RANTING PUISI BAG. 8 (SASI 6)

60 3 0
                                    

Lirih suaramu pilu. Di antara lembayung engkau sendu. Sendu netramu hampir menyayingi sosok senja. Senja selalu menampakkan bayang redup milikmu tuk setia menjadi angan bagiku. Bagiku pun kau  bayangan yang acapkali aku kejar, meski aku tahu takkan ada ujung tuk melakukannya.

Melakukannya untuk sebuah kenangan baru bersama engkau. Engkau yang menghadirkan setitik harapan di sela embusan hilir angin yang menerjang. Menerjang di setiap jajaran bunga. Bunga yang bermekar ketika pilu tak lagi menjamu.

Menjamu sebuah rindu yang akan singgah.
Singgahmu ternyata singkat, hanya menyisakan kenangan yang selalu jdi bayang. Hingga tak luput Sang bayang hanya pupus teronggak oleh alur waktu yang nenjajah begitu cepat, hanya puing puing dari sisa kenangan yang kudapat kini.

Kini, mungkin asaku luntur. Meluruh bersama senja yang kian melepas peluk pada Sang langit. Langit yang membelah gurat sembari tersenyum renyah seakan tak ingin hilang dari gengaman. Genggaman hangat tanganmu hanya akan menjadi angan yang sangat menyenangkan sekaligus menyakitkan disaat bersamaan, namun perlu kau ketahui apa pun itu aku tetap mencintaimu.

Mencintaimu tanpa perlu tahu mengapa rasa ini bersemayam di lubuk hati selalu tahu di mana persinggahan terakhir meski tak bisa tau siapa yang menanti. Menanti asa yang kau bawa tak berkata untuk kembali.

Kembali lagi barangkali tuk mengembalikan satu rindu dari berjuta rindu yang aku titipkan kepada bintang malam. Malam yang selalu membawa rasa dingin, dan mampu berubah menjadi hangat karena rasa yang terus meyakin.
Menyakinku pada harap menembus arus meraung tak terjamah (war).

Kontributor ;
Aimer
Gerhan
Asya
Arfina
Deyken
Ayu
Fitri
Ersiana
Wulan
Eggy
Putri Cell
Rizki Ayu
Fata I.
Pety M. Rizky
War

SEHIMPUN ADIRASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang