Eleventh

464 85 2
                                    

Selamat membaca

****************************
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
••••••••••••••

   
      "Kyungie...?dimana kau sayang??" Pria bertelinga lebar siapa lagi kalau bukan Chanyeol. Jangan lupakan tangan dan kakinya yang masih setia memegang dan mendorong trolinya. Melewati rak rak berisi makanan mulai dari yang berbahan mentah hingga yang sudah siap dilahap. Ia tengah mencari gadisnya, gadis yang sudah menjadi kekasihnya satu bulan yang lalu.

  
        Awalnya Chanyeol ragu akan perasaan yang ia miliki namun beberapa lama keduanya sering bersama sama akhirnya Chanyeol memantapkan hatinya pada gadis manisnya. Hatinya kini sudah dipenuhi gadis itu, mengikatnya dalam satu hubungan meski hanya pasangan kekasih saja.

          "Channie... kau disini rupanya" Kyungsoo muncul dengan tumpukan makanan ringan juga roti dengan rasa kesukaannya ditangannya. Berjalan menghampiri Chanyeol lalu memasukkan makanan makanam itu kedalam troli yang Chanyeol dorong sedari tadi.

        "Kyungie..darimana saja eoh??aku mencarimu" Chanyeol bertanya setelah Kyungsoonya bergelayut manja di tangannya.

       "Aku hanya mengambil ini dan itu" tunjuk Kyungsoo pada makanan makanan yang ia masukkan baru saja.

        "Arasseo..baiklah sekarang kita kekasir untuk membayar ini lalu keluar dari tempat ini..aku sudah bosan" ungkap Chanyeol sejujurnya.

      "Ah baiklah, aku juga sudah selesai Channie" senyum Kyungsoo

      Keduanya berjalan beriring kekasir, troli kembali didorong menuju kasir.

-

-

-

-

-

-



"Bagaimana??apa ada perubahan?? " pria itu tampak gusar. Keadaannya sangat kacau karna perusahaannya.

       Menggeleng. Sekretarisnya hanya menggeleng sebagai jawaban. "Maaf tuan dana yang kita dapatkan saat ini belum cukup untuk menyelamatkan perusahaan ini" jelasnya.

      Berpikir keras apa yang harus ia lakukan, sisa tabungan perusahaannya bahkan masih belum cukup untuk menutupi kerugian besar yang dialami. "Hmm apa lagi sekarang, bahkan dana sebesar itu belum mampu mengatasi masalah perusahaan ini" ungkap pria paruh baya itu menggaruk dagunya yang sebenarnya tidak gatal.

        "Setidaknya ada perusahaan yang bersedia menyuntikkan dana yang cukup besar agar perusahaan ini bisa bertahan tuan" saran sekretarisnya.

      "Hmm...." berpikir sejenak akhirnya pria itu mendapatkan ide yang sangat bagus. Ia yakin jika ia berhasil maka perusahaan ini pasti bisa diselamatkan. "Kau benar sekali dan Ya aku sudah tau apa yang harus kulakukan" senyumnya tersungging.

-

-

-


-

-

Is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang