Ada hal dimana manusia tidak dapat menentukan jalannya sendiri. Kemauannya untuk bahagia disuatu jalanpun tidak akan selamanya berjalan mulus. Tapi semua akan baik-baik saja sejalan dengan waktu. Hanya membuatnya terbiasa dan nyaman.Ada banyak hal juga yang mungkin disesali dimasalalu, seperti hal nya Senja yang menyesal karena tidak selalu mengerti Rega dimasalalu, selalu menaikan emosi saat semuanya tidak sesuai dengan keinginan. Mungkin hal itu membuat orang disisi lain tidak nyaman dan lelah.
Senja memutuskan untuk berubah setelah bertemu dengan Rega. Dia tidak mau lagi kehilangan orang yang dia sangat cintai kali ini. Dia berusaha untuk selalu memahami orang lain. Seandainya rasa sakit ini tidak datang, sampai kapanpun Senja tidak akan mengerti kesalahannya. Terkadang manusia harus diuji dulu untuk merasakan kesalahannya.
Sampai jumpa Rega.. berbahagialah untuk kini dan nanti.
Senja melambaikan tangan ketika bunyi klakson mobil Rega berbunyi dan mulai melaju.
Berbahagia jugalah untuk aku sang Senja.
"Senjaaa"
Di depan pintu telah ada mamah yang melambaikan tanganya.
"iyaa mah?"
"pulang sama Rega?"
"iyah"
"ko bisa?"
Sebelumnya mamah memang sudah tau mengenai berita aku putus dengan Rega, karena Senja selalu menceritakan semua kepada Ibunya. Mereka sangat dekat sekali, sampai hal yang tak biasa dilakukan orang lain seumurannya seperti mengecup bibir, memeluk erat, tidur sambil tindih-tindihanpun meraka lakukan dengan selalu.
"aku lupa nanya ke Rega kenapa dia ngajak aku pulang"
"yaudah masuk yu mamah udah masak cumi"
"oke mah"
***
Kenapa aku bisa lupa menanyakan soal Dewa ke Senja ?
Tapi mungkin aku akan salah jika menanyakan langsung soal Dewa. Mungkin Senja akan bertanya-tanya, karena sejak awal Senja melihat Dewa diparkiran, sepertinya dia tidak mengenalnya.
Dredd Dreedd
Suara ponsel Rega berbunyi
Lalaaaaaaaaaaa is calling
halo la, kenapa?
Udah pulang?
Udah ini lagi di jalan
Makan yu
Ayo, kemana?
Ke Mcd aja
Boleh, aku kerumah sekarang ya
Okey, see you
See you
**
"hai" sapa Lala saat memasuki mobil
"hai"
"tadi Senja gakenapa kenapa?"
"engga"
"bagus deh"
Rega menceritakan semuanya kepada Lala, karena dia sudah merasa nyaman atas semua perasaan yang ingin sekali dia ungkapkan, termasuk mengenai Dewa. Sebelumnyapun Rega meminta izin kepada Lala untuk mengantarkan pulang Senja karena dia telah melihat Dewa ada di parkiran.
"kamu ga ngelakuin apa apa kan sama Senja di mobil?"
"engga lah" jawab Rega sambil mengusap ujung hijab dikepalanya Lala
Tapi untuk kali ini Rega menyembunyikan apa yang telah dia lakukan di mobil kepada Senja. Dia tidak mau melihat Lala sedih atau marah.
"kamu ko cantik sih sekarang?"
"apaan sih jadi kemarin aku gacantik gituh?" jawab Lala sambil mencubit perut Rega
Ahh hahahaha
"sakit ih, kamu salah jawab tau"
"harusnya jawab apa emang?"
"kan pacar akunya juga ganteng"
"mana ada"
"hahaha ngaku ga lo?"
iisshhhh
"so ganteng yang ada"
"hahaha"
"sana ih nyetir yang bener, tawa muluu"
Pipi Lala di cubit lembut Rega.
...
"malu ih gue pake seragam tapi kamu pake baju bebas, kaya pacaran sama kaka kaka"
Lala pun mencubit perut Rega lagi.
"kamu ih"
"Rega???"
"Aprill?"
"oh ini cewe pelakor itu? Seneng ya ambil cowo nya sahabat gue?"
"Pril apaan sih lo?"
Hati Lala panas dan rasanya ingin sekali membalas omongan April dan bahkan ingin sekali menjengut rambutnya itu. Tapi Lala yang sekarang bukanlah Lala yang dulu. Dia harus mengontrol segala hal yang bisa membahayakan untuk dirinya sendiri.
"La, bentar ya"
Lala mengangguk.
Rega menarik April kesuatu tempat untuk berbicara. Dia meminta April untuk menjaga omongannya. Karena apa yang dikatakan April itu tidak benar. Seperti biasa April menganggap dirinya benar dan selalu menjelaskan bahwa Rega dan Lala itu salah. Rega menceritakan semuanya kepada April. Termasuk mengenai semua rasa sayangnya kepada Lala sekarang.
April menanyakan perihal Rega yang ada dalam satu kamar bersama Lala, karena April terlalu terbuka, dia menanyakan hal apa yang telah Rega dan Lala lakukan disana. Rega menjelaskan bahwa Lala sedang sakit saat itu, dan disana Rega sedang berdua karena teman yang lain sedang memanggil nene nya Lala dan yang lain ada yang membelikan obat untuk Lala. Saat teman yang lain datang, mereka tidak tau keadaan sebenarnya seperti apa, jadi mereka memoto kita yang seolah olah sedang berduaan dikamar.
"apapun yang lo ceritain sekarang, lo tetep salah karena lo udah berduaan saat lo masih ada hubungan dengan sahabat gue"
"lo gaakan pernah ngerti sama apa yang telah gue lewatin dan gue rasain"
"gue bahagia dengan Lala sekarang. Tolong, berhenti cibirin dia. Berhenti jelek-jelekin dia apapun itu, ini memang ada yang salah, tapi bukan Lala yang salah" sambung Rega
"bacot lo Reg!"
Ucap Senja sambil pergi meninggalkan Rega. Tetapi tangan Rega menahan April untuk pergi
"ini peringatan terakhir buat lo"
Issshhh
April melepaskan tangan Rega dengan sangat kasar.
"Reg, udah.. gue gpp"
Tiba-tiba Lala muncul dan memegang tangan Rega dengan lembut. Ujung kepala Lala dibelai lembut.
"aku yang kenapa-kenapa liat lo digituin La"
***
Kini Rega mulai merasakan kenyamanan yang begitu besar bersama Lala. Rasa yang dulu hanya ingin melindungi kini telah menjadi sebuah cinta yang tak ingin dihilangi. Rega menemukan sosok wanita baru yang menurutnya satu prinsip. Dia tidak pernah marah lama saat bertengkar, mengijinkan untuk beremu Senja, mengerti segala apa yang ingin dia lakukan.
Hal yang tidak pernah Rega ceritakan kepada orang lain pun kini Rega ceritakan kepada Lala. Termasuk mengenai hobi barunya kickboxing. Sebenarnya Lala tidak menyukainya. Dia sangat takut melihat Rega terluka. Tetapi Rega selalu meyakinkan Lala bahwa dirinya akan baik-baik saja.
Menurut Rendy, sifat Rega berubah menjadi 180 derajat setelah putus dengan Senja. Dia memiliki pikiran tersebut karena mungkin Rega lebih menghabiskan waktunya dengan hobi barunya termasuk menghabiskan waktunya dengan Lala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisahku Setelahnya
Fiksi RemajaTakdir memaksa senja untuk mencintai sebuah luka atas penghiatan yang telah dilakukan Rega. Senja bersyukur karena luka telah mengantarkannya kepada sebuah kebahagiaan ,bersama harapan yang telah hilang