4

808 50 0
                                    


Tubuh Soo Yeon menggeliat kecil, disusul kerjapan matanya hingga ia benar-benar terjaga. Kebingungan melanda untuk sesaat. Pandangan mengedar ke sekeliling dan menelisik diri sendiri sebelum akhirnya merengkuh sadar sepenuhnya. Ia tengah terbaring di bawah selimut--- berbalut piyama di atas ranjang yang empuk dan hangat dalam kamarnya. Menatap jam digital di atas nakas, rasa terkejut serta merta membanjiri ketika mendapati angka yang tertera di sana.
"Sudah pukul setengah delapan pagi?"
Setengah tidak percaya bangun se-siang itu. Bukan menjadi kebiasaannya bangun terlambat soalnya. Memang benar, ya? Perasaan tenang bisa membuat tidur lebih nyenyak. Sudah lama rasanya tidak tidur senyenyak semalam tanpa bantuan obat penenang.

Menyingkap selimut, Soo Yeon lantas beranjak menuju kamar mandi. Menuntaskan panggilan alam dan membasuh muka di sana. Ketika menatap pantulan dirinya di cermin, bibirnya tak sanggup berhenti tersenyum manakala pikiran mengingat kejadian semalam. Bagaimana ia merasa begitu tenang dalam dekapan Sehun. Terbuai oleh sikap lembutnya ketika pria Oh menenangkan saat dirinya terisak. Hingga berakhir tertidur dalam pelukannya. Setelah itu, bagai terkena efek obat tidur, benar-benar tidak ingat apa-apa lagi sebab terlelap kelewat nyenyak.
Entah bagaimana bisa berakhir di atas ranjang dalam kamarnya, Soo Yeon sama sekali tidak tahu meski asumsinya mengatakan bahwa jelas Sehun yang melakukannya.

Beranjak dari sana, Soo Yeon bersenandung riang mengiringi hati yang terasa ringan dan bahagia---seperti remaja yang sedang kasmaran. Baginya, ini musim gugur bernuansa musim semi, dimana pepohonan menggugurkan dedaunan. Namun hatinya justru berbunga-bunga. Siapa sangka, kehadiran seseorang mampu memberi dampak yang berarti.
Sebelum bertemu lagi dengan Sehun, Soo Yeon merasa ada celah hampa dalam jiwanya. Hanya dalam semalam, celah hampa itu sirna.
Sebuah asa hadir. Ingin merajut jalinan romansa yang pernah kandas. Melihat bagaimana sikap Sehun, sepertinya ada peluang untuk memulai kembali semua dari awal meski pria tersebut belum mengatakan sesuatu yang pasti.

Soo Yeon mendekati ranjang lantas mengambil selimut untuk dilipat. Kebiasaannya sebelum meninggalkan kamar di pagi hari. Membereskan kekacauan kecil di atas tempat tidurnya. Masih dengan bersenandung.
Menelengkan kepala ke satu sisi, firasat mengatakan ada sesuatu yang janggal. Tapi tidak tahu itu apa.
Selesai melipat selimut, ia melangkah keluar kamar. Masih bertanya tanya apa yang salah.

Sehun tidak ada di manapun. Sepertinya malam tadi pria Oh pulang. Menuju dapur hanya untuk membasahi kerongkongan yang terasa kering, Soo Yeon lantas kembali ke dalam kamar---mematut diri di depan cermin. Sejauh yang ia amati, tidak merasa ada yang salah dengan dirinya. Wajah kusut sebagaimana biasa bangun tidur dan itu wajar. Kecuali...piyama yang dikenakan.
Mengerjap linglung, atensi Soo Yeon berubah awas.
"Kenapa aku memakai ini?" tanyanya pada diri sendiri. Bingung.
Tidak merasa berganti pakaian sejak pulang dari rumah bibinya.
"Apa dia yang?"
Satu pemikiran terlintas---Sehun yang menggantikan baju. Hal itu sontak membuat wajah merona malu. Terlebih ketika memeriksa diri sendiri, hanya sepasang piyama yang menempel di badan. Tanpa pakaian dalam. Berarti, Sehun...
"Aaaa...!"
Sejenak, Soo Yeon menutup wajah dengan kedua tangan, lantas berlari menuju ranjang---melemparkan diri ke atasnya, tengkurap dan menghentak-hentakkan kaki. Merasa kesal sekaligus malu. Sekalipun pria itu adalah Sehun, tetap saja tidak bisa menanggapinya biasa-biasa saja. Masih mending jika hanya baju saja yang diganti. Tapi ini sampai melucuti pakaian dalam juga. Sungguh! Membayangkannya benar-benar tidak sanggup.
Lantas, bagaimana jika nanti bertemu lagi?

* * *

Sehun menuruni tangga sambil bersiul riang. Terlihat segar sehabis mandi. Meski hanya mengenakan pakaian rumahan, pesonanya sama sekali tidak memudar.
Wajahnya tampak jelas berseri-seri.

Sampai di lantai bawah, pria Oh bertemu dengan ayah dan ibunya yang hendak pergi. Melihat busana orang tuanya, sepertinya mereka akan menghadiri upacara kematian.

C A N ' T  [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang