Author POV
Satria segera berlari ke arah cafe yang disebutkan Dissa yang kebetulan se-mall. Pikirannya kacau, takut hal yang buruk menimpa Dissa, mengingat dia sangat rapuh. Tak sampai 5 menit, Satria sampai di depan pintu, mengedarkan pandangan dan melihat seseorang yang dicarinya. Gadis itu terlihat kacau, wajahnya ditutupi dengan kedua telapak tangannya. Punggungnya naik turun, sesenggukan.
"Dis? Lo kenapaa?" tanya Satria sambil menepuk punggung Dissa pelan.
Dissa mengangkat wajahnya perlahan saat mendengar suara sosok yang dikenalnya. "Saat, gue...gue salah," katanya sambil memeluk Satria, menangis di dalamnya.
"Ssst, udah," Satria yang langsung terkejut saat dipeluk hanya bisa menenangkan. Menepuk-nepuk pungung Dissa dan membiarkannya menangis, toh tangisan bisa menenangkan. Terserah apa kata orang sekitar, dia tak peduli, hanya Dissa proritasnya kali ini. Walaupun dia masih belum tau apa yang menyebabkan ini terjadi, setidaknya dia bisa kembali merasakan rasa ini. Dissa terlihat melonggarkan pelukannya, tangisnya pun mulai reda. Satria mengajaknya duduk kembali dan Dissa hanya menurut. Satria mengusap pipi Dissa yang masih penuh air mata. Dari jarak sedekat ini, Satria bisa melihat mata Dissa yang sendu.
"Ssst, udah jangan nangis lagi yaa," bujuk Satria.
"Mereka bener Sat..."
"Maksutnya?"
"Yaa.. Andre cuman cowok playboy dan brengsek."
Seketika amarah Satria memuncak, "Lo diapain sama dia?"
"Dia jahat Sat..."
"Tapi lo gak papa kan?"
Dissa hanya menggeleng.
"Jadi, siap untuk cerita? Kalo gak, gue tungguin sampe lo siap."
"Gue mau cerita, sekarang."
Satria mengangguk sambil membenarkan letak rambut Dissa yang berantakan.
Dissa memulai ceritanya, berawal dari dia masuk ke cafe ini dan duduk setelah memesan makanan. Dia hanya duduk sendiri, padaha disini mayoritas semuanya berpasangan, kalo tidak pun pasti sama temen. Sampai dia tertarik pada pembicaraan dua orang di belakangnya, seorang cewek dan seorang lagi cowok.
"Jadi gimana udah dapetin tuh si Dissa?" tanya cewek itu yang otomatis membuat Dissa terkejut. Kenapa mereka membawa-bawa namanya?
"Ya, dengan mudah!" balas si cowok yang membuat Dissa double kaget. Itu suara sangat Dissa hafal, diluar kepala. Suara yang akhir ini menemaninya. Dissa masih mencoba mendengarkan, apa yang mereka bicarakan.
"Jadi kamu menang taruhan?"
"Pasti lah sayang."
Emosi Dissa memuncak. Jadi dia hanya sebagai bahan taruhan?! Bodoh sekali slama ini. Bahkan dia berani memacari Dissa saat dia bersama cewek lain.
Dasar gila! Cowok gilaa!
Dissa beranjak dari tempatnya, berbalik. Mengambil Orange juicenya dan dituangkan di atas rambut Andre. Andre yang merasakan cairan kental di rambutnya langsung mendongak.
"Sh*t!" umpatnya.
"Lo apa-apaan Dis!"
"Lo yang apa-apaan!"
Kemudian dia tertawa, "Hahaha bahkan lo udah tau sendiri kejadiannya. Thanks udah bantu gue buat menang, gadis kecil," katanya sambil menyeringai memegang dagu Dissa yang seketika ditepis Dissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Please Be) Mine [completed]
Novela JuvenilTak mudah menyadari cinta yang tulus walau dia sudah di depan mata, tak mudah pula untuk memilikinya walau cinta selalu berbunga *** Cover by : just-anny