Chapter 18 - Failed

7.9K 397 14
                                    

Author POV

Satria terduduk di balkon kamarnya memandang langit malam sambil memeluk sebuah gitar. Hatinya masih tak menentu. Bagaimana bisa seorang yang ada di hatinya malah memilih bersama orang yang baru dia kenal? Bahkan sudah berbulan dekat, tapi seseorang itu tak menyadari sebuah perasaan dari seorang Satria dan dengan mudahnya menerima cinta orang lain yang belum tentu. Satria hanya diam, baru kali ini dia merasakan sakit yang teramat hanya karna perempuan bahkan rasanya sama dengan saat Sabrina pergi meninggalkannya. Walaupun dia sudah menyiapkan hatinya untuk kehilangan, tapi tetap saja hatinya tersayat pedang tajam. Baru kali ini merasakan jatuh cinta dan harus merasakan patah hati pertama pula. Bukankah keduanya memang satu paket?

Satria lagi-lagi meremas kaosnya merasakan luka. Mungkin ini aneh, seorang cowok akan sepatah hai ini ditinggal jadian oleh seorang gebetan, tapi nyatanya? Satria benar-benar merasakannya. Matanya menatap langit. Membayangkan tangan mungil Dissa kini digenggam oleh orang lain, bukan lagi dirinya.

Harusnya gue bisa ngungkapin perasaan ini...

Harusnya gue yang tetep genggam tangannya...

Harusnya gue yang selalu ada buat dia...

Harusnya gue yang jadi miliknya dan dia milikku...

Tapi...

Harusnya gue gak senyesel ini. Karna penyesalan tak berarti apapun.

Satria mencoba tersenyum mendengar gejolak batinnya. Kemudian, dia memindah posisi dan memulai menekan kunci pada gitarnya, bernyanyi bersama malam.

Sudah sewindu, ku di dekatmu.

Ada di setiap pagi, di sepanjang harimu.

Tak mungkin bila engkau tak tahu

bila ku menyimpan rasa, yang ku pendam sejak lama.

Nyatanya dia memang tak tahu kan?

Setiap pagi, ku menunggu di depan pintu.

Siapkan senyum terbaikku.

Agar cerah harimu.

Cukup bagiku melihatmu tersenyum manis.

Di setiap pagimu, siangmu, malammu...

Satria tersenyum miris sembari melanjutkan lagunya. Entah lagu ini sangat mencerminkannya. Berniat menyindirnya kah?

Sesaat dia datang, pesona bagai pangeran.

Dan beri kau harapan,

bualan cinta di masa depan.

Engkau lupakan aku.

(Please Be) Mine [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang