RANTING PUISI BAG. 9 (SASI 7)

73 10 0
                                    

Lirih suaramu pilu. Di antara lembayung engkau sendu. Sendu membiru, sembab kudibuat rindu. Rindu yang tak kunjung terobati. Rindu yang masih senantiasa bersemayam dalam hati.

Kita memelihara rindu, tuk kemudian dibayar temu. Temu yang kutunggu hanyalah semu berselimut ragu. Ragu yang telah membuat hati ini selalu tak tentu. Tentu membuat aku menjadi begitu candu.

Candu merindumu tercipta dari canda yang menyeruak diantara kita. Kita yang kurasa telah melebur menjadi cinta, namun ternyata, aku dan kamu hanyalah dua asing yang kemudian sempat bersama.

Bersama namun,terasa seperti terpisah.
Dekat namun, seakan memiliki jarak. Memiliki namun, nyatanya cuma sekadar halusinasi. Halusinasi yang seakan terasa begitu nyata.

Kau angan yang belum sempat jadi kenyataan. Namun, kau lebih dulu hilang. Hilang tanpa jejak entah kemana seolah-olah telah ditelan bumi.

Bumi begitu luas, terdapat perempuan yang banyak di sana. Tapi, entah mengapa hanya kaulah yang kusayang. Ada getaran hebat yang merambat pada kalbuku saat kutatap indah matamu. Hatiku memilihmu menjadi Raja di singgasana hatiku.

Namun, kau hancurkan hati yang tulus mencintaimu dengan penghianatanmu. Pengkhianatan yang bahkan tak pernah terpikirkan olehku. Tanpa peduli jikalau aku akan patah karena luka yang kau ciptakan itu. Bahkan kau pergi meninggalkanku tanpa sepatah kata pun.

Kontributor ;
Aimer
Railo
Fitri
Choco
Amm
Fii
Fathur
Rider👻
Naniw
Fräulein_Skript
Vsaturnus
Astrid

SEHIMPUN ADIRASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang