon berubah lagi.Soo Yeon menjawab keresahan Sehun dengan pelukan erat, memberi isyarat bahwa keresahan itu sama sekali tidak terbukti.
Sekarang ia benar-benar ada di sana, kembali menjadi satu-satunya gadis milik Oh Sehun seorang.* * *
"Kenapa kau tadi tidak melawan?"
Soo Yeon bertanya di tengah aktifitas mengobati luka lebam di wajah Sehun. Gaun pengantin yang melekat di tubuh kini sudah terganti oleh busana rumahan. Keduanya tengah berada di ruang tamu apartemen gadis Jung. Sang empu duduk di sofa sedang prianya rebahan dengan kepala di pangkuan gadis tercintanya itu."Karena aku pantas mendapatkannya."
Sesungguhnya, Sehun merasa bersalah pada Baekhyun. Tindakan lancangnya, ia sendiri pun tidak membenarkan. Menggagalkan sebuah pernikahan dengan cara seperti itu jelas sangat tidak etis. Akan tetapi, apa boleh buat? Hanya dengan cara itu ia bisa mendapatkan Soo Yeon kembali. Terkadang, orang melakukan kesalahan bukan karena tidak tahu itu salah. Akan tetapi, sengaja melakukannya untuk sebuah alasan.Pukulan demi pukulan dari Baekhyun ia terima. Bukan karena tidak mampu membalas tapi, karena memang dirinya pantas mendapatkannya.
"Maafkan aku...," sesal Soo Yeon. "Wajah tampanmu jadi babak belur begini." Telaten, jari telunjuknya mengoles salep pada luka-luka itu dengan gerakan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
C A N ' T [ Tamat ]
RomanceFollow-Vote-Coment bagi siapa pun Anda, sebelum baca karya yang masih banyak kurangnya ini. Dukungan Anda semuanya jadi penyemangat aku untuk tetap konsisten menulis. * * * Saat kita benci dengan seseorang karena kesalahan dari orang itu, dan kita...