Kasih,
Ada debar yang sukar terjabar ketika kau memberi kabar. Ada hasrat yang ingin kubagi namun kuurungkan karena sadar kau takkan peduli. Aku memeluk lebam separah ini tanpa kau ketahui. Kumohon jangan beranja pergi, aku mempertaruhkan banyak hal—termasuk hati ini.Penantian tak kunjung jua. Berkali-kali menghibur diri, makin hati gelisah tak karuan. Membuka tabir perasaan semakin dalam, hanya akan meninggalkan bekas luka yang makin tajam. Biarkan menjadi penantian dalam angan yang tak tersampaikan.
Dan aku menikmati dalam penantian kesendirian ini. Kasih ... Jika aku ada dalam napasmu, maka aku akan merasa ada. Jika memang diriku hanya bayang yang menyulitkanmu, biarkan aku menjadi pengagummu dari jauh.
Sekarang aku mengerti, bahwa rasa ini tidak pernah terjadi. Hanya obsesi akan ekspetasi dan halusinasi tinggi, juga hanya minpi yang kini kenyataan menamparku untuk menyadari.
Sore ini kusadari bahwa tak hanya senja yang indah, melainkan juga senyummu yang merekah. Malam ini kutatapi nabastala. Menghitung berjuta bintang yang menetap dan bersetia padanya. Kuharap kamu juga. Esok pagi kan kusapa mentari, yang hangatnya memeluk bumi. Kutitipkan pelukku padanya agar hangatnya sampai ke tubuhmu jua.
Sinar rembulan tak mampu menyinari sepi hati yang bertabur rindu untuk dirimu yang jauh di sana. Kerlinang air mata selalu menyapa di setiap sudut cinta.
Kontributor :
Aimer
Ree Kyung
F Rosya
Azizah
Kukuhanjani
Mepha
Mas Val
KAMU SEDANG MEMBACA
SEHIMPUN ADIRASA
PoetryBerisikan tentang kumpulan puisi karya SAHABAT SASI yang terpilih