Nineteenth

277 55 2
                                    


       Bingung harus bagaimana ia menjawab Kyungsoo, apa ia tetap mengacuhkan wanita itu atau menyambutnya hangat. Itu terasa canggung pasti nantinya. Dia ragu.

          Ia masih tetap diam tidak berniat membuka mulut bahkan untuk mengucap satu kata seperti 'terimakasih'.

        Sejenak Kyungsoo tertunduk sedih juga sesak, sejak kejadian dulu ketika Chanyeol memintanya datang kekafe yang berujung kekecewaan yang ia berikan hingga mereka di pertemukan kembali di atas altar. Chanyeol berubah total. Sadar Kyungsoolah penyebabnya, ia sadar dirinya salah dalam hal ini.

       Kyungsoo kembali mengangkat kepalanya lalu tersenyum semampunya "ahh maaf jika aku mengganggu Chan, aku hanya ingin mengantarkan itu saja. Aku akan langsung pulang kalau begitu" Kyungsoo keluar dari ruangan Chanyeol.

        Selepas kepergian Kyungsoo "Huhh..." Chanyeol menghela nafas kasar, apa itu barusan. Masih saja kata-kata Kyungsoo yang membuatnya begitu sangat kecewa, terngiang mengganggu dirinya. Kejadian yang memukul keras hatinya hingga tertinggal memar yang lebih menyakitkan dari luka goresan.

      Jauh dalam hatinya masih ada sosok Kyungsoo disana sebagai pemilik tahta. Namun tak sebesar dulu atau mungkin dia hanya meragu. Dia tahu pasti Kyungsoo bukan tipe wanita yang hanya memandang harta,pikirkan saja apa dia mau bersama dengan pria seperti Chanyeol yang pada saat itu belum di ketahui pasti oleh Kyungsoo apa pekerjaan juga latar belakang Chanyeol.


    Bagaimana pun tetap saja kejadian itu mendominasi pikirannya dan tetap diam mengacuhkan wanita malang itu.

      Tinggalkan Chanyeol dengan pikirannya yang berkecambuk. Di sisi lain Kyungsoo tengah berada di taman yang tak jauh lokasinya dari perusahaan Chanyeol. Wajahnya sendu dengan mata yang memerah mengeluarkan setetes cairan bening yang mengalir dipipi manisnya.

       Sebuah tangan terulur menghapus airmata Kyungsoo "berhenti menangis, kau terlihat jelek seperti ini". Kyungsoo menatap sedih bercampur kaget.
























.

      "Taehyung? Kau disini" segera Kyungsoo mengusap matanya menghapus air matanya dan kembali tersenyum walau terlihat jelas kesedihan masih lebih besar dalam senyumannya.

      Mengangguk "hmm, aku ada urusan pekerjaan di daerah sini" Taehyung segera duduk disebelah kanan Kyungsoo.  "kau sedang apa disini? Dan apa itu, kau menangis?"

      "bukan, ak..aku hanya kelilipan. Ya kelilipan saja" ucap Kyungsoo gelagapan bak seorang pencuri yang sudah tertangkap basah.

       "tidak perlu mengelak Kyung, wajahmu menjelaskan semuanya. Kau sedang ada masalah bukan?" yakin Taehyung, jelas Kyungsoo begitu bersedih apa itu hanya kelilipan tentu dia tidak bodoh untuk menyadarinya.

       Kyungsoo tertunduk bingung harus menjawab apa, dia tidak ingin masalah rumah tangganya diketahui. Ini masalahnya dan harus diselesaikan sendiri, dia tidak ingin melibatkan orang lain dalam hal ini terutama jika itu adalah seorang pria. Menggigit bibirnya pelan, mencari alasan apa yang harus ia katakan pada Taehyung. "emm.. Aku" ragu, "aku hanya merindukan eommaku Tae-ya, i..iya aku merindukannya"

        "Hah, begitu ya. Jangan menangis lagi Kyung, jika begitu ahjumma pasti sedih melihatmu begini" Agak ragu tapi akhirnya Taehyung memeluk Kyungsoo berharap pelukannya dapat menenangkan Kyungsoo.

        Kyungsoo yang awalnya kaget akan tindakan Taehyung yang tiba tiba namun akhirnya menerima pelukan itu "hangat"  begitu batinnya menyeruak. Air matanya kembali menetes,"biarkan tetap begini sebentar lagi" ucapnya lirih.

        Taehyung tersenyum senang, apa yang diharapkannya ternyata terjadi. Kyungsoo kini nyaman dalam pelukannya "Menangislah sampai kau puas Kyung, tapi setelah itu jangan lagi" mengusap lembut punggung Kyungsoo yang sudah bergetar akibat tangisnya yang sudah meledak akhirnya.

       Kyungsoo tidak dapat menahan hatinya, ia menangis sejadi jadinya. Kilas balik dimana ia berhasil menghancurkan cintanya hingga dipertemukan sebagai calon suami istri juga sikap acuh Chanyeol terputar didalam ingatanya.

       Untuk saat ini pelukan Taehyung memberinya kehangatan yang seharusnya dia dapatkan dari prianya Chanyeol. Erat mempererat pelukannya seperti meminta kehangatan yang lebih lagi.


       Taehyung sadar ini bukan sebuah kesedihan karna kerinduan Kyungsoo pada ibunya, kesedihan ini lebih mengacuh pada hati Kyungsoo yang kini sedang membutuhkan sebuah harapan untuk keteguhannya bertahan.


        "aku mengerti Kyung, jika kau tidak sanggup dan ingin menyerah. Ingatlah aku akan selalu ada bersamamu." Taehyung melonggarkan pelukannya.

      "rasanya lebih baik aku menyerah saja"-Kyungsoo,-

-

-

-

-

       Sementara itu, disebrang sana ada sepasang mata yang menyaksikan keduanya. Terlihat matanya penuh amarah, tangannya dikepal kuat menyalurkan emosinya.















Tebece

************************

Happy new year gaes, maaf baru up sekarang. Semenjak korona datang aku sibuk dengan tugas tugas daring yang menumpuk.
Maaf karna baru up nya sekarang, maaf juga ceritanya semakin gak jelas gini
Duh aduh
Semoga kaliam suka ya
Selamat membaca jgn lupa dukungannya.

      

Is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang