"Jadilah kekasihku," Baekhyun mengulang ucapannya ketika Soo Yeon mengurai tautan, menatap pria di depannya itu dengan ekspresi yang masih sama, terkejut.
"Jangan bercanda, Baek! Ini tidak lucu," ujarnya, sepenuhnya tidak mempercayai apa yang Baekhyun katakan.
"Aku mencintaimu, Soo! Dan aku sedang tidak bercanda." suaranya selaras dengan sorot netra, menyiratkan ketulusan yang nyata.
Awal bertemu Soo Yeon, Baekhyun sudah yakin gadis Jung itu bukan gadis yang memberi kesan biasa. Rasa kagum yang timbul di awal pertemuan, berlahan berubah menjadi benih cinta. Klise memang. Yah, mungkin karena bumi sudah terlalu lama berputar, wajar jika cinta hadir dengan cara yang klise. Terlepas dari klise atau tidak bagaimana perasaan itu hadir dalam hati Baekhyun, yang jelas pria Byun itu tulus mencintai Soo Yeon.
Sejemang, Soo Yeon hanya memandang dalam diam presensi di depannya itu. Entah apa yang ada dalam pikirannya. Barangkali menimang perasaannya sendiri, apakah memiliki perasaan yang sama dengan Baekhyun?
"Aku tidak bisa menyebut diriku pria terbaik untukmu tapi, selama aku bernapas, akan aku lakukan yang terbaik untuk bisa membahagiakanmu."
Baekhyun akui, ia bukanlah pria romantis yang pandai merayu dengan untaian kata yang indah namun, andai saja Soo Yeon tahu bahwa semua yang terucap dari lisannya menyiratkan sebuah ketulusan hati. Semoga gadis Jung di hadapannya ini bisa merasakannya.
"Maaf tapi, aku tidak bisa." Soo Yeon menggeleng frustasi, "aku masih menunggunya."
Meski merasa nyaman di dekat Baekhyun, Soo Yeon tidak tahu apakah ia mencintai pria tersebut. Tidak ingin memberi harapan indah yang mungkin berujung menyakitkan jadi, ia mengambil keputusan untuk menolak Baekhyun tanpa pikir panjang. Selalu ada Sehun dalam hati hingga detik ini, dan entah sampai kapan hatinya akan tertuju pada pria Oh yang kini entah ada di mana. Selama perasaan masih sepenuhnya untuk Sehun, Soo Yeon pikir ia tidak bisa menerima pria lain menjadi tambatan hatinya.
"Aku tahu."
Baekhyun tahu tentang Sehun, Soo Yeon pernah bercerita padanya namun, hal itu rupanya tidak membuat rasa cinta untuk Soo Yeon terhenti.
"Akan tetapi kau juga mencintaiku, benar begitu?"
Bukannya sedang merasa percaya diri atau semacamnya. Hanya saja, Baekhyun merasa jika Soo Yeon juga memiliki perasaan cinta untuknya namun, sosok Sehun menahan Soo Yeon untuk mengakui fakta bahwa hatinya mulai terbagi.
"Oke! Anggap kau benar, anggap aku juga menyukaimu lalu apa? Apa yang kau inginkan sementara akan selalu ada dia di hatiku? Bahkan jika aku jadi kekasihmu, jadi wanitamu sekalipun, aku tidak akan pernah bisa mencintaimu sepenuhnya."
"Aku bersedia berbagi tempat di hatimu dengannya. Tidak apa-apa, aku pun tidak akan memintamu untuk melupakannya. Dia yang lebih dulu hadir dalam hidupmu jadi, aku mengerti seberapa besar berartinya dia untukmu. Hanya saja, tolong beri ruang yang sama untukku."
Soo Yeon tertawa sumbang mendengar penuturan Baekhyun, "kau gila, ya?"
Tak habis pikir dengan pemikiran pria di depannya ini, kenapa begitu rela dicintai hanya setengah hati."Eoh! Aku gila, gila karenamu."
"Bagaimana bila nanti dia kembali dan aku juga kembali padanya?"
"Siapa yang tahu? Mungkin bila saat itu tiba, hatimu sudah sepenuhnya mencintaiku hingga, kau tidak mampu berpaling dariku meskipun dia telah kembali."
"Wah! Percaya diri sekali kau ini!"
"Itu karena aku yakin bisa membuatmu mencintaiku sepenuhnya."
Soo Yeon tersenyum tak simetris dan menggeleng frustasi, "hentikan, Baek! Aku tidak ingin menyakitimu dengan menjadikanmu tempat pelarian."
"Jadi hanya sebatas itu artinya aku bagimu selama ini?"
"A-aku," Soo Yeon menunduk, tidak tahu harus berkata apa. Tiba-tiba saja seperti kehilangan berjuta kosa kata yang ia kuasai. Perasaannya pada Baekhyun, ia sendiri tidak terlalu yakin. Mungkin, apa yang beberapa detik lalu ia katakan adalah sebuah kebenaran bahwa, pria Byun itu hanya sebatas pelarian. Oleh sebab itu, selama ini tidak berani membawa hubungannya dengan Baekhyun ke arah yang jelas.
Baekhyun mengikis jarak lantas merengkuh Soo Yeon dalam pelukan, membuat gadis itu sedikit terkesiap namun, tidak mendorong atau menghindar untuk menjauh, stagnan di posisinya.
"Tidak apa."
Lagi-lagi Baekhyun berkata 'tidak apa' seakan semua mudah baginya.
"Hati yang kini menjadi tempat pelarianmu ini, suatu saat akan menjadi rumahmu. Aku akan mendesain rumah itu dengan hal yang indah agar, kau betah tinggal di dalamnya."Menggeser kehadiran seseorang yang lebih dulu ada dalam hati bukankah perkara mudah namun, bukan juga sesuatu yang mustahil. Selama punya banyak waktu, Baekhyun pikir ia bisa memiliki hati Soo Yeon seutuhnya suatu saat nanti.
🍁 🍁 🍁
Soo Yeon rebahan di atas ranjang dalam kamar Sena, menatap langit-langit dengan pikiran yang menerawang jauh. Mentari kembali ke peraduan sejak beberapa jam yang lalu dan malam ini Soo Yeon akan menginap di tempat Sena.
Kemarin, mereka pulang dari Pulau Nami dan gadis Jung tersebut belum memberi jawaban pasti pada Baekhyun. Dilema yang membelenggu hati membuatnya belum bisa memutuskan, apakah bersedia menerima Baekhyun jadi kekasihnya atau lebih baik menjauh saja.
"Apa yang kau pikirkan?"
Sena keluar dari kamar mandi, mengernyit penasaran ketika mendapati sahabatnya itu seperti sedang memikirkan sesuatu.Soo Yeon mendengar pertanyaan Sena namun, ia tidak langsung menjawab. Sena duduk di depan meja rias, mengoleskan cream pelembab pada wajahnya sambil menunggu sahabatnya itu angkat bicara.
"Baekhyun...menyatakan perasaan padaku," ungkap Soo Yeon beberapa saat kemudian.
"Apa?!"
Sena terkejut lalu berubah antusias, "apa yang kau katakan padanya?"
Ia beranjak menuju ranjang, duduk di sana dan menatap Soo Yeon, ingin mendengar lebih lanjut tentang sahabatnya itu dengan pria bermarga Byun."Aku belum memberi jawaban."
"Yaaa! Apa kau bodoh, eoh? Baekhyun pria baik, kau seharusnya tidak perlu banyak berpikir untuk menerimanya."
Sena tentu tahu kedekatan dua insan itu dan ia termasuk yang mendukung Soo Yeon menjalin hubungan dengan Baekhyun.
Alasannya jelas, ia ingin melihat sahabatnya itu bahagia, tidak terus-terusan menunggu seseorang yang bahkan hingga kini tidak ada kabarnya."Entahlah..." Soo Yeon mengembuskan napas kasar, "kau tahu lebih dari siapapun, aku masih menunggunya."
"Sampai kapan, Soo? Sampai kapan kau akan menunggunya? Ini sudah hampir satu tahun dan dia tidak kembali juga."
Soo Yeon bungkam, ia juga tidak tahu akan sampai kapan menunggu Sehun. Pernah satu kali mengunjungi Prancis untuk mencarinya, mendatangi tempat yang pernah Sehun ceritakan dan bertanya pada orang-orang yang mengenal pria Oh tersebut. Namun, tidak satu pun dari mereka tahu keberadaan Sehun. Prianya itu benar-benar bagai hilang ditelan bumi.
Sena seakan tahu apa yang Soo Yeon pikirkan, "kau bahkan pernah mencarinya ke Prancis dan tidak menemukannya, bukan?"
"Aku tidak tahu, Sena~ya..." pada akhirnya Soo Yeon benar-benar gusar. "Aku juga tidak terlalu yakin dengan perasaan yang aku miliki untuk Baekhyun."
Andai ia tahu apa artinya Baekhyun untuknya, mungkin untuk mengambil keputusan akan semudah membalik telapak tangan."Selam dasar hatimu, Soo! Kenali perasaanmu sendiri. Bisa jadi ada cinta di hatimu untuknya yang tidak kau sadari."
💙 💙 💙
Huffff...Soo Yeon masih dilema saudara...nunggu sehun or terima baekhyun...
Sehun pantas ditunggu, Baekhyun pantas diterima😂
Gimana g dilema coba klo gitu😅
KAMU SEDANG MEMBACA
C A N ' T [ Tamat ]
RomantizmFollow-Vote-Coment bagi siapa pun Anda, sebelum baca karya yang masih banyak kurangnya ini. Dukungan Anda semuanya jadi penyemangat aku untuk tetap konsisten menulis. * * * Saat kita benci dengan seseorang karena kesalahan dari orang itu, dan kita...