Chapter 11 - Kecelakaan

9.1K 421 8
                                    

Oh senangnya kalo besok hari minggu. Gak terasa juga ya udah hampir satu semester jadi anak kelas 11. Habis ini kelas 12 dong ya? Oh My God! Ah lebay mah Dissa.

Sepi banget sih malem ini, padahal kan ini malem minggu. Mama-Papa ada bisnis di luar kota, entah aku juga gak tau bisnis apaan. Kak Ryan? barusan aja pergi mau kencan katanya, Anniversary ke-3. Aduh enaknya kalo langgeng. Lha sini? masih ngejomblo. Ish.

Ku rebahkan tubuhku ke kasur sambil mencari-cari posisi yang pas. Kulihat whatsapp rame dari grup kelas, tapi yang paling rame dari grup partner gila. Cuman berlima tapi bacot semua. Apalagi tuh si jarjit.

Radit Lagi malming nih lo yang ngejomblo pada ngapain?

Devan Lo jomblo oon!

Sheilla Ih gue sih gak jomblo yaa sorry deh:p

Radit Gue memilih single, kalo mau ngelepas jomblo tuh cewek pada ngantri

Satria Iya, cewek ngantri tapi sayangnya cewek jadi-jadian.

Radit Sialan lo! Gini-gini gue laku yaa.

Tuh contohnya, bacot-bacot gak jelas, tapi gue seneng liatnya. Jadi pengen ikutan isengin si jarjit

Dissa Laku brapa mas? seribu perak?

Cting

Radit Sialan lo Dis! Emang dikira gue apaan.

Cting, Cting, Cting....

Dan ini semua membuat iphoneku bunyi gak jelas.

Kring... Kring...

Suara telepon rumah. Siapa yang malem-malem gini. Aku beranjak keluar kamar dan mengangkatnya.

"Benar kediaman Ryan Satya Adiasta?"

"Ya, benar. Saya adiknya," kataku.

"Kami dari kepolisian, mengabarkan kakak saudari mengalami kecelakaan beruntun keadaannya koma di rumah sakit pelita asri."

Jedyar, rasanya ada yang menghantam jantungku. Kak Ryan? Gak! Pasti salah! Kak Ryan kecelakaan? Koma? Gak! Salah! Gak mungkin! Kak Ryaaaaaannn! Tubuhku melemas dan terjatuh duduk di lantai.

"Selamat malam."

Suara itu suara terakhir pak polisi. Tadi bener kak Ryan?

"Kak Ryaan!" teriakku tanpa sadar. Aku terisak, menangis.

Bik Imah datang dengan tergopoh-gopoh, "ada apa mbak?"

"Kak Ryaaan, kece.. lakaan," kataku.

"Astaughfirullahaladziiiim," teriaknya kaget.

Aku bangkit berdiri, aku gak mau kehilangannya, jadi kuputuskan pergi ke rumah sakit. Kak Ryan pasti kuat!

"Mbak mau kemana?"

"Mau ke rumah sakit bik, tolong kabarkan mama-papa. Nanti kalo aku sampe rumah sakit, aku bakal telfon Mama," kataku kini lebih tegar. Bik Imah mengangguk dan keluar untuk membuka pagar saat aku mengambil kunci mobil.

***

Setelah sampai di rumah sakit, aku masuk ke ruang UGD, karena kemungkinan besar pasti masih disana.

(Please Be) Mine [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang