"Kenapa kau ada di sini?"
suara seorang wanita terdengar di dalam kegelapan yang dalam. Aku mulai mencari arah suara itu berasal walaupun yang terlihat di depan mataku hanyalah kegelapan tak berujung. Namun beberapa saat kemudian aku pun menemukan asal suara yang tadi bertanya padaku. Terlihat sesosok bayangan berwarna abu-abu dari kejauhan yang sedang meringkuk memeluk kedua lututnya.
"Maaf, siapa disana?" Aku pun mulai bertanya pada sosok itu.
"Kau tidak mengingatku?" Dia kembali bertanya.
Aku tidak mengerti, apa dia bisa melihat wujudku walaupun gelap seperti ini? Mungkin karena dia sudah disini cukup lama dan penglihatannya jadi terbiasa dengan kegelapan ini. Berbeda denganku yang baru pertama kali berada disini dan belum terbiasa dengan pencahayaan minim seperti ini.
"Ha-ah..." suara itu seperti mengisyaratkan kalau dia kesal namun terdengar cukup lemah untuk orang yang sedang kesal, "Kenapa kau tidak mengingatku? padahal aku saja masih ingat denganmu, Heejin?"
"Ke-kenapa kamu...?" Jujur, aku terkejut saat mendengar dia menyebutkan namaku.
"Heh, aku tahu karena hanya kau manusia yang mampu melukaiku seperti waktu itu."
"Melukai? Hah!?" aku mulai mempersiapkan kuda-kuda untuk bertarung, karena aku tahu siapa yang sedang aku ajak bicara ini.
"Apa kau sudah ingat?"
Tentu saja aku mengingatnya. Dari sekian banyak orang, kenapa aku harus bertemu dengannya disini? Bukankah dulu kita selalu berusaha untuk saling membunuh satu sama lain?
"Hehe, jangan terlalu kaku seperti itu..." Gadis yang meringkuk itu tertawa seakan ada yang lucu. "Kau tidak perlu untuk menyerangku, lagi pula aku sudah mati."
"A-apa maksudmu?" Aku tertegun untuk beberapa saat. Dia bilang dia mati? Apa karena ulahku waktu itu? Sepertinya tidak, karena waktu itu dia masih sempat untuk mengejeku. Jadi kenapa dia bilang kalau dia sudah mati?
"Kau tahu bunga yang telah layu tidak mungkin bisa untuk merekah kembali dan menjadi buah yang segar. Tapi bunga yang layu itu jatuh ketanah dan menjadi nutrisi untuh bunga-bunga yang lain. Bukankah itu terdengar cukup keren?"
"Bunga? menjadi nutrisi untuk yang lain? Bicara apa kamu ini, aku gak ngerti sama sekali..." untuk beberapa saat aku mulai bisa melihatnya walaupun masih remang-remang.
"Haah... " kulihat dia kembali menghela nafas dan menatap kearahku dengan mata hitamnya yang datar "Akan ku jelaskan lebih simpel lagi. Sekarang aku sudah tidak memiliki urusan lagi dengan Dunia itu."
"Hmmm..." Heejin terlihat berpikir keras.
"Jangan bilang kau juga tidak mengerti dengan penjelasan se-simple itu?"
"Ti-tidak, aku ngerti, kok!"
"Baiklah, aku anggap kau mengerti. Tapi apa yang kau lakukan disini?"
Aku mulai duduk menyilangkan kakiku dihadapannya. Kini matanya yang berwarna hitam sehitam ruangan ini menatapku dengan tajam. Entah kenapa dia tampak terganggu dengan keberadaanku saat ini.
"Kenapa kamu menatapku seperti itu?"
"Seharusnya aku yang bertanya, kenapa kau terlalu dekat?"
"ah, benar juga! Kita kan musuh..." Aku mundur beberapa langkah menjauh darinya.
"Sekarang apa yang kau inginkan?"
"Wah, kamu tidak sabaran ya orangnya?"
"Cepat jawab, atau aku tidak mau bicara dengamu!"
"Oke, oke, aku akan bicara..."
"..." Wajah kesalnya sama sekali tidak berubah sejak awal bertemu tadi.
"Yang aku inginkan adalah..."
"..."
"Balas dendam!"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SAGA OF LOONAVERSE || LOONA OT 12
FanfictionHeejin bertemu dengan seorang gadis misterius yang berasal dari Dunia lain yang membantunya melawan Shadow yang akan menghancurkan Dunia. Bersama dengan sepuluh gadis lainnya mereka harus menghentikan kehancuran dunia dengan darah, keringat dan air...