Chapter 21 : Heejin VS Hari

109 25 1
                                    

"Heejin, kamu tidak apa-apa?" Tanya seorang perempuan kepada Heejin.

"Tentu saja, aku sudah siap dengan pertarungan ini sejak awal, Unnie."

"Tapi lawanmu Rank B, kamu mungkin bakalan kesulitan."

"Siyeon Unnie tenang saja, ini hanya latih tanding, jadi aku kemungkinan tidak akan mengalami luka serius."

"Tapi tetap saja, kamu mukin akan di permalukan di luar saja."

"Aku sudah siap. Lagi pula aku menerima tantangan ini bukan untuk kalah, tapi untuk membuktikan pada mereka kalau rank atau tingkatan itu tidak bisa mebeda-bedakan kita."

Siyeon yang mendengar itu hanya bisa terdiam dan tak mampu mencegah Heejin untuk bertarung. Di lain sisi Heejin benar-benar sangat percaya diri, dia benar-benar ingin membuktikan kalau peringkat bukanlah segalanya. Di tambah dia ingin membuktikan dirinya sebagai pemilik Vivid di hadapan Jihyun.

Tak lama kemudian kedua petarung sudah bersiap di sisi yang berlawanan. Yang menjadi wasit untuk pertarungan ini adalah Siyeon. Dia berinisiatif menjadi wasit karena dia tidak ingin anak buahnya yaitu Heejin terluka parah. Jadi sebelum sesuatu yang buruk terjadi, dia bisa menghentikan pertandingan dan menolong Heejin.

"Heh, Rank E, kau sepertinya sangat percaya diri, apa kau siap untuk kalah?"

"Mana mungkin aku begitu, unnie? Aku disini karena aku ingin menang." Jawab Heejin membuat Hari semakin jengkel.

"Baiklah, pertarungan kali ini adalah pertarungan bebas satu lawan satu. Kalian bisa memakai senjata apa saja yang ada di sini, tapi tetap jaga senjata kalian di mode safe. Jangan melukai tubuh lawan terlalu berat, jangan menggunkan sihir yang mematikan dan yang terakhir jagalah sportifitas kalian. Apa kalian mengerti?"

Heejin dan Hari menyetujui aturan yang dikatakan oleh Siyeon tadi.

Hari dengan segera mengambil sebuah sejata tombak latihan yang di sediakan disana, dia mengisi tombak itu dengan mananya hingga pedang itu bersinar warna biru.

Heejin mengerti kalau senjata itu berwarna biru berarti senjata itu berada dalam mode aman yang tidak melukai tubuh lawannya, tapi walaupun begitu Heejin tahu kalau benda itu mengenai tubuhnya dia tetap akan merasa sakit.

Setelah lama berpikir, Heejin akhirnya mengambil sebuah pedang latihan. Pedang ini memang tidak seringan Vivid tapi ukuran dan panjangnya hampir mirip dengan pedang legendaris itu, jadi Heejin memilihnya.

Namun saat dia mencoba mengaliri mana kedalam pedang itu, pedang itu tidak mau menyala.

"Haha lihat itu, bahkan sejata sihir tidak mau di aliri dengan mananya." Hari tertawa mengejek.

Heejin yang tahu dia tidak tidak memiliki bakat sihir hanya bisa menerima kalau dia tidak bisa menggunakan sejata itu, jadi pada akhirnya dia mengurungkan niatnya untuk memakai sejata itu dan menyimpannya kembali ketempat semula.

"Heejin, apa kamu tidak akan menggunakan senjata?"

"Ya. Karena sepertinya tidak ada yang cocok denganku. Jadi aku akan coba mengalahkannya dengan tangan kosong."

Mendengar itu Hari malah merasa marah, "Apa kau sedang meremehkanku, Rank E?"

Heejin tidak membalas dan hanya mempersiapkan kuda-kudanya.

Walaupun dia tidak belajar bela diri secara spesifik, tapi dia sering berlatih tendangan langit bersama Hyunjin dan berkat bakat alaminya yang mampu meniru gerakan Hyunjin dengan cepat akhirnya dia mampu mempelajari dasar-dasar bela diri tendangan langit yang berasal dari dunia Hyunjin.

Di podium penonton Jinny, Jihyun dan Hyejoo sedang memperhatikan pertandingan dengan tenang.

"Unnie, apa unnie tahu gerakan kuda-kuda itu?" Hyejoo mulai bertanya pada Jinny.

THE SAGA OF LOONAVERSE || LOONA OT 12Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang